6. Sama-Sama Punya Luka

27 2 0
                                    

Hallo friend..

Lama ngak jumpa..

*****

"Manusia terlalu serakah untuk mencari yang lebih. Padahal, mensyukuri apa yang ada jauh lebih baik ketimbang menginginkan lebih".
.
.
.
.
.
.

Di malam yang sunyi seorang gadis terlihat berjalan tak tentu arah. Tangannya  berpegangan pada tali tas sekolah yang ada di punggungnya. Dengan pakaian sekolah SMA-nya yang masih melekat di badan gadis itu.

Kepalanya menunduk, melihat ke arah bawah. Sesekali pula kakinya yang masih di balut sepatu menendang kerikil yang ia jumpai dengan pelan.

Bukannya pulang kerumah, gadis itu malah berjalan di tengah kegelapan. Mengitari jalanan yang sepi. Entahlah rasanya ia tidak ingin pulang malam ini, rasanya begitu sesak jika mengingat rumah. Seolah-olah rumah yang akan ia tempati pulang akan menyambutnya dengan lebih banyak sesak lagi.

*****

Vincent, cowok itu sedang mengendarai motornya membelah jalan raya yang sunyi. Saat ia tak sengaja melihat seseorang yang dia kenali. Cowok itu dengan segera memelankan laju motornya lalu memberhentikannya tepat di samping seorang gadis.

"Lo ngapain di luar malam malam gini?" Sahut Vincent sedikit keras dari balik helm fullface nya.

Gadis itu mengangkat kepalanya yang semula menunduk lalu menoleh kearah Vincent. Terlihat raut kaget dari wajah gadis itu namun tidak sebanding dengan raut sendu yang di pancarkan nya.

"Kenapa?" Tanya Vincent saat tidak mendapat jawaban apapun. Sedangkan gadis yang di tanyainya hanya membisu sembari menundukkan kepalanya.

Karena tetap tidak mendapatkan jawaban cowok itu pun menghela napasnya pelan.

"Naik" Sahut Vincent.

"Ngg_"

"Gue gak terima penolakan! Cepetan naik!" Ucap Vincent cepat memotong perkataan cewek itu.

Akhirnya setelah beberapa menit terdiam, gadis itu pun naik ke atas motor Vincent. Lalu setelahnya cowok itu melajukan motornya di atas kecepatan rata-rata.

*****

Motor Vincent berhenti di dekat sebuah taman mini. Gadis yang berada di boncengannya pun turun di ikuti oleh cowok itu.

Vincent lalu menarik pergelangan tangan cewek itu lalu membawanya memasuki taman. Sesampainya di taman mereka berdua duduk di salah satu bangku kosong pada taman tersebut.

"Masih mau diem?" Sahut Vincent. Pasalnya semenjak mereka sampai, gadis di depannya masih terus diam dan enggan untuk mengeluarkan suara.

"Gu-gue gak tau harus ngomong apa" Ucap gadis itu pada akhirnya.

"Lo bisa cerita masalah, lo ke gue"

"Lo gak bakalan ngerti" Seru gadis itu.

"Gue gak akan ngerti kalo, lo gak cerita" Sahut Vincent membuat gadis di depannya terdiam lagi.

"Mama sama Papa ribut..." gadis itu menjeda ucapannya. Sedangkan Vincent masih tetap diam mendengarkan dan menunggu gadis itu melanjutkan ucapannya.

"Dan lagi-lagi yang mereka ributin tentang gue. Papa selalu sibuk dengan pekerjaannya dan Mama yang masih pengen gapai impiannya buat jadi model terkenal. Tapi sering di larang sama Papa dan alasannya karna gue di rumah gak ada yang nemenin. Dan itu buat Mama makin benci sama gue" Ucap gadis itu panjang lebar. Tatapannya sendu, matanya mulai berair.

LUCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang