Hai HaiGimana kabar kalian
Happy Reading📖
*****
"Hidup bukanlah masalah yang harus dipecahkan. Tetapi kenyataan untuk dialami"
.
.
.
.
.
.Delucia terlihat sedang berdiri di depan gerbang sekolah yang bertuliskan SMA CEMPAKA dengan seorang guru perempuan yang tampak sedang menceramahinya. Sungguh sangat sial ia dihari pertama masuk sekolah ditahun ajaran baru menjadi murid kelas X.
"Bisa bisanya kamu telat dihari pertama masuk sekolah!" Bentak guru perempuan itu. Yang diketahui bernama Yusita atau kerap dipanggil Ibu Yusi. Ibu Yusi sendiri adalah seorang guru BK muda bertubuh mungil. Namun siapa sangka meskipun masih muda dan bertubuh mungil ia terkenal sebagai guru killer dan sangat ditakuti oleh siswa. Karena jika dia sudah turun tangan maka habislah mereka.
"Saya minta maaf Bu. Tadi ada sedikit kecelakaan makanya saya telat" Sahut Cia sedikit gugup.
"Sekolah ini butuh siswa/siswi yang disiplin, bukan yang tidak tepat waktu seperti kamu!" Sahut Ibu Yusi tidak mau mendengarkan alasan Cia. Saat ia hendak kembali mengeluarkan suara tiba tiba ia menghentikannya ketika mendapati seorang siswa laki-laki datang dengan mengendarai motor berhenti di depan gerbang.
"Vincent!! Lagi lagi kamu terlambat" Sahut guru itu dangan tegas.
Mendengar nama yang di sebutkan guru perempuan itu sontak membuat Delucia yang awalnya berhadapan dengan Ibu Yusi berbalik menatap kearah sang empu. Ternyata dugaannya benar laki laki itu adalah orang yang ia temui pagi tadi.
"Saya heran dengan sekolah ini, kenapa bisa bisanya menerima siswa yang tidak bisa tepat waktu seperti kalian" tegas Ibu Yusi menunjuk kearah Delucia dan Vincent secara bergantian menggunakan tongkat kecil yang sering ia bawa.
Delucia hanya bisa menunduk takut sembari memainkan jemarinya. Sedangkan Vincent tampak terlihat tenang seperti tidak terjadi apa apa.
"Sekarang kalian berdua lari keliling lapangan. Untuk kamu Vincent lari 50 putaran dan kamu" menunjuk kearah Delucia "kamu lari 30 putaran".
"Maaf untuk hukuman dia tolong dikurangin" menatap keatah Cia yang juga menatapnya hingga kedua bola mata mereka berdua bertemu.
"Eh aku gak papa kok kak. Aku sanggup kok". Sahut Cia
"Tidak ada pengurangan, pokoknya kalian lakukan sesuai perintah saya. Itu hukuman buat kalian karena terlambat!! " tegas Ibu Yusi kembali.
"Kalo gitu hukuman dia biar saya yang kerjain" Sahut Vincent yang tampak masih terlihat tenang.
"Oh mau jadi pahlawan kamu, ya sudah Ibu akan tambah hukuman buat kamu menjadi 60 putaran ditambah dengan hukuman untuk siswi ini berarti kamu harus lari 90 putaran. Sekarang cepat kerjakan!" Seru Ibu Yusi sebelum pergi meninggalkan Cia dan Vincent.
"Kak aku sanggup kok lari 30 putaran. Kenpa malah ngambil hukuman aku sih" Sahut Cia tidak setuju dengan keputusan laki-laki itu.
Tanpa mendengarkan perkataan Delucia. Vincent langsung melangkahkan kakinya menuju lapangan. Cia yang melihat itu bergegas mengejar sembari sesekali memanggil nama Vincent. Namun orang yang di panggil tampak seperti orang tuli.
"Kak tungguin Cia dong" Sahut Delucia berusaha menyamakan langkahnya dengan Vincent. "Kak Vin_"Vincent tiba tiba menghentikan langkahnya hingga membuat Cia menabrak punggungnya.
"Bisa diem gak!" Bentak Vincent."Mending lo duduk sana biar gue nyelesain hukumannya" sahutnya lagi, lalu bergegas meninggalkan Delucia yang masih diam metapnya. Baru kali ini Delucia dibentak oleh cowok.
Delucia terus memandang kearah Vincent sembari bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah benar dia laki-laki yang sama yang ia temui tadi pagi?. Cowok itu tampak berbeda atau mungkin ini memang sifat aslinya? Ia sangat tidak mengerti dengan sikap lelaki itu. Lagian ia juga belum terlalu mengenalnya.
*****
Di pinggir lapangan Delucia yang sedang duduk sembari memegang sebotol air mineral. Ia terus menatap kearah Vincent yang masih berlari mengelilingi lapangan.
Meski sempat di bentak. Namun ia juga harus berterima kasih karena Vincent telah menolongnya.Delucia terus memperhatikan kakak kelasnya itu. Setelah memperhatikan dengan jelas ia baru menyadari jika Vincent sangatlah ganteng, wajah baby face, tubuh tinggi, hidung mancung dan berkulit putih sangat sempurna bukan.
"Enggak kelilipan tuh mata?" Kehadiran seorang sontak membuat Cia berbalik menatap kearah cowok yang baru saja duduk di sampingnya.
"Jangan natap gue kaya gitu, gue tau, gue ganteng" Ucap cowok itu dengan pedenya. Menatap kepada Cia yang masih menatap kearahnya.
Cia yang sadar akan hal itu refleks mengalihkan pandangannya "Apasih"
"Kenalin gue Zein Alexander, biasa di panggil Zein atau gak Ze" Ucap cowok itu yang diketahui bernama Zein sembari mengulurkan tangannya. Zein Alexander cowok dengan kamera yang selalu tergantung di lehernya, sengat menyukai fotografer. Berbadan tinggi, berwajah tampan dengan lesung pipi, berkulit putih dan hidung yang mancung. Sebelas duabelas lah dengan Vincent.
"Delucia Annovra, panggil aja Cia" Sahut Cia menjabat tangan Zein.
"Lo murid kelas 10 ya?" Tanya Zein lalu di jawab anggukan kepala oleh Cia. "Kok bisa kenal Vincent?"
"Kamu siapanya kak Vincent" Bukannya menjawab pertanyaan yang di berikan Zein. Delucia malah bertanya balik.
"Jawab pertanyaan gue dulu kek. Ini malah nanya balik, gue sahabatnya Vincent. Kita sahabatan udah lama dari pas masih bocil" Ucap Zein
"Oh gitu ya" Ucap Cia manggut-manggut
"Terus lo gimana?" Zein menaikan sebelah alisnya
"Nggak begitu kenal sih,cuma tau sebatas nama doang" Ucap Cia menampilkan senyum tipis dibibirnya.
Beberapa detik kemudian keheningan melanda mereka berdua. Hingga kehadiran Vincent memecahkan keheningan itu.
"Ngapain lo disini?" Tanya Vincent saat melihat Zein.
Belum sempat Zein menjawab Cia memotongnya terlebih dahulu. "Eh kak Vincent udah selesai. Ini minum dulu" memberikan bolot air mineral ke arah Vincent.
"Thanks" Vincent mengambil botol itu lalu meneguknya dengan satu kali tegukan.
"Gue dari tadi nungguin lo di kelas. Tapi lo nya gak datang datang, gue tanya ke teman teman kelas katanya mereka liat lo lagi dihukum,makanya gue samperin" jelas Zein lalu kembali bertanya "Kenpa? Terlambat lagi lo?"
"Biasalah" jawab Vincent santai
"Kebiasaan lo, akhir akhir ini lo sering banget terlambat. Kenapa? Apa bokap lo masih terus maksain lo?" mendengar pertanyaan itu membuat Vincent menatap tajam kearah Zein lalu menatap kearah Cia yang masih setia berdiri mendengarkan percakapan dua cowok itu meski tidak terlalu mengerti dengan arah pembicaraannya. Zein yang sadar akan perkataannya pun hanya bisa cengengesan ia memang kadang asal ceplos tanpa tau tempat dan keadaan.
"Udah ah mending kita ke kelas. Bentar lagi bel masuk jam ke dua"Ucap Zein mengalihkan arah pembicaraannya.
"Kalau gitu Cia ke kelas deluan ya. Oh iya sekali lagi makasih ya kak Vincent udah nolongin aku" Ucap Delucia sebelum meninggalkan lapangan menuju kelasnya yang berada di kelas X-Bahasa. Sedangkan Vincent dan Zein berada di kelas XI-IPA.
*****
Sampai sini dulu ya😘
Byee🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCENT
RomanceKau tahu jumantara? iya benar langit. Aku begitu lancang menaruh damba padanya. banyak insan di jagat raya yang mengaguminya, Pantas memang, ia begitu istimewa dan adiwarna. benar, sosok pemuja sepertiku mana pantas bersanding dengannya. "Bahwa...