03 一 HEY, YOU!

141 21 6
                                    

Jika dipikir ulang lagi, Nio akan dengan gamblang mengaku jika dia menyesal melakukan penganiayaan terakhir kali. Akibatnya terlalu fatal baginya, terpisah dengan teman-temannya saja sudah menyiksa setengah mati, apalagi harus dimasukkan ke dalam sekolah ketat peraturan begini. Ini 'musibah' namanya!

Dulu dia sering membolos di warung kecil yang ada di samping sekolahnya, sedangkan sekarang? Jangankan berharap untuk bisa berjalan ke warung dengan bebas, bahkan untuk keluar dari arah depan melalui pos satpam saja harus pusing tujuh keliling sekedar memenuhi syarat-syaratnya.

Hembusan napas berat tak putus keluar dari mulut kecilnya. Nio kini hanya bisa terduduk pasrah di salah satu gazebo yang terletak tak jauh dari arah parkir. Kepalanya jatuh di atas meja dalam posisi miring menunju sisi kanannya. Nio mungkin sedang sangat kebingungan sekarang untuk menghabiskan sisa waktunya sampai nanti mendapat jemputan dari Yasha.

"Nggak pengen masuk kelas, Dik?"

Nio angkat kepalanya tatkala mendengar seseorang terasa tengah berbicara kepadanya. Sesosok pria bertubuh tambun dengan seragam satpam terlihat duduk di bangku depannya sambil meletakkan sebuah cangkir kopi miliknya yang masih terlihat mengepulkan asap transparan di atasnya. "Mau minum?" tawar beliau merasa paham melihat Nio yang sedang memperhatikan minumannya.

"Nggak suka kopi item," jawabnya lesu. "Di sini emang muridnya nggak pernah ada yang bolos, Pak? Sepi banget perasaan. Pada taat sama peraturan kali, ya?" Ia buka obrolan dengan nada santainya.

Beliau tersenyum kecil. "Ya biasalah, Dik. Bukannya taat peraturan, lebih ke takut dilaporkan ke orang tuanya aja. Soalnya bisa dibilang ada banyak mata-mata di sini karena-namanya juga sekolah anak dari orang berada. Memantau kelakuan mereka termasuk kewajiban tenaga pendidik. Mungkin itu jadi bentuk kewaspadaan sendiri untuk mereka supaya tidak berbuat macam-macam saat jam sekolah berlangsung."

Nio manggut-manggut. Penuturan pria itu nyatanya lebih bisa dipahami ketimbang penuturan Angga yang lebih ke arah mendiskriminasi sesuatu hanya berdasarkan sudut pandangnya saja.

Satu tenggakkan dari cairan berwarna hitam pekat tersebut menjadi awal dari obrolan mereka kembali. Untuk ukuran pria yang seharusnya kaku jika mengukur dari posisinya, rupanya beliau lebih enak untuk diajak bicara. Nio lumayan nyambung dengan setiap topik yang menjadi bahasan utama, meskipun tak selalunya tetap berada di situ-situ saja lantaran beliau lebih banyak mengalihkan pembahasan lain agar Nio tak canggung dengannya.

"Oh! Mas Gala mau ke mana toh?" pekik satpam tiba-tiba sembari menaruh seluruh atensi ke arah belakangnya.

"Bolos," jawab sosok tersebut dingin seraya melangkah gontai menuju parkir dengan tangan yang memegang sebuah kunci motor untuk dipamerkan.

Mendengar itu, Nio tentunya merasa terdistraksi dan langsung membalikkan badannya. Kata itulah yang sedang dicarinya sekarang. "Eh! Gue ikut lo, dong!" pintanya tak tahu malu, kemudian langsung mengejar sosok tersebut usai mengucapkan terima kasih kepada satpam yang dengan senang hati meluangkan waktu untuk mengobrol dengannya tadi.

Sekian lama berjalan, agaknya ia merasa terganggu sendiri mana kala terus diteriaki oleh Nio yang berjalan di belakangnya. Lelaki itu lantas membalikkan badan dan mengeluarkan air muka datarnya yang sarat merasa terganggu akan aksi sok kenal sok dekat yang dilakukan oleh Nio kini.

Dan Nio? Mana peduli!

"Gue ikut lo bolos, ya? Nebeng sampai depan juga nggak apa, deh. Please!" Kedua tangan disatukan agar semakin meyakinkan permohonannya dikabulkan oleh si lelaki yang entah siapa namanya itu.

Namun, Nio justru mendapat perlakuan membingungkan oleh lelaki tersebut begitu dia justru berjalan mendekati Nio dengan tatapan yang lagi-lagi sulit untuk terbaca olehnya. Kakinya spontan melangkah mundur beriringan dengan tungkai sang lelaki yang kian melangkah maju ke arahnya. Jakunnya naik turun, sedikit merasa waspada sehingga nyaris melayangkan tinjunya.

Entah ini merupakan sebuah keberuntungan karena tindakan lelaki itu ternyata tak seperti apa yang sedang dibayangkan, atau justru sebuah kesialan karena nyatanya dia sedang diabaikan!

Begitu santainya ketika mereka sudah berdiri hampir tak ada jarak, Nio yang refleks memejamkan mata malah mendapatkan dorongan pada kepalanya untuk sekedar membuat pemuda malang itu bergeser ke samping.

"Minggir," tuturnya datar tanpa ekspresi, lantas menghampiri motor berwarna hitam yang berdiri kokoh nan gagah untuk segera dinaiki olehnya.

Kurang ajar!

Si lelaki tampak mulai memasang helm ke atas kepalanya, kemudian menghidupkan mesin serta melakukan pemanasan sebentar pada sang kuda besi sebelum berakhir dijalankan oleh empunya.

Akan tetapi, rasa berat pada jok belakangnya menjadi sebuah tanda tanya sendiri. Lelaki itu awalnya tak ingin mengindahkannya. Hampir, seandainya sebuah tangan sempat memegang kedua pundaknya sebagai alat bantu agar ia bisa naik dengan mudah ke atas motor setinggi harapan tersebut.

Mata dengan iris sehitam arang tersebut spontan melotot tak terima. "Lo-"

"Pelan-pelan jalannya. Gue nggak tau pengen megang di mana gara-gara pegangan dibelakang kayaknya udah lo copotin semua. Biar apa, sih? Modus, ya?" Nio dengan senyum tanpa dosanya kini menyamankan diri di belakangnya.

Berdecak ketus, pada akhirnya lelaki itu putuskan untuk tak lagi peduli. Persetan dengan tas yang tertinggal di kelas, Nio dapat mengulas senyum sumringahnya lantaran merasa ada orang yang cukup baik hati ikut membantunya melarikan diri dari 'sekolah serasa penjara' ini.

Tanpa masalah yang menyertai, kepergian mereka kala itu terasa begitu mudah daripada kelihatannya.

Nio pikir, itu ada hubungannya dengan lelaki yang sedang memboncengnya ini.

୨୧

୨୧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gala Dewananda Mahawira.

kenalan duluan, deh wkwkwk. UDAH BISA PAKE FOTO, YAY

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CARAT CAKE  +jaenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang