-5-

18 3 0
                                    

Kalau dibilang playboy, Hansen masuk kategori itu. Lelaki yang terkenal sering keluar masuk BK itu entah sudah berapa.kali mendekati gadis-gadis populer disekolahannya. Tapi, belum ada yang bertahan sampai tahunan dengan Hansen.

Jadi, bisa kalian bayangkan kan? Seberapa banyak mantan pacar Hansen?

Sejak masuk kelas 12, Hansen memiliki ketertarikan pada Reya. Padahal selama ini melirik gadis itu pun tidak pernah. Bahkan Hansen sempat tidak menyadari kalau Reya berada dikelasnya selama ini. Kemana saja dia?

Entah perasaannya sekadar penasaran atau dia memang tertarik dalam artian lain.

Setiap kali melihat Reya memaki dirinya, Hansen merasa mendapat kepuasan tersendiri yang membuatnya begitu senang.

Hari itu, dia berkumpul dengan teman tongkrongannya di kantin langganan mereka. Dengan menyesap rokok serta es teh manis yang mereka pesan.

Hansen berulang kali menghembuskan asap rokoknya tidak beraturan. Teman-teman yang lain hanya memperhatikan dirinya.

Sesaat sebelum salah satu dari mereka mulai membuka percakapan.

"Eh, Hans."

"Hmm?" gumam Hansen.

"Lo satu kelas sama Reya mantan anak basket itu kan?" tanya salah satu dari mereka.

Hansen mengernyit. Tidak pernah dia mendengar nama itu. Tapi, namanya sangat familiar.

"Yang mana?" tanya lelaki itu.

"Andrea, Rey. Yang rambut yang pendek sebahu itu." balas Sang teman.

Hansen membulatkan mulutnya mengerti. "Kenapa?"

"Lo tau nggak? Dia ternyata pernah deket sama salah satu anak kelas lo."

Mendadak mereka semua langsung mendekat untuk bergosip.

"Lah ngapain bahas anak nggak populer dah? Cantik juga enggak kan dia tuh?" celetuk salah satu dari mereka yang berambut merah.

"Elahh, makanya ini gue mau bahas njing. Dia pernah deket sama anak futsal." saut yang pertama kali memulai percakapan tadi.

Hansen berdecak. "Apa hubungannya lo bahas ini disini?"

"Si anying, masalahnya menurut kabar yang gue denger. Ini si anak futsal masih ngejar dia. Katanya hampir banget jadian cuma di Reya ini nolak." ucapnya.

Hansen menarik sudut bibirnya, "nolak?"

"Bentar-bentar. Maksud lo? Cewek biasa aja yang bahkan nggak cantik nolak cowok yang deketin dia gitu?" Si rambut merah kembali menyela.

"Apasih lo, bawa-bawa nggak cantik mulu. Emang kalau cantik boleh nolak kita sebagai cowok?" Lelaki berambut cepak itu kemudian menonyor kepala Si rambut merah.

"Ya tapi emang nggak cantik-cantik amat. Cantikan yang sama dia mulu itu nggak sih? siapa dah namanya gue lupa." balas Si rambut merah sembari mengelus bekas tonyoran dari temannya itu.

Hansen hanya menyimak sembari berpikir dan membayangkan wajah Reya. Dia lupa karena tidak terlalu memperhatikan anak kelasnya sendiri. Efek sering keluar masuk BK karena kebiasaannya.

"Nahh!" Si pembuka percakapan tadi menjentikkan jarinya.

"Gue mau ngasih lo tantangan, Hans." lanjutnya.

Hansen mengernyit. "Tantangan?"

"Anggep aja dare dari gue?" kekeh lelaki tadi.

"Lo kan udah biasa nih deketin anak populer yang cakep-cakep. Sekarang gue tantang lo buat deketin Reya. Kalau lo bisa jadian sama dia yang bahkan anak futsal aja dia tolak, gue kasih uang jajan gue selama satu semester." lanjutnya menaik turunkan alisnya.

YOUR EXIST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang