DALAM CERITA INI HANYA FIKSI
DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN
TERIMAKASIH SEBELUMNYA
*
*
*
.
.
.
"Nggak bisa percaya," ucap Adelia sambil ngeliatin para cewek-cewek setengah pingsan yang duduk di lantai, dengan kepala terkulai di atas meja sambil ngelantur ngomong-ngomong nggak jelas karena mabuk.
Apa yang harus dia lakuin sama mereka, ya? Ada ekspresi bingung di wajah Adelia, mikirin apa yang harus dia lakukan sekarang.
Untungnya, dia udah nelepon bantuan, jadi nggak perlu ngadepin semua ini sendirian. Walaupun dia ngerasa nggak enak banget udah nelepon mereka, dia juga ngerasa kalau mereka bakal senang-senang aja ngikutin apa yang dia bilang.
Karena saat itu, dia bener-bener nggak tahu mesti gimana lagi.
Perjalanan ke rumah pantai keluarga itu jadi salah satu akhir pekan terbaik yang pernah dia alami. Dia bersyukur banget ketiga cewek yang lebih tua itu bisa ngeluarin waktu dari jadwal sibuk mereka buat nemenin dia. Itu yang dia butuhin banget, dan dia ngerasa jauh lebih lega setelah ngobrol-ngobrol sama mereka.
Memarnya udah mulai hilang, luka-lukanya juga udah sembuh. Dengan ngeluarin semua yang ada di hati, dia ngerasa jauh lebih bebas dan bahagia.
Perjalanan mobil menuju rumah pantai itu rame banget, sesuai yang dia harapin. Mereka nyanyi lagu-lagu lawas dari tahun 2010-an sampe kegitiran. Dia paling inget pas mereka nyanyi lagu-lagu Taylor Swift lama yang bikin dia ngakak karena suara mereka tuh bener-bener parah.
Begitu sampe di rumah pantai, Adeline, yang emang jago masak kedua setelah ibu mereka, langsung siapin sarapan siang yang super enak. Untung aja, atas peringatan Adelyn, mereka berhasil ngusir Chika dari dapur.
Pemandangan laut yang super keren pas mereka makan di luar itu bener-bener bikin semua cewek itu kagum. Meskipun kedua saudara perempuannya udah pernah ke sana, mereka tetap aja terpesona, yang bikin pengalaman Chika makin spesial karena ini pertama kalinya dia ke sana. Chika nggak bisa nahan diri buat jadi arsitek sejati pas jalan-jalan, dan area favorit dia di rumah pantai modern itu pastinya area duduk terbuka yang langsung menghadap halaman belakang.
Sore itu mereka santai-santai di kolam renang yang langsung ngadep pantai pribadi mereka. Sinar matahari yang mantul di laut biru yang cantik bikin mereka semua nggak bisa ngomong apa-apa saking takjubnya. Cuma ngeliat pemandangannya aja udah bikin suasana hati Adelia jadi jauh lebih baik.
Malamnya mereka makan di restoran mewah, yang sayangnya nggak disiapin Adelia. Tapi, saudara perempuannya udah tahu dan mereka bawa gaun babydoll motif bunga putih yang cantik buatnya.
Gaunnya longgar dan nyaman, lengan panjang jadi nutupin sebagian memarnya. Untuk pertama kalinya, dia merasa pede banget pakai gaun yang sebelumnya cuma bisa dia bayangin bakal dipakai sama saudara perempuannya atau Chika. Ekspresi kagum dari para wanita yang lebih tua ke dirinya cuma nambahin rasa percaya dirinya.
Harus diakui, saudara perempuannya dan Chika juga cantik-cantik banget dalam gaun mereka.
Adeline pakai gaun panjang motif bunga ungu dengan garis leher halter yang cukup rendah. Ada belahan di bagian depan yang bisa bikin Ethan tergila-gila, dan ternyata beneran gila pas mereka foto bareng. Adeline seneng banget bisa keluar setelah sekian lama, cuma ngurusin keluarga doang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menyatukan Dua Dunia: Miliarder dan Arsitek (END) [TAHAP REVISI]
Любовные романыDALAM CERITA INI HANYA FIKSI DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH SEBELUMNYA. Radelo Adel Cruz dikenal kejam. Tumbuh sebagai pewaris perusahaan multi-miliar dolar, ia segera menyadari bahwa orang-orang selalu punya mo...