《 Happy Reading 》
°
°
°
°__________~__________°Halano kembali menghela napas usai membaca dm instagram dari pemilik akun @jeevan_o_432 itu. Padahal ia tak pernah membalas, tapi kenapa tak pernah lelah untuk mengirim pesan?
"Mamiii, kita balik aja yuk ah Mii. Al bisa kok jaga diri sendiri, udah mau SMA juga. Atau, atau Al ngekos aja Mi, disini juga nggak papa deh ngekosnya, nggak usah tinggal di rumah mereka tapi."
Julie sudah muak mendengar puteranya yang kembali menyuarakan ketidak inginannya untuk tinggal bersama ayahnya, Edward. Ini sudah yang kesekian kalinya, sampai-sampai ia sudah hapal dan berputar di kepalanya seperti kaset rusak.
Maka ia hanya membalas dengan tatapan tajam sebentar, kemudian melanjutkan acara menyiapkan makanan mereka di restoran hotel hari ini.
"Iya iya," gumam Halano yang akhirnya pasrah dan memulai untuk menyantap makanan pertamanya di negara ini.
Ketika acara makan mereka selesai, akhirnya Julie bersuara. "Al, Mami tau kamu nggak suka ini. Mami minta maaf, Mami nggak tenang kalau kamu tinggal sendiri. Kamu juga tau Papi udah nggak ada keluarga dekat lagi, keluarga dekat Mami tinggal Opa..."
"Udah Mi jangan diterusin lagi, iya Al ngerti." Halano cepat menghentikan ucapan ibunya. Karena pasti jika diteruskan, ibunya itu akan menangis begitu juga dengan dirinya.
"Lagipula ayah dan kakak juga pasti kangen banget sama kamu Al."
~~~
Edward dan Jevano bagaikan seekor kucing dan anjing yang hanya bisa memandangi Halano ibarat sang matahari yang menyilaukan dan begitu tinggi untuk dijangkau.
Sinar Halano mungkin menyakitkan, namun Edward dan Jevano sangat membutuhkannya untuk dapat bertahan hidup.
Jevano bahkan selalu memegang janjinya untuk tetap menjaga dan setia walaupun dirinya harus mengorbankan apapun.
Edward mungkin adalah yang terlemah diantara ketiganya, namun konon katanya ia memiliki sembilan nyawa, dan yang perlu dilakukaknya hanyalah tetap 'bertahan'.
•⛄
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Bear-ing ✔ [HAECHAN ANGST]
General Fictionangst ⚠️ (usahakan follow dulu sebelum membaca ya ♡)