Dua minggu chenle dan jisung mencari in guk hingga akhirnya mereka berhasil menemukannya dan membawa in guk ke korea untuk menyelesaikan masalah dengan cara paksa.
" lo gak apa kan sendiri? " tanya chenle pada jisung yang tengah menahan in guk yang terbogol agar tidak kabur bersama salah satu anak buah chenle.
" gak apa, hati-hati dijalan... pastikan kedua kekasih itu bertemu... " ujar jisung menggoda ningning hingga wajah gadis itu memerah.
" jisung hentikan! "
" hahahaha, tenang saja... dia urusanku, aku masih harus membawanya pulang ke gegenya... aku bisa mati kalo dia kenapa-kenapa... sudah ya, selesaikan masalah kalian dengan kepala dingin... " pamit chenle yang dibalas anggukan oleh jisung.
" semangat jisung, bye-bye... jumpa lagi... " pamit ningning membuat jisung tersenyum lembut.
" cewek sebaik itu harus berkelahi dengan renjun hyung yang kesabaran setipis tisu.... " gumam jisung menyeret masuk in guk kerumahnya.
.......
Tok, tok, tok.
" ayah buka pintunya! " ujar so hee meminta sang ayah yang tengah ia usili dengan mendadani ayahnya seperti bayi.
" biar aku saja bun... " ujar felix buru-buru bangkit untuk membukakan pintu.
Sungguh ia tidak tega melihat kakeknya yang selalu di jahili oleh ibunya sebagai bentuk balas dendam, namun setelah sang ayah menjelaskan padanya jika itu adalah cara ibunya memperbaiki hubungan keluarga mereka karena sang ibu yang tidak bisa bersikap lembut dan menyampaikannya dengan kejahilan dan sikap acuh tak acuh membuat felix justru ikut membantu ibunya saat ingin menjahili sang kakek.
Felix terkejut saat membuka pintu, menatap senang pada sang kembaran yang tersenyum lebar padanya.
" jisung!! Akhirnya lu pulang!! Ayah! Ibu! Kakek! Jisung pulang!! " teriak felix menggelegar.
" eh ini siapa? " tanya felix menatap bingung pada in guk yang tampak bonyok.
" pelaku yang perkosa ibun... " jawab jisung membuat wajah felix mendingin seketika.
" jadi lu ke china nyari dia?"
" ya, untuk diadili! Ayo masuk! " ujar jisung menarik paksa in guk, namun felix menghentikannya membuat jisung bingung.
" sebentar... " ujar felix menatap tajam in guk yang menatapnya, hingga tak lama felix melayangkan pukulan hingga gigi in guk ada yang patah.
" itu belum seberapa... " geram felix berapi-api.
" sudah cukup, dia sudah gue hajar di china sana... nanti lagi... " ujar jisung menenangkan kembarannya, membawa masuk in guk di ikuti oleh felix dan anak buah chenle.
" jisung! Akhirnya kamu pulang nak... " sambut so hee senang, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok in guk di belakang jisung.
Kilas balik masa lalu suram terlintas di pikirannya, membuat tubuhnya gemetar ketakutan.
Lututnya bahkan lemas untuk menopang berat tubuhnya sendiri, beruntung songkang datang tepat waktu dan menahan tubuh istrinya agar tetap berdiri tegak di sandarannya.
" sayang, tenangkan dirimu... " bisik songkang menggenggam tangan so hee yang gemetaran.
" dia kan... " gumam sang kakek terkejut melihat in guk.
" hy jalang.... " sapa in guk menyeringai membuat felix dan jisung marah dengan panggilan itu.
Jisung mendorong in guk hingga berlutut di hadapan so hee, menjambak rambutnya kuat.
" berengsek! Bajingan sialan! " geram jisung.
" jisung... ke-kenapa kamu membawa dia kesini... " tanya so hee berusaha untuk tetap kuat.
" tentu saja agar dia meminta maaf pada ibun... dia harus di adili, dia harus di penjara! " ujar jisung membuat in guk terkekeh.
