Haii, kita ketemu lagi..
Maaf banget baru bisa up sekarang😌
*****
Happy Reading📖
.
.
.
.
.P
ada jam istirahat pertama, Delucia kini sudah berada di dekat taman sekolah, tepatnya di bawah pohon langganannya.
Gadis itu setiap bosan akan datang kesitu, walau hanya sekedar duduk atau membaca buku. Seperti halnya saat ini gadis itu sedang membaca buku novel miliknya.
Kalau ditanya, mengapa ia tidak di kelas atau kekantin seperti temannya yang lain, jawabannya adalah karena dia tidak punya teman untuk di ajak. Kalau dikelas pasti akan sangat ribut, lagipula tidak ada yang mau berteman dengannya.
Semua orang seakan menghindarinya, tak tau mengapa tapi itulah yang terjadi sekarang, tidak ada satupun orang yang mendekatinya, sekedar menyapa atau berbicara kepadanya pun tak ada, ralat, mungkin ada sebagian tapi hanya saat perkenalan sebagai siswa baru dan saat meraka membutuhkannya saja, lalu setelah itu tak ada lagi yang terjadi.
"Huh, membosankan" Delucia menutup buku yang dibacanya.
Gadis itu kembali menatap sekeliling, perasaan iri perlahan muncul dibenaknya, saat melihat beberapa siswa yang juga ada di dekat taman itu sedang bermain bersama teman mereka. Ia juga ingin seperti mereka, tapi..
"Apa Cia bisa?" Monolognya.
*****
"Woi bocil ngelamun aje lo!" Reflek buku yang ada di tangan Cia mendarat di kepala cowok itu, hingga membuatnya meringis kesakitan.
"Bikin kaget aja! Ngapain sih?!" Tanya gadis itu.
Masih dengan tangan mengusap kepalanya Zein menjawab. "Lo sendiri ngapain disini? Sendirian pulak, beneran nggak punya temen ya?" Tanya cowok itu balik.
"Itu tau, masih aja nanyak!" Delucia kembali memalingkan muka.
"Lo emang gak pantas punya temen sih, Cil" Zein ikut beranjak duduk disebelah gadis itu. Dia tidak sendiri, ada Vincent yang juga ikut dengannya.
"Kok malah duduk disini?!" Ketusnya.
"Lah? Napa emang, gue ini lagi berbaik hati buat nemenin lo" Sewot Zein balik.
"Ish Cia nggak butuh ditemenin, apalagi sama lo! Tapi kalo sama Kak Vincent nggak papa" ucap gadis itu menampilkan cengirannya.
"Dasar bocil"
"Dibilang Cia bukan bocil!" Ujar Delucia tak terima. Enak saja mengatai dia bocil, dia itu sedah dewasa tau.
"Iya, iya"
"Eh btw Kak, kalian nggak ada buka lowongan teman baru gitu?" Tanya Cia menatap kedua cowok itu.
"Ngapain, lo pikir kerjaan pake lowongan segala!"
"Ya enggak, sapatau aja kan, biar Cia bisa gabung"
"Lo temenan sama kita?" Tanya Zein.
"Mau! Emang boleh?" Tanyanya antusias.
"Boleh, tapi.." Zein menjeda ucapannya.
"Tapi apa?" Cia mulai penasaran.
"Tapi... Boongg, Hahaha" Zein tertawa keras, berhasil mengerjai gadis itu.
Kesal dengan kelakuan cowok itu, Cia pun melayangkan satu pukulan dilengan milik Zein.
"Ish, nyebelin banget sih!"
"Haha.. Muka lo serius bener"
"Tapi Cia beneran loh, angkat Cia jadi teman kalian yah?" Ucapnya memohon.
"Hmm gimana ya?" Zein bergaya seolah sedang berpikir.
"Boleh ya, yah?" Ucap Delucia dengan puppy eyesnya.
"Sen, gimana?" Zein malah bertanya ke Vincent.
"Terserah" Ucap cowok itu cuek.
"Hm, oke lo sekarang udah jadi temen angkat kita"
"Beneran?" Tanyanya dengan penuh binar. Dibalas anggukan dari Zein.
"Yey! Jadi kita sekarang temenan nih?" Tanya gadis itu memastikan.
"Iya, Cil"
"Yes! Teman baru" ucapanya senang.
*****
"Eh, Cil, lo kagak pulang?" Seru Zein yang baru saja tiba di area parkiran bersama Vincent.
"Ini Cia mau kedepan nunggu angkot buat pulang" sahut Delucia.
"Lo pulang naik angkot? Emang nggak du jemput gitu?" Zein bertanya penasaran.
"Iya emang kenapa? Cia nggak mau ngerepotin orang rumah" jelasnya.
"Ohh, pulang bareng kita aja, gimana? Sekalian peresmian lo jadi bagian kita" ajak Zein.
"Emang nggak apa-apa?" Cia malah bertanya balik.
"Gak papa lah, kan gue bilang sekalian kita peresmian lo jadi bagian dari kita" sahut Zein mengulang kata-katanya.
"Yaudah deh, Cia mau"
"Oke, lo bereng Vincent yah, gue lagi males boncengan" ujarnya langsung berjalan ketempat motornya terparkir tanpa rasa bersalah.
"Lah, gimana sih, kan dia yang ajak. Kok Cia malah diopor!" Gerutunya. Sedangkan Vincent hanya bisa diam pasrah-pasrah saja.
"Tapi nggak papa deh, Cia bareng Kak Vincent aja, ayok Kak" ujarnya, menarik tangan Vincent.
*****
Kini ketiganya sudah sampai di pekarangan rumah milik Delucia, setelah tadi pergi jalan-jalan sebentar. Mereka menghentikan motornya tepat di depan pagar rumah gadis itu. Disusul dengan Cia yang turun dari motor besar milik Vincent.
"Makasih Kak udah nganterin. Kalian mau mampir bentar nggak?" Tanya gadis itu.
"Gak usah" ujar Vincent
"Kalo diliat dari rumah lo, lo itu anak orkay, walau masih kayaan gue. Padahal tadi gue udah nethink duluan, kirain lo itu.. Sorry em kismin, soalnya lo bilang pulangnya pake angkot" Ujar Zein tanpa dosa.
"Ze!" Tegur Vincent
"Ya maap sen, gue kan gak tau"
"Makanya lo jangan liat orang dari luarnya doang!" Ketus Cia.
"Lagian, itu mobil dua keparkir depan rumah lo, tapi kok nggak dipake, buat jemput lo misalnya kalo lo emang gak bisa bawa mobil"
"Enggak papa, males aja, Cia pengen mandiri aja. "
"Eh, Non Cia udah pulang, maaf Mang tadi dari belakang jadi lama bukain gerbangnya."
"Enggak papa Mang" sahut Cia ramah.
"Ini temannya Non Cia yah? Masuk dulu Den" Ucap Mang Didi satpam dirumah milik Delucia.
"Nggak usah Mang, kami pulang aja, ini juga udah sore takut dicariin" ujar Zein tentu saja dengan sedikit berbohong. Memang siapa yang akan mencarinya mereka saja tidak peduli dengannya.
"Kalo gitu kami pamit" kali ini Vincent yang bicara.
"Cil, gue balik dulu yah, jangan kangen lo" Delucia memutar bola matanya. Namun tak urung dia juga mengangguk.
"Hati-hati" pesannya.
Setelahnya kedua cowok itu pun melajukan motornya meninggalkan halaman rumah gadis itu.
*****
Semoga suka🤗
See you❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCENT
RomanceKau tahu jumantara? iya benar langit. Aku begitu lancang menaruh damba padanya. banyak insan di jagat raya yang mengaguminya, Pantas memang, ia begitu istimewa dan adiwarna. benar, sosok pemuja sepertiku mana pantas bersanding dengannya. "Bahwa...