《 Happy Reading 》
°
°
°
°__________~__________°Dua jam sudah berlalu semenjak Jevano terbangun mendapati adiknya yang duduk di depan komputernya untuk bermain game.
'Game Over'
Suara yang berasal dari komputer itu pun sudah berkali-kali terdengar.
"Dek, udahan ya. Udah tengah malem ini," ujar Jevano yang hanya menjadi angin lalu.
"Tidur Al, kamu nggak ngantuk apa." Dengan suaranya yang sudah terdengar sangat mengantuk, Jevano dari atas ranjangnya kembali berbicara.
"Kalo lo udah ngantuk ya tidur aja," balas Halano tetap fokus pada layar di depannya.
Jevano menguap untuk yang kesekian kalinya, "Kakak tidur duluan ya, nanti kalo butuh apa-apa bangunin Kakak." Kemudian mulai menidurkan tubuhnya.
Namun ketika sayup-sayup mendengar jawaban Halano, Jevano kembali duduk menemani anak itu.
"Kuliah siang aja lo, bingung banget mau tidur jam segini. Gue yang masuk jam 7 aja santai tuh," gerutu Halano mencibir kakaknya.
Tentu saja dirinya sudah tidak mengantuk saat ini, Halano sudah cukup lama tertidur setelah Edward menggendongnya ke kamar.
Halano yang tadi terbangun, lantas pergi mandi kemudian menuju ke kamar kakaknya. Jevano memiliki komputer yang cukup besar di kamarnya, jadi Halano berniat untuk bermain game agar pikirannya yang suntuk bisa teralihkan. Ia masih kesal setelah mengingat apa yang terjadi saat belanja bersama Selena tadi.
Jevano tidak bisa terus seperti ini, dengan mengumpulkan sisa-sisa kesadarannya ia mulai bangun.
"Kakak bikinin susu ya," ucap Jevano mulai melangkah keluar.
"Susu coklat," teriak Halano namun tidak terlalu keras, yang kemudian diangguki oleh Jevano walaupun adiknya tidak melihat.
Sekitar 15 menit Jevano sudah kembali ke kamar membawa segelas susu coklat untuk Halano dan segelas kopi untuk dirinya. Jika Halano tidak mengantuk juga setelah meminum susu itu, maka paling tidak dirinya juga harus bisa terjaga malam ini.
"Ini, diminum dulu." Dengan pelan Jevano meletakkan gelas itu di meja.
Halano yang melihatnya langsung saja meminum susu itu hingga tandas. Sedari tadi dirinya memang sudah haus, namun malas untuk beranjak.
"Makasih," ucap Halano meletakkan gelasnya di meja kemudian melanjutkan permainannya.
Jevano hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Halano saat ini. Dirinya masih ingat dengan jelas, kelakuan Halano saat kecil. Namun bagaimana bisa kenakalan anak itu melebihi perkiraannya sekarang? Padahal adiknya itu terlihat sangat manis.
Semakin dalam Jevano memandang wajah adiknya, perasaannya mulai berkecamuk. Ia sudah mendengar dari Edward tentang kembalinya orang itu. Jevano berjanji tidak akan membiarkan Halano terluka sedikit pun. Karena jika itu sampai terjadi, maka ia akan menjadi orang yang paling merasa bersalah.
"Akhhh."
Aksi Jevano seketika terhenti ketika melihat Halano meluapkan kekesalannya dengan menekan tombol keyboard secara kasar saat kembali kalah dalam permainan.
"Udahan Al, besok kamu sekolah. Nanti nggak bisa bangun." Nasehat Jevano hanya berakhir sia-sia mendapat tatapan datar dari adiknya.
Dan benar saja, Halano bangun kesiangaan keesokan harinya. Ia baru bangun saat jam dinding menunjukkan waktu kelasnya akan dimulai setengah jam lagi. Jevano pun sama, karena mereka memang baru mulai memejamkan mata mungkin sekitar pukul 3 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bear-ing ✔ [HAECHAN ANGST]
General Fictionangst ⚠️ (usahakan follow dulu sebelum membaca ya ♡)