Songkang hanya diam, meski dirinya ingin sekali menghajar in guk yang ada di hadapannya saat ini. Melihat in guk yang babak belur, di pastikan jisung sudah melampiaskan semua kekesalan dan itu sudah cukup.
Ia hanya perlu menjaga istrinya yang kini tampak ketakutan.
" tenang sayang, aku disini... "
" ibu, hajarlah dia sesukamu... begitupun ayah, kakek dan kau felix... dia berhak mendapatkan balasan atas perbuatan buruknya... " ucap jisung lagi-lagi membuat in guk terkekeh.
" kau terlalu kejam pada orang yang membuatmu ada di dunia ini nak, secara biologis aku masih ayah mu... " ujar in guk membuat seisi rumah kesal bukan main.
Plakk!!
" TUTUP MULUTMU! KAU BUKAN AYAH MEREKA! " bentak so hee menampar in guk kuat.
" aku bukan ayah mereka? Kau yakin tidak ada benih ku didalam dirimu saat itu? "
" DIAM!! " bentak so hee.
" dengar, kau memang di perkosa rame-rame saat itu.. tapi kau pasti tidak sadar jika hanya akulah yang mengeluarkan benih di dalam dirimu.. mereka yang lain tidak ingin bertanggung jawab jika kau hamil anak mereka... berbeda dengan ku yang tidak peduli.... "
" kau sangat seksi sayangku... sangat nikmat, aku masih ingat itu... aku tidak menyangka hasil ku akan menghadirkan anak kembar yang tampan... " ujar in guk membuat dirinya mendapat tendangan dari songkang hingga dirinya terjatuh dan memuntahkan darah.
" berengsek! Bajingan sialan! Kau seharusnya mati! " bentak songkang memukul in guk membabi buta tanpa seorang pun berniat untuk menghentikan.
" hehehe... kau suaminya? Terima kasih sudah merawat anak-anak ku... " ujar in guk memancing emosi meski dirinya sudah tidak lagi berdaya.
" kau!! " geram songkang hendak kembali memukul in guk, namun terhentikan oleh felix yang sudah memukul terlebih dahulu.
" jaga ucapanmu biadab! Kami bukan anakmu! " desis felix menatap tajam in guk, siap mengulitinya kapan saja.
" sudah cukup, dia lebih baik segera di penjarakan... " ujar kakek membuat in guk terkekeh.
" ayah... kita tidak memiliki bukti apapun... " ujar so hee tidak ingin menatap in guk dimana melihatnya hanya akan membuatnya mengingat semua kenangan buruk.
Sudah cukup dia beradaptasi dengan sang ayah, ia tidak bisa untuk memaafkan sosok in guk.
" ayah memilikinya... ayah memiliki semua bukti kejahatan yang mendiang ibu tirimu lakukan, termasuk dirinya... dari semua orang... hanya dialah yang paling pintar bersembunyi... ayah akan menyelesaikan semuanya... " ujar sang kakek mengelus lembut surai sang anak.
" songkang, bawa so hee kekamar biarkan dia istirahat.. " ujar sang kakek yang dibalas anggukan oleh songkang.
" ayo sayang... " ajak songkang menuntun so hee untuk menjauh dari ruang tamu.
" sampai jumpa lagi sayang... " ujar in guk membuat jisung memukulnya.
" diam berengsek! " bentak jisung kesal.
" nak, setelah aku bebas dari penjara akan ku ajarkan kalian apa itu sopan santun pada orang tua... " ujar in guk membuat geram.
" kau bukan orang tua kami! " bentak felix.
" katakan itu setelah melakukan tes darah... "
" sudah cukup omong kosongnya! Ayo kita bawa dia ke penjara! " ujar sang kakek membuat jisung kembali menyeret in guk.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUS
Fiksi Penggemarsequel panti asuhan skz... Kisah 8 anak panti ketika mereka dewasa dan sudah memiliki jalan hidup masing-masing...