23

115 15 22
                                    

Jisung mengerjapkan matanya berulang kali, berusaha menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya yang menyilaukan setelah gelap.

" hyung sudah bangun? "

" ergm? Dek? " gumam jisung mengernyit bingung melihat jeongin di samping tempat tidur.

" pelan-pelan hyung... " tegur jeongin membantu jisung yang bangun tiba-tiba dalam keadaan pusing.

Jisung mengedarkan pengelihatannya ke sekeliling dan menghela nafas setelahnya.

Dirinya ada dirumah sakit dengan infus yang sudah pasti berisi vitamin.

" lagi ya... " gumam jisung lelah pada dirinya sendiri.

" siapa yang membawaku ke sini dek? " tanya jisung penasaran.

" shunxi ge... kau tertidur setelah minum obat hyung, dan minnie hyung yang memintamu untuk di bawa ke rumah sakit, untuk dia periksa lebih lanjut... " jawab jeongin memberikan segelas air yang langsung di lenggak oleh jisung hingga tandas.

Tenggorokannya benar-benar kering.

" shunxi? Kenapa dia? Dimana felix? Memangnya shunxi tidak bekerja? " tanya jisung penasaran.

" shunxi ge libur hari ini, dan setelah melihat berita channie hyung dan dirimu kami semua bergegas ke toko bunga... lixie hyung tidak mengantarmu karena harus menutup toko bunga milikmu, dia juga sedang banyak pesanan kue... itulah kenapa shunxi ge yang membawamu kemari bersama minnie hyung... "

" terus dimana dia sekarang? Yang lain kemana? Kau juga kenapa tidak kuliah? " tanya jisung tanpa henti.

" shunxi ge pergi keluar mencari makan... yang lain kembali bekerja karena kau sudah ada yang ngejagain hyung... aku tidak kuliah karena aku mengambil jam sore... bagaimana keadaanmu hyung? Apa kepalamu sakit? "

" aku baik-baik saja... minnie terlalu berlebihan membawaku ke rumah sakit... " gerutu jisung.

" siapa yang kau bilang berlebihan? " ujar seungmin yang entah kapan sudah ada di depan pintu masuk, menatap kesal pada jisung.

" kau! Ngapain bawa aku kesini elah... tau sendiri aku cukup minum obat aja, abis itu reda... panik ku masih kategori ringan kok... " ujar jisung membela diri membuat seungmin merotasikan matanya malas.

" ya, ya, ya katakan itu pada dirimu yang kekurangan cairan... " omel seungmin sembari memeriksa detak jantung jisung.

" kau sudah bangun rupanya my rival... " sapa shunxi dengan bungkus makanan di tangannya bersama hyunjin di belakangnya.

" tck! Ngapain kau kesini! Pulang sono! Dan kau hyunjin! Kemari kau! Aku ingin memelintir lehermu! Akan ku ambil otak mu dan kutukar dengan otak albert einstein agar hidupmu lebih berguna! " misuh jisung melemparkan bantal ke arah hyunjin yang dengan mudah di tangkap shunxi.

" kau ini baru bangun, tidak bisakah tenang... " omel shunxi dingin membuat jisung menciut, mengalihkan wajahnya agar tidak ketara takutnya.

" bener tuh sung, jangan marah-marah... sabar... atur emosi.... " ujar hyunjin bersembunyi di balik punggung shunxi, membuat jisung mendelik menatapnya seolah siap menelannya hidup-hidup.

" inilah yang tidak aku sukai jika kalian disini, berisik... jisung kau boleh pulang setelah infusnya habis.. aku ingin memeriksa hasil tes urine channie hyung dulu... panggil aku jika ada apa-apa, bye...  " pamit seungmin beranjak keluar dari kamar rawat.

" tes urine? Apa masalah narkoba? " tanya jisung yang dibalas anggukan oleh jeongin.

" iya hyung, seungmin hyung, haechan hyung, shunxi hyung dan mark hyung yang akan mengurus dalam pengecekan... "

" narkoba apaan, tepung serbaguna yang dia konsumsi noh sama micin..  makanya bloon... gak bisa apa media bedain orang bloon sama orang ngefly... " julid jisung membuat ketiga orang disana meringis.

" berhenti mengomel, nah makan... " ujar shunxi memberikan semangkuk bubur hangat yang ia beli pada jisung.

" plis deh xixi, gue kagak sakit ya... hanya panik... dan sekarang udah balik normal... gue gak mau bubur... gue mau ayam pedas keju dengan es soda! " gerutu jisung menatap kesal pada shunxi dan bubur di hadapannya.

" udah di beliin gak tau diri banget! Tinggal makan doang elah! " omel hyunjin hingga mendapat tatapan maut jisung.

" urusan kita belum selesai ya! " ujar jisung memperingatkan.

Hyunjin sendiri hanya nyengir sembari mengacungkan dua jarinya berbentuk huruf v sebagai bentuk tanda kedamaian.

" makan aja apa yang ada hyung... adek suapin ya? " tawar jeongin mengambil mangkuk bubur dari tangan shunxi.

" hyung gak lumpuh... " ujar jisung jutek, mengambil mangkuk di tangan jeongin dengan kasar lalu menyendokan bubur ke dalam mulutnya dengan terpaksa.

" oke! Kita juga makan! " ucap shunxi mengeluarkan makanan persis sama seperti yang jisung mau, membuat rivalnya itu melotot lebar.

" ih!! Gue mau itu!! " rengek jisung.

" eh, gak bisa... orang sakit itu makanannya bubur, lo cukup lihat dan cium baunya aja... " ujar shunxi membuat jisung mencebik.

Bibirnya maju ke depan seperti bebek, menunjukkan dirinya sedang merajuk. Membuat jeongin dan hyunjin terkekeh.

" entar malam gue bawain makanan yang lu mau pas udah sampai rumah... sekarang makan bubur dulu, lo masih di infus soalnya...  " ujar hyunjin mengelus lembut surai jisung.

" awas lu kalo bohong! " ujar jisung menodongkan sendok padanya sebagai bentuk pengancaman.

" enggak bakalan... udah habisin buburnya... "

" nih hyung, adek bagi cicip dikit aja... biar gak ileran nanti... " ujar jeongin memberikan sedikit ayam ke mangkuk bubur jisung.

" lu kata gue ibu-ibu ngidam! " cibir jisung.

" bukan, tapi bocah ingusan cengeng yang gampang emosian... merajuk, ngambek gak jelas... " ujar jeongin tertawa puas membuat jisung melongo tidak percaya.

Shunxi menatap interaksi ketiga saudara itu dengan senyum, merasa bahagia melihat persaudaraan mereka yang erat meski mereka bukanlah saudara kandung.

Membuat dirinya sedikit iri...

" sudah bercandanya, makan dulu... " ujar shunxi menarik hyunjin dan jeongin menjauh agar berhenti menggoda jisung.

Mesti nyatanya jarak tidak akan menjadi penghalang untuk ketiganya adu bacot..

.
.
.
.
.

" sudah kuduga channie hyung emang bukan pengguna... " gumam seungmin senang, mengembalikan hasil pemeriksaan bangchan ke dalam amplop coklat.
Brak!!

" min!! Ayo cepat!! Ada tiga pasien kritis, korban kecelakaan!! " ujar haechan panik, ia bahkan membanting pintu ruang kerja seungmin cukup kuat.

Seungmin dengan sigap bangun dari duduknya, mengikuti haechan ke tempat pemeriksaan dengan perasaan was-was.

Saat koridor sepi, terlihat seseorang berhodie hitam serba tertutup. Celingak-celinguk memastikan kondisi di sekitarnya aman sebelum memasuki ruang kerja seungmin yang tidak pernah terkunci.

Sosok itu memeriksa semua ruangan seungmin, hingga akhirnya ia menemukan apa yang ia cari.

Menukar amplop coklat yang berisi hasil test urine bangchan dengan amplop coklat lainnya.

" misi selesai.. " gumam sosok itu buru-buru pergi dengan senyuman licik di balik maskernya.

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang