52. F E A R

53 8 1
                                    

Satu minggu kemudian~

Jeonghan melangkah masuk ke dalam Yoon's Company diikuti oleh keempat sahabatnya. Kehadiran lima pria tampan itu, mampu membuat seluruh kaum hawa yang ada di dalam bangunan 50 lantai tersebut, menjadi begitu berisik, karena sibuk membicarakan kelima pria tampan tersebut.

Hanya Soonyoung yang meladeni para kaum hawa itu, sementara keempat pria lainnya memilih untuk mengacuhkan semua sapaan itu.

Terutama Jeonghan yang hanya menampilkan raut wajah dingin, padahal selama ini dia selalu membalas dengan ramah sapaan para karyawan, tidak perduli akan jabatan dan kedudukannya di perusahaan ini.

Tetapi semenjak satu minggu yang lalu, Jeonghan berubah menjadi sosok yang begitu dingin dan tidak tersentuh, para sahabatnya tidak dapat menebak apa yang ada di dalam kepala Jeonghan saat ini.

Bahkan ibu dan adiknya juga tidak dapat menghibur kesedihan yang tengah dirasakan oleh Jeonghan, mereka hanya dapat menemani dan memberikan sedikit ruang agar dia dapat menyembuhkan dirinya.

"Semoga beruntung Hyung, kami semua ada di sini, bersama denganmu" Soonyoung memeluk Jeonghan sekilas, dia menepuk bahu yang tidak bersemangat itu beberapa kali.

"Kami akan datang kapan pun kau membutuhkan kami, Hyung" Junhui juga memeluk Jeonghan, bergantian dengan Soonyoung.

"Kau tidak sendiri Hyung, ingat itu" Kini giliran Wonwoo yang memeluk Jeonghan.

Jeonghan hanya tersenyum tipis, "terimakasih" Ucapnya, seraya menatap wajah mereka satu persatu.

"Kalian sudah menemaniku sampai sejauh ini, aku pasti akan membalas semua kebaikan kalian suatu hari nanti"

"Eii~ Hyung! Jangan mengatakan hal seperti itu! Kita ini bersahabat, tentu saja harus saling membantu" Ucap Soonyoung. Membuat keempat pria lainnya yang ada di dalam kotak besi itu tertawa kecil.

"Kau yang seharusnya balas budi kepada Jeonghan Hyung, Kwon. Dia yang membereskan semua masalah yang kau buat selama ini" Wonwoo memukul belakang kepala Soonyoung, membuat pria yang rambutnya telah diwarnai menjadi abu-abu tersebut, berseru tidak terima.

Tingg ...

Bunyi denting halus, yang menandakan jika lift telah sampai pada lantai yang dituju, membuat mereka harus mengakhiri suasana hangat tersebut.

"Kalau begitu, kami akan menunggu di ruangan mu, Hyung. Kami akan mengawasi dari CCTV dan berjaga-jaga jika Taejoon muncul di rapat dewan direksi nanti"

Jeonghan menganggukkan kepala, dia menatap sejenak punggung ketiga orang yang melangkah keluar dari lift tersebut, sebelum pintu besi itu tertutup kembali, dan kini hanya tersisa dirinya serta Jihoon yang akan naik satu lantai lagi, menuju ruangan meeting, dimana rapat dewan direksi akan diadakan.

Rapat yang akan menjadi penentu, apakah Jeonghan dapat menjadi pemimpin selanjutnya dari Yoon's Company. Atau justru orang-orang tamak yang hendak mengambil alih Yoon's Company yang akan menang, dan menyigkirkannya dari perusahaan yang telah dijalankan oleh keluarganya selama lebih dari 80 tahun ini.

"Semuanya sudah diatur dengan baik, Hyung. Kau tidak perlu khawatir" Jihoon menepuk bahu Jeonghan, ketika pria itu berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup rapat.

Jeonghan menarik napas panjang, "aku tahu" Ucap Jeonghan dengan lirih.

Ia memejamkan mata sejenak dan kemudian menarik napas dalam, mempersiapkan diri untuk menghadapi orang-orang tamak dan bermuka dua di dalam sana, pasti akan menguras begitu banyak tenaga.

Jihoon membuka salah satu daun pintu, dan Jeonghan kembali memasang wajah angkuh miliknya, berusaha tidak menunjukkan kegelisahan yang tengah dia rasakan. Karena dia tengah memasuki medan pertempuran saat ini, jadi Jeonghan tidak boleh terlihat lemah sedikit pun.

SVT 95L : FEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang