3| The Sinister

184 30 0
                                    

Pagi-pagi Kelly sudah anteng duduk di kursinya dengan tangan yang menumpu kepala. Wajah manisnya tersapu matahari pagi yang lewat dari celah jendela sedangkan mata cokelatnya menatap lamat kertas hitam bertinta putih diatas mejanya. Otak kosongnya tak mampu mencerna kata-perkata berbahasa inggris yang terukir diatas kartu hitam tersebut.

Beberapa kali si gadis yang berpenghuni sendiri di kelas menghembuskan napasnya. Beberapa murid dikelas itu berdatangan, terheran melihat si gadis yang baru-baru ini gemar memasuki kelas secara terlambat ternyata hari ini sudah duduk manis di kursinya.

Kelly menunggu sahabat-sahabatnya untuk datang, meminta bantuan mereka untuk menerjemahkan prakata yang ada di kartu hitam miliknya.

"Dih, curut tumbenan lo udah di kelas aja?!" sial, Kelly sebal sekali dengan pemilik suara kurang ajar yang mengatainya dengan hewan menjijikan itu. Siapalagi yang berani mencari masalah dengannya sepagi ini selain Gio— si anggota basket yang memiliki kulit berwarna gelap dengan wajah khas mas-mas Jawa yang manis. Pemuda itu mendekati meja Kelly untuk duduk di samping gadis itu.

Gadis yang dipanggil 'curut' hanya membalas dengan tatapan sinis, ketara sekali dirinya tidak sedang bisa diganggu. Mood-nya benar-benar jelek. "Mau apa lo?!" Kelly bertanya galak ketika matanya melihat pergerakan Gio yang menggeser kursi kosong milik Theresia. Gio hanya tergelak menanggapi gadis itu, ia menaruh bola basket yang sengaja ia bawa dari rumah untuk latihan basket hari ini diatas meja, sedangkan lengannya ia tumpu diatas bola.

"Kenapa si sama gue kaya maung gini? Giliran sama cowok sekolah sebelah aja centil banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa si sama gue kaya maung gini? Giliran sama cowok sekolah sebelah aja centil banget." Gio tersenyum jenaka. Kelly meringis di tempatnya, sial! Nampaknya seluruh murid disekolahnya tahu jika ia bagaikan penggemar fanatik seorang Theodore.

"Repot banget lo ngurusin gue," Kelly menyalak dengan kesal, ia sungguhan kesal dengan Gio ini.

"Ya kasian aja, halunya ketinggian." Gio menahan ketawanya dengan tangan berhiaskan jam tangan Casio.

Sebisa mungkin si gadis tidak tersinggung, ia menarik napasnya pelan secara dalam mencoba menahan segala emosinya. Bajingan tengik didepannya ini sungguh hebat dalam memporak-porandakan mood-nya. Ya walau yang diucapkan lelaki itu benar juga.

"Gio, gih balik ke kursi lo. Jangan sampe gue cabut kepala lo dari leher. Sana jauh-jauh!!" Kelly melotot galak. Berusaha sekeras mungkin menekan emosinya, dirinya tetap emosi. Bagaimana ya, Gio si sampah ini tidak bisa diperlakukan dengan penuh kelembutan.

Gio justru tergelak dengan ucapan Kelly yang menurutnya lucu, ditambah dengan ekspresi menggemaskan gadis itu. Ia memiliki kesenangan tersendiri ketika berhasil membuat gadis itu emosi. Gio hendak berdiri dari duduknya namun, mata tajamnya justru mendapati kertas kecil berwarna hitam bertuliskan tinta putih diatasnya. "Undangan ulang tahun?" Gio menunjuk kartu hitam diatas meja dengan matanya.

"Bukan urusan lo! Sana Pergi manusia jelek!" Kelly mendorong perut Gio, namun pemuda itu tidak bergeser barang sedikitpun. Gio justru mengambil cepat kartu hitam milik Kelly hingga gadis itu berdiri berusaha mengambil barang miliknya yang kini justru terangkat tinggi oleh Gio.

DIE FOR YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang