-2-

24 2 0
                                    

Padahal sudah Reya katakan tidak ingin ikut bertanding basket. Tapi teman sekelasnya itu kekurangan tim karena dibagi 2 kelompok. Jadilah gadis itu harus ikut disalah satu tim mereka.

Akibatnya, kini gadis itu tepar di tengah lapangan efek tidak pernah olahraga sejak keluar dari ekstra basket.

Bagaimana tidak tepar? Dia lawan teman satu eskulnya yang jauh lebih unggul darinya dan juga sudah pernah ikut pertandingan. Reya sulit mengimbanginya meskipun sejujurnya Reya bisa akali pakai teknik gabungan.

Tapi, tetap saja gadis itu tepar karena tidak pernah olahraga.

"Sial, gue ditipu." umpatnya sembari mengatur napasnya yang masih naik turun.

Rara yang duduk disampingnya hanya terkekeh ringan. Memandangi Reya kembali bermain basket seperti tadi adalah hal yang langka. Rara sudah lama tidak melihat gadis berambut sebahu itu memegang bola basket.

"Bukan ditipu, lo aja yang gampang ditipu." balas Rara.

Reya mendelik tak suka. Gadis itu kemudian bangkit dari posisi tidurnya. "Itu sama aja, lo ngajak berantem?"

Rara mengatupkan kedua tangannya di depan dada, "ampun nyai."

Reya hanya mendengus.

"Eh iya, lo dipanggil ke BK nggak? Kan kemarin cabut pelajaran?" tanya Rara.

Oh iya, ngomong-ngomong soal cabut alias bolos. Reya sampai sekarang masih penasaran dengan adik kelas yang bertemu di perpustakaan kemarin. Yang dengan seenak jidat numpang tidur dipahanya tanpa menyebutkan namanya.

Reya ingin tahu, anak itu dari kelas mana. Karena dia jarang lihat. Atau mungkin gara-gara dia nolep dan selalu dikelas ya?

"Nggak sih, lagian kemarin kan nggak ada apa-apa. Ditinggal juga kan?" balas Reya.

Rara mengangguk setuju. Benar, kemarin ditinggal. Alias tidak ada guru yang mengajar.

"Yaudah ayok ke kantin. Gue laper." Rara memegangi perut ratanya yang sudah berbunyi.

Mereka akhirnya ke kantin untuk berburu makanan. Karena jam olahraga masih ada, mereka berniat untuk menghabiskan di kantin sampai jam pelajarannya habis. Lagipula, olahraga sangat menguras tenaga.

Jam istirahat akan segera tiba, jadi mereka cepat-cepat ke kantin agar kebagian tempat duduk di tempat biasanya. Dan seperti biasa, Rara yang memesan dan Reya yang duduk dahulu di tempat agar tidak diduduki oleh orang lain.

"Eh ada anak caper."

"Si caper."

"Cantik juga cantikan gue njing."

Seperti biasa, desas-desus tidak bermutu mulai terdengar ketika para siswi-siswi mulai memasuki area kantin. Mereka memandang Reya dengan tatapan tidak suka dan meremehkannya.

Tanggapan Reya? Hanya diam dan mengabaikannya. Percuma juga membela diri tidak akan ada selesainya. Yang ada malah semakin rumit.

Selama berandalan bernama Hansen itu memgganggunya, semua tidak akan berhenti. Karena semua dimulai sejak Hansen mengganggunya.

"Nih, minumnya gue ambil dulu."

Rara datang dengan dua gelas jus mangga. Gadis itu duduk di depan Reya.

"Lo diem aja digituin?" tanyanya.

Reya mengaduk jusnya lalu meminumnya sedikit. "Gue harus kayang? Nggak kan?"

"Ya nggak gitu, Rey. Maksud gue lo nggak mau ngelawan kek apa kek gitu." Rara memutar bola matanya jengah.

"Nggak guna." balas Reya kembali meminum jusnya.

YOUR EXIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang