Semua murid diharapkan berkumpul di ruang rekreasi masing-masing dan menunggu di sana sampai kepala asrama hadir. Sekali lagi, semua murid ....
“Sialan kau Wooyoung! Dasar Gryffindor otak pendek! Kalau kita mati gara-gara rencana bodohmu, akan kupenggal kepalamu!” Hongjoong merutuk, memaki Wooyoung yang kali ini benar-benar melampaui batas kesabarannya.
Kiranya Wooyoung akan memberikan rencana yang matang saat ia menuntun yang lain keluar dari menara astronomi. Nyatanya ia justru menyihir seluruh temannya, membuat mereka mengapung bersamaan sementara ia berlari ke Selatan ketika menarik semuanya, tidak menghiraukan dentum langkah yang mengundang perhatian para guru di setiap lorong.
“Profesor! Ada murid yang berkeliaran!”
Meong galak—Mrs. Norris—mengejar setelah Filch berteriak. Seonghwa ketakutan setengah mati membayangkan asramanya kena detensi gara-gara ulah prefek mereka sendiri. Lain halnya dengan Wooyoung, sang prefek Gryffindor yang justru tertawa puas melihat Filch kelelahan mengejarnya.
“Siapkan mantra untuk pendaratan!”
“Apa?”
Belum sempat mereka bertanya lebih lanjut, Wooyoung melepas mantra melayangnya saat mereka semua berada di ujung menara. Angin dingin menusuk setiap bagian kulit ketika Wooyoung melompat turun dari atas menara, begitu juga teman-temannya yang jatuh bersamaan. Satu meter sebelum mereka menghantam tanah, Mingi sempat mengayun tongkatnya, membuat mereka terhenti di udara untuk beberapa saat, lalu terjatuh setelahnya.
“Kau gila!”
“Belum waktunya memaki, kita perlu keluar dari gerbang Hogwarts terlebih dahulu!”
Mengabaikan keinginan untuk menendang Wooyoung, Hongjoong ikut berlari menjauh dari kastil.
“Bagaimana cara membuka gerbangnya?” Minjae bertanya ketika terengah.
“Tidak perlu dibuka.” Junmin tidak kalah lelahnya. “Accio broom!”
Bunyi gruduk bising terdengar dari sebelah Barat, tepatnya dari lapangan Quidditch. Beberapa saat setelahnya, puluhan sapu terbang datang bersamaan, sesekali menyenggol satu sama lain seakan berlomba siapa yang paling cepat.
“Ambil masing-masing satu!” seru Junmin ketika melompat rendah dan menggapai salah satu sapu terbang.
Tidak menghiraukan fakta mereka baru saja mencuri sapu milik pemain Quidditch, digapainya masing-masing pegangan kayu sebelum dinaikinya tergesa.
“Kim Hongjoong!”
Hongjoong mengumpat dalam hatinya. Kenapa harus namaku yang dipanggil duluan? Ia mengabaikan teriakan Profesor McGonagall lalu terbang secepat yang ia bisa melewati gerbang tinggi Hogwarts menyusul Junmin dan Seeun yang sudah terbang jauh duluan. Yang lain ikut menyusul, dengan Yunho meraih Yujun sebelum anak itu berbalik mengucapkan ‘maaf’.
“Tak ada waktu untuk itu!” Yunho meraih sapu Yujun, lalu mendorongnya kuat sementara ia terbang di belakang.
Teriakan para profesor mengekori, meski tidak satu pun dari mereka mengeluarkan mantra meski Yunho sempat melihat Profesor Malfoy berlari turun dari menara hendak menyusul.
Pondok Hagrid sudah terlewat beberapa saat lalu. Yang menyambut mereka kini hanya jajaran pohon tebal dengan bunyi berbagai jenis binatang saling bersahutan dari segala arah. Sinar rembulan nyaris tidak menyentuh tanah saat mereka memutuskan berhenti di tengah hutan.
Hongjoong menyempatkan diri memukul Wooyoung sebelum kemudian membuka suara, “Danau hitam tidak jauh dari sini. Pemakaman pure blood sepertinya tidak memiliki larangan sihir. London cukup jauh, tapi kita bisa ber-apparate. Kementerian pun melarang adanya apparate, jadi kita bisa pakai pintu masuk khusus tamu dari dunia muggle.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Horcrouch 🪄 ATEEZ xikers [⏸]
Fiksi PenggemarHorcrouch ; Horcruxes created by Barty Crouch Jr. And the kids as the hunters Harry Potter / Hogwarts au ©2024, ichinisan1-3, SummerRainboww