CHAPTER 3

1.9K 144 5
                                    

Pukul 09.08, pagi menyambut dengan baik ketika Bryan membuka matanya. Yang pertama kali dilihatnya adalah langit-langit kumuh milik kontrakan seseorang.

Seseorang? Ya. Seorang laki-laki dengan wajah galak dan aura merah darah yang mengeruak dari belakang punggungnya pada saat pertama kali Bryan melihatnya. Ini pertama kalinya. Seseorang dapat mengeluarkan feromon melalui warna untuk mengekspresikan emosional di dalam dadanya.

Dan hal itu membuat Bryan yakin jika dia sudah berada di alam semesta yang berbeda-mengingat bahasa yang digunakan lelaki itu juga agak aneh. Agak asing dari bahasa alam semestanya.

Tandanya hutan bambu yang terlarang itu memang benar menjadi pintu masuk-keluar ke alam semesta lain. Itu kah sebabnya Ayah membuat karangan cerita hantu tentang hutan bambu? Agar tidak ada yang berani kesana? Hah... Konyol.

Bryan menyibak rambutnya. Berpikir tentang bagaimana ia bisa berakhir di hutan bambu terlarang itu, hingga akhirnya masuk ke pararel lain tanpa tujuan pasti.

Dari semua alam semesta, saya justru terjebak di alam semesta yang kotor dan kumuh. Bagaimana bisa ada rumah manusia seperti ini di dunia? Bahkan di alam ABO, rumah ini hanya di peruntukkan pada anjing-anjing peliharaan para Alpha.

Bryan membuka pintu. Suaranya cukup menderit saat ia menariknya perlahan. Lalu tiupan angin sejuk menerpa wajahnya dalam waktu sedetik begitu ia melangkah keluar.

Sepertinya hujan turun lagi semalam. Tapi baguslah sekarang berhenti. Sedikit aneh karena cuacanya tidak dingin sama sekali setelah kemarin hujan seharian. Sebagai orang yang biasanya anti dengan udara dingin, Bryan cukup menikmati cuaca hangat seperti ini. Dengan langit biru yang menghiasi, kicauan burung kesana-kemari, dan ketenangan saat memandangi betapa luasnya alam semesta yang dia datangi--karena tempat tinggal laki-laki itu ada di atap, walau kumuh, pemandangan kota adalah bonus terbaiknya.

Wah... Apa ini bagian terbaiknya? Ada berapa banyak penduduk disini? Apakah dua kali lipat dari alam semesta ABO? Saya bisa melihat dengan jelas gedung-gedung pencakar langit disana. Tapi kenapa orang itu justru hidup di tempat seperti ini?

Krrrereuuuukkkk~~~

"Ah... Lapar..."

Bryan membelokkan tubuhnya, kembali ke tempat kumuh tadi. Tiba-tiba saja ucapan lelaki itu semalam terlintas dalam benaknya.

"Di lemari ada stock mi instan. Bisa kan? Harus bisa. Anak bayi aja bisa masak mi instan, masa Direktur gak bisa-"

Dan tau-tau Bryan sudah menggertak kesal dengan otot-otot di wajahnya menegang.

Orang itu meremehkan seorang Direktur nomor satu! Walau saya tidak tau apa itu mi instan, tapi setidaknya saya yakin masakan saya lebih baik daripada milik Chef di alam semesta ini! Jadi, saya akan memasak dengan baik dan akan saya tunjukkan ke kamu--

Bryan dengan tekadnya. Demi menjaga harga dirinya yang setinggi langit...

Biarkanlah.

₩₩₩

"Api..."

"APA?!"

Telfon itu berasal dari ponsel yang ada di kontrakannya.

"Bos! Saya izin buat hari ini! Potong gaji gak papa!" Aksara bergerak cepat melepas celemeknya. Menyambar jaket di gantungan staff, lalu berseru.

"Ada apa?"

"KONTRAKAN SAYA KEBAKARAN!"

Semua orang melongo mendengar teriakan Aksara. Ditambah langkahnya sudah tidak santai sama sekali. Begitu ia keluar dari restoran, dia berlari secepat mungkin, mengabaikan tatapan orang orang.

JINX [ ABOVERSE ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang