CHAPTER 8

1.5K 109 2
                                    

"Aksara... kamu sudah dirumah,"

Bryan membaringkan tubuh Aksara di atas kasurnya. Anak itu tampak lemas sekali ejak Bryan datang menjemputnya.

"Aksara, gimana perasaan kamu sekarang?" Tanya Bryan dengan lembut.

Sebelah tangannya menyingkirkan poni Aksara. Aksara merintih. Tatapannya melemah. Seluruh isi tubuhnya seperti dibakar. Aksara sendiri pun tidak tau mengapa.

"Badan kamu panas. Biar saya cari sesuatu—“

"Sebentar.. Jangan... Kemana-mana..." Lirih Aksara. Tangannya bergerak, mencoba untuk menggapai Bryan.

Bryan langsung menangkap tangannya. Menggenggam tangan Aksara dengan erat.

Aksara tidak tau apa yang terjadi. Sejak kepalanya pusing karena melihat aura gelap pekat dari Brian, sampai ketika ia merasakan kuatnya aroma milik Bryan untuk melindungi dan menenangkannya, sampai akhirnya mendadak tubuhnya terasa panas membakar. Aksara tidak menemukan jawaban yang bisa ia ambil atas apa yang terjadi pada tubuhnya ini.

Aksara hanya tau, jika Bryan menyentuh tubuhnya, rasa terbakar itu sedikit berkurang. Ia merasa sedikit terkendali, hanya jika Bryan terus menyentuh tangannya.

"Disini... Jangan... Kemana-mana…”

“Saya disini, Aksara."

"Peluk... Peluk sebentar..."

Dan orang yang tidak mengerti berikutnya adalah Bryan. Lelaki itu sudah berusaha menepis dugaannya sejak ia merasakan feromon Aksara mendatanginya yang sedang menonton video.

Bryan benar-benar yakin melihat dan merasakan dengan jelas. Harum laut dan warna biru pekat milik feromon Aksara datang padanya, seolah membawa suatu kabar. Sebab itulah Bryan datang menjemput. Melindungi Aksara dari manusia yang mirip dengan Bryan.

"Aksara, saya akan naik ke atas kasur ya?"

"Ya..."

Aksara sedikit menggeser dirinya. Membiarkan Bryan ikut berbaring di sebelahnya. Setelah itu, Aksara tanpa ragu masuk ke dalam dekapan Bryan. Dekapan hangat lengan aroma menenangkan. Yang membuat Aksara merasa jatuh hati dan terus ingin berada di area tersebut.

Saya tidak yakin dia heat ringan. Karena dia manusia. Tetapi feromonnya sangat kuat sejak tadi, tanpa kendali… Jadi saya harus menyebutnya apa? Dia bilang manusia tidak punya hal semacam ini…

Betapa bimbangnya Bryan menghadapi Aksara. Tetapi sekilas di pikirannya terlintas pada orang di depan Bar tadi Brian Halbert. Orang yang mungkin menjadi alasan Aksara mengeluarkan seluruh feromonnya?
Aksara tidak pernah seperti ini. Tapi tiba-tiba dia mengeluarkan seluruh feromonnya untuk memberitahu saya, seolah-olah keberadaan Brian cukup mengancam bagi Aksara.

Apa orang itu berbahaya? Apa orang itu memiliki niat buruk pada Aksara? Tidak. Pertanyaan paling dasar adalah… Apakah mereka saling mengenal? Tapi tidak mungkin. Jika mereka saling mengenal, harusnya Aksara sudah mengira saya sebagai orang itu sejak awal.

Bryan hamper ingin menjambak rambutnya sendiri.
Saya merasa seperti menjalani misi tanpa clue. Tentang siapa Aksara sebenernya... Mengapa dia memiliki feromon special sedangkan dia manusia? Mengapa saya seperti melewatkan sesuatu?

Bryan menatap Aksara disisinya. Dia sudah terlelap. Dengkuran halusnya sudah terdengar. Syukurlah. Aksara pasti kelelahan. Kemudian malam itu ditutup dengan pelukan Bryan yang mengerat. Siap menjadi bantal ternyaman bagi Aksara.

₩₩₩

Hari berganti, Brian memasuki sebuah gudang tua diikuti kelima bodyguardnya. Dalam sekali tendangannya, pintu besi itu terbuka lebar-lebar. Suaranya keras, mengejutkan.

JINX [ ABOVERSE ] ✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang