62

77 11 0
                                    

" lu tuh ya aneh aja! Kalo jalan tuh pake mata! " omel changbin membawa chaeryeong untuk duduk di salah satu bangku taman.

" namanya juga kesandung... " keluh chaeryeong menahan perih pada kakinya yang terkilir juga beberapa lecet di kaki dan tangannya.

Changbin dan chaeryeong tidak sengaja bertemu di taman saat sedang lari sore dan memutuskan berolahraga bersama, namun kecerobohan chaeryeong membuat lari mereka tertunda.

" kayak anak kecil aja lo dikit-dikit kesandung! " omel changbin memeriksa kaki chaeryeong yang tampak membengkak dan biru. Ia juga memeriksa lecet di lengan chaeryeong, memeriksa luka tersebut dalam atau tidak.

" ceroboh banget jadi manusia! Tunggu disini gue beliin obat merah sama es dulu untuk luka lo... jangan kemana-mana.. " ucap changbin meninggalkan chaeryeong sendirian.

" jangan lama-lama! " teriak chaeryeong pada changbin yang sudah lari menjauh.

Chaeryeong tersenyum tipis melihat perhatian changbin padanya, bahkan ia sudah tidak terlalu merasakan sakit pada lukanya karena perasaan bahagia di hatinya.

.......

" terima kasih..  " ucap changbin pada kasir supermarket tempat ia membeli obat untuk chaeryeong.

Get cool~ get cool~

" eunbi? Tumben amat... hallo? " sapa changbin pada eunbi yang meneleponnya di seberang sana.

Bin!! Tolongin gue dong! Gue kecelakaan nih! Motor hancur tapi gak ada bengkel...

Deg!

" lu dimana?!! Share lock! Gue kesana! " ucap changbin panik dimana membuatnya buru-buru ke parkiran mobil bahkan hingga melupakan chaeryeong yang tengah menunggunya sendirian di taman.

" tunggu gue sebentar eunbi... " gumam changbin khawatir eunbi terluka parah.

* jangan hujat mimin atas drama cinta mereka ya guys..

.
.
.
.
.
.

" kami pulang... "

" selamat datang... " sambut so hee pada ayah dan kedua anak kembarnya yang baru saja pulang.

" bagaimana? " tanya so hee penasaran dengan in guk.

" bukti yang kakek miliki cukup untuk mempenjarakan si bajingan itu  selama 12 tahun... tck! Padahal lebih baik seumur hidup...  " jawab felix yang dibalas senyuman lemah oleh so hee.

" ayah mana ibun? " tanya jisung celingak-celinguk mencari keberadaan songkang yang tidak terlihat.

" justru ibu mau nanya sama kalian, apa ayah tidak ikut bersama kalian? Dia katanya nyusul ke kantor polisi... " ujar so hee membuat jisung dan felix saling tatap.

" mungkin karena beda waktu jadi gak papasan...  jisung mau mandi dulu, gerah... "

" nanti ibun antarin makanan kamu ke kamar ya... " ujar so hee bersiap untuk memasak makanan kesukaan jisung.

" gak usah ibun, mau langsung tidur aja... jisung capek... " ucapnya buru-buru masuk ke kamarnya membuat so hee menghela nafas pelan.

" jisung beneran capek ibun, dia kan habis dari china sampai korea langsung ke kepolisian... dia belum ada istirahat.... " ujar felix menenangkan sang ibu yang terlihat sedih.

" ibu tau kok.... kamu pergi mandi gih, habis itu kita makan bareng...  " ujar so hee mengelus lembut rambut felix yang di hadiahi ciuman pipi oleh sang anak.

" apa kamu baik-baik saja nak? " tanya sang ayah setelah felix masuk ke kamarnya.

" tentu saja... apa ayah ingin aku kenapa-kenapa? " ujar so hee membuat ayahnya panik.

" tidak! Tidak! Bukan begitu maksud ayah... "

" sudahlah, ayo bantu aku membuat makan malam untuk cucu ayah... tapi mandi dulu sana... " ujar so hee meninggalkan sang ayah ke dapur.

.......

Jisung membiarkan air mengguyur tubuhnya, seolah keresahan dalam dirinya ikut mengalir terbuang bersama air yang membasahinya.

Memejamkan mata menikmati segarnya air dingin yang membuat tubuhnya rileks dari ketegangan.

Aku masih ayahmu...

Kalimat in guk terngiang di kepalanya, membuat jisung kesal dan melampiaskannya dengan memukul dinding kamar mandi.

Jisung berada di ambang kebimbangan.

Disatu sisi ia senang karena pelaku pemerkosaan ibunya berhasil mendapatkan hukuman di penjara, namun di satu sisi ia memiliki belas kasihan melihat ayah biologisnya, laki-laki yang membuatnya hadir di dunia bersama sang kembaran harus mendekam di penjara.

Ia benci dengan sosok in guk, namun hati kecilnya berkata jika ia tidak terlalu membenci sosok itu.

Namun ia tidak bisa melakukan apapun..

Ayahnya adalah songkang, suami ibunya... laki-laki yang mengurus ibu dan dirinya bersama sang adik adalah songkang.

Lalu bagaimana caranya ia dapat menerima in guk dalam hidupnya?

Sungguh ia sangat bingung dengan kondisi hati dan pikirannya, membuatnya penasaran dengan sang kembaran.

Apakah felix juga merasa bimbang atau dia menganggap in guk hanya sebagai penjahat?

Jisung menatap bekas luka di dadanya, menelusuri bekas jahitan yang belum sepenuhnya kering.

Lintasan dimana in guk menghajarnya membabi buta membuatnya mendecih sebal.

" dia memang penjahat... " gumam jisung menyakinkan dirinya.

" jisung!!! " teriak felix menggedor pintu kamar jisung, membuat si empunya mengernyit bingung.

" kenapa? " tanya jisung penasaran.

" gue mau ngomong!! "

" bentar!! " jawab jisung buru-buru menyelesaikan mandinya.

......

" kenapa? " tanya jisung sembari mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.

" tumben amat udah lengkap pakai baju, biasa telanjang dada dulu habis mandi....  " ujar felix bertanya-tanya.

" gue mau cepat tidur soalnya... ( gue nyembunyiin bekas luka di dada gue ) kenapa? "  tanya jisung duduk di samping felix, membuat felix mengambil alih handuk untuk mengeringkan rambut jjsung.

" sung gimana perasaan lo sama keluarga kita ini? Mulai dari kakek yang tiba-tiba muncul, lalu ayah songkang yang bukan ayah kita, lalu diri kita yang terlahir karena kecelakaan... jujur aja gue sedikit ngerasa bingung... apalagi saat tau ayah kandung gue tuh penjahat dan sekarang masuk penjara... " ujar felix membuat jisung menatap kembarannya lembut.

" gue kira gue doang yang kebingungan, ternyata lu juga sama ya.... "

" gue rasa kita cuman perlu kayak biasanya aja deh... seperti awal, saat dimana kita belum tahu apa-apa... biarkan semua yang berlalu seperti badai masalah keluarga kita... in guk, kakek... biarlah mereka menjadi tokoh baru di tempatnya masing-masing... sisanya tetap seperti biasanya... "

" yah gue setuju sama lo, begitu lebih baik... " ucap felix menggantungkan handuk tersebut di lehernya.

" oh iya! Gue lupa bilang sama paman kalo gue udah pulang! Bisa di gorok gue! " ujar jisung panik, buru-buru membuka ponselnya.

" kapok lu... gue numpang mandi, mager ke kamar... "

" kebiasaan lu udin!! " gerutu jisung menatap malas kembarannya.

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang