DALAM CERITA INI HANYA FIKSI
DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN
TERIMAKASIH SEBELUMNYA
*
*
*
.
.
.
Chika keliatan cantik banget.
Adel merhatiin Chika yang lagi tidur nyenyak dengan kepala bersandar di dadanya, makin didekap erat biar hangat. Mulut Chika sedikit terbuka, kadang-kadang ngeluarin dengkuran halus. Rambut panjangnya agak berantakan gara-gara dia banyak gerak pas tidur.
Tapi di mata Adel, dia tetep kelihatan sempurna.
Mereka lagi ada di kamar masa kecil Adel. Setelah malam bareng keluarga di Lampu Simulasi Listrik LED, Adel ngajak Chika ke kamarnya. Begitu masuk, Chika langsung terpana ngelihat ruangan penuh kenangan masa kecil Adel. Ada banyak foto-foto yang dipajang, dan Chika sadar kalau Adel udah ganteng dari dulu.
Yang bikin Chika lebih seneng lagi, Adel punya balkon! Sesuatu yang selalu dia impiin waktu kecil.
"Kamu punya balkon?" tanya Chika sambil lari ke pintu kaca yang ngarah ke balkon. Balkon itu modern banget, langsung ngadep taman yang cantik di bawahnya. "Aku dari dulu pengen punya balkon gara-gara Troy Bolton!" lanjutnya antusias.
Adel jalan pelan ke arahnya sambil nahan ekspresi. Campuran bingung dan nggak percaya. "Troy Bolton itu siapa?" tanya Adel.
Chika langsung ngelus dada, nggak percaya.
"Kamu nggak tau siapa Troy Bolton?" Chika tanya balik.
Adel geleng-geleng.
"Gimana caranya kamu nggak tau Troy?" Chika lanjut geleng-geleng kecewa.
Adel ngerasa kesal. "Gimana aku bisa tau siapa dia?" gerutunya dengan nada cemburu. Di kepalanya, dia udah mikir gimana caranya ketemu Troy Bolton ini, soalnya pacarnya kayak ngefans banget sama dia.
"Dari High School Musical, Sayang. Film tentang sekolah sama nyanyi-nyanyian itu?" jelas Chika, tapi Adel masih keliatan bingung.
"Sayang, aku nggak ngerti kamu ngomong apa. Jadi, dia di mana? Biar aku datengin dan kasih pelajaran."
Chika cuma bisa menghela napas panjang. "Ya udah, nanti kita maraton filmnya malam ini."
Dan malam itu, Adel akhirnya kenal sama Troy Bolton. Bukan cuma kenal, dia juga ngedumel sepanjang film. Menurut Adel, film itu lebay banget.
"Serius, nggak ada yang kayak gini di sekolah beneran. Mana ada orang tiba-tiba nyanyi di kantin." katanya sambil ngerasa nggak habis pikir.
"Oh, udah deh. Diam aja," potong Chika sambil nutup mulutnya pake tangan. Adel bisa banget ngomel kalau lagi pengen. "Ini cuma film."
Adel tetep nggak berhenti ngomong, bahkan nyoba ngelepas tangan Chika dari mulutnya. Sampai akhirnya, Chika ngancam.
"Kalau kamu nggak diem, aku nggak bakal kasih kamu pelukan atau ciuman sampai besok," ucap Chika tegas.
Adel melongo. Semua gara-gara film sama Troy Bolton yang dia anggep nggak masuk akal itu. Tapi ya udah, dia akhirnya diem juga, walaupun mukanya ngedumel.
Dan selama 3 jam berikutnya, Adel cuma bisa duduk sambil nonton Chika nyanyi-nyanyi semua lagu di film itu. Dia heran, gimana Chika bisa hapal semua liriknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatukan Dua Dunia: Miliarder dan Arsitek (END) [TAHAP REVISI]
RomanceDALAM CERITA INI HANYA FIKSI DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH SEBELUMNYA. Radelo Adel Cruz dikenal kejam. Tumbuh sebagai pewaris perusahaan multi-miliar dolar, ia segera menyadari bahwa orang-orang selalu punya mo...