5

603 71 1
                                    

DALAM CERITA INI HANYA FIKSI

DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN

TERIMAKASIH SEBELUMNYA

*

*

*

.

.

.

Smith Architects

Pertemuan itu berlangsung sekitar sejam. Proyek utama mereka adalah merenovasi hotel lama milik Cruz Industries yang ada di San Santos, tepat di sebelah pantai. Hotelnya sih kelihatan mewah, tapi udah agak ketinggalan zaman. Adel bilang hotel itu dibangun pas papanya jadi CEO, dan dia merasa kalau mereka bisa bikin hotel-hotel lama itu lebih modern, bakal ada lebih banyak pelanggan yang datang.

Sepanjang rapat, Adel hampir nggak ngomong sama sekali. Wajahnya datar banget, tapi Chika ngerasa sesekali ada tatapan dari mata pria itu.

"Jadi, ada ide buat mulai dari mana, Chika?" tanya Liam sambil ngelihat ke sekeliling. Di Smith Architects, semua orang punya kesempatan yang sama buat ngeluarin ide-idenya. Tapi nggak ada yang ngomong, pada takut ngasih ide di depan CEO yang katanya sih cukup galak itu.

Semua orang menoleh ke Chika pas namanya disebut, bikin wajahnya agak memerah. Bahkan mata Adel juga ikut ngikutin.

Chika menarik napas dalam-dalam, berusaha meyakinkan dirinya kalau yang ngeliat dia cuma rekan-rekannya doang.

"Yah, menurutku karena letaknya di sebelah pantai, kita bisa pilih konsep yang lebih terbuka." kata Chika, nggak sengaja ketemu pandang sama Adel.

"Bisa jelasin lebih lanjut?" tanya Adel dengan tatapan tajam.

Chika angguk, sambil nyibekin rambutnya ke belakang telinga, bangkit dari kursinya. Dia ngerasa, atau lebih tepatnya, sepasang mata abu-abu itu ngikutin gerak-geriknya pas dia jalan ke depan. Di papan itu ada foto dan diagram hotel, lengkap dengan denah, elevasi, dan beberapa bagian lainnya.

"Yah, kita harus ke lokasi hotelnya langsung. Juga penting buat ngecek bangunan di sekitar sana supaya kita bisa nangkep suasana yang bisa menarik lebih banyak pelanggan." kata Chika, sambil terus ngamatin gambar-gambar di depan.

Begitu selesai, dia balik lagi ke tempat duduk. Ada kilasan bangga di mata Liam dan semua orang kayaknya setuju banget dengan apa yang barusan Chika bilang.

"Saya suka ide itu." kata Adel akhirnya.

"Saya juga, kayaknya dengan cara itu, orang-orang bakal lebih tertarik buat nginep di hotel. Kapan kira-kira waktu yang tepat buat ke sana?" tanya Liam.

"Besok saya ada rapat seharian. Hari Jumat sih yang paling pas buat gue." jawab Adel, waktu Chika udah duduk lagi di kursinya.

"Jumat kedengarannya oke. Saya bakal kasih info lebih lanjut besok. Mungkin kalian nggak perlu hadir karena saya tau kalian juga lagi fokus di proyek lain." Liam konfirmasi sebelum ngebubarin rapat.

Chika bangkit dari kursinya, siap-siap ngikutin orang-orang keluar ruangan, tapi Liam ngehentikannya.

"Gracie, kamu bisa turun dulu. Bisa bantu taruh iPad ini di mejaku?" kata Chika, nyerahin iPad ke Gracie.

"Tentu aja. Sampai ketemu nanti." jawab Gracie.

Chika sempet menoleh ke tiga pria yang masih ada di ruang rapat itu. Jenan, yang dari tadi kelihatan sibuk mencatat, masih ngelanjutinnya.

Menyatukan Dua Dunia: Miliarder dan Arsitek (END) [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang