57

59 9 1
                                    

" terima kasih... silahkan datang lagi..  " ucap renjun pada pelanggan yang baru saja selesai membayar.

" lu sibuk ngapain sih? " tanya renjun penasaran sama lino yang sangat fokus mengerjakan sesuatu di komputernya.

" pusing gue, tagihan pada naik tapi cafe gak terlalu rame... mana biaya perawatan dan makan para kucing mahal banget... gila, lama-lama bangkrut nih cafe.. " keluh lino memijat kepalanya pusing.

" makanya jadi bos itu jangan asik keluyuran aja nangkapin setan, urus usaha lo... buat sesuatu yang unik biar viral dan rame... ini ngilang mulu... "

" heh! Pendapatan ngusir hantu jauh lebih banyak dari pendapatan nih cafe ya..  " ujar lino membocorkan rahasia yang selama ini ia simpan baik-baik, membuat renjun ber-oh ria.

" jadi gitu cara lu hidup mewah... pantes betah jadi mbah dukun lo! Apa gue juga buka jasa itu ya... " ujar renjun membuat lino menatapnya julid.

" mau pake apa lu ngusirnya? Bacotan lu? "

" kenapa? Takut kesaing bisnis linoring lu yang hanya tenar di kalangan gaib itu? " canda renjun membuat lino mendengus malas.

" asal lu bahagia dah.... "

Klinting~

" selamat da... NINGNING!! " pekik renjun terkejut ketika melihat kekasih hatinya menghampiri cafe bersama chenle di sampingnya.

" halo jun ge.... " sapa ningning tersenyum lebar membuatnya tampak manis.

Renjun sontak saja berlari menghampiri sang kekasih, memeluknya erat seolah tidak lagi ada hari esok.

" baobei, aku merindukanmu... " ujar renjun membenamkan wajahnya pada bahu ningning, menghirup aroma manis ningning yang selalu membuat dirinya rindu dan nyaman.

" aku juga merindukanmu renjun gege..  " ucap ningning tenggelam sepenuhnya dalam pelukan renjun, membiarkan rindunya tersalurkan.

" gini nih kalo udah bucin, dunia serasa milik berdua.. " ujar chenle geleng-geleng kepala melihat keduanya.

" woahh... lama tidak bertemu... aku tidak menyangka kalian akan kesini... " sapa lino merangkul chenle akrab.

" kami mengantarkan jisung pulang... "

" oh?! Dia sudah kembali? Baguslah... " ucap lino senang mendengar kabar itu.

" kebetulan, untung aja lu ada di sini...pak CEO pinjam duit dong, cafe gue mau bangkrut nih... atau gak kerja sama gitu, viralin di china... buka cabang di sana... " ujar lino membuat chenle menatapnya remeh.

" disangka gue ATM berjalan apa, orang tiap ketemu gue bukannya nanya kabar malah minta duit semua... " keluh chenle membuat lino terkekeh.

" itulah susahnya jadi orang kaya, diingat hanya uangnya saja bukan keadaannya... sabar ya... " ucap lino membuat chenle mendengus.

" heh! Sudah-sudah, mau sampai kapan kalian pelukan?! Gencet baru tau rasa... " ujar lino melepaskan pelukan renjun dan ningning membuat pasangan itu terkejut.

" elu mah rese! " omel renjun menggeplak kepala lino hingga si empunya berteriak nyaring.

" hallo lino gege... " sapa ningning lembut.

" hy, lama tidak ketemu ya... kamu makin cantik aja, putus gih dari renjun... sama aku aja... " ucap lino membuat ningning tertawa, berbeda dengan renjun yang sudah mencekik bosnya itu.

Linoring~

" lekhpas uhuk!! Njun!! Adhak yangk nelephon!!! " ucap lino susah payah.

" uhuk! Uhuk! Sialan lo njun! Kalo gue mati, gue gentayangin lu! " omel lino menjauh dari mereka bertiga untuk mengangkat teleponnya.

" apa gong jun gege ikut juga? " tanya renjun penasaran.

" tidak, ia sibuk dengan pekerjaannya... " jawab ningning yang dibalas anggukan paham oleh renjun.

" gue pamit ya, mau ke rumah shunxi dulu... capek banget gue, mau numpang tidur... " pamit chenle memijat bahunya yang terasa pegal karena perjalanan dan pekerjaan yang semakin banyak, ditambah harus mengurus masalah jisung.

Membuat punggung lansianya merenta.

" ayo bareng le, gue juga mau pergi...njun jaga cafe ya jangan pacaran aja lu... zina! " pamit lino diikuti oleh chenle.

" jangan lu apa-apain tuh anak gadis, habis gue di hajar gong jun gege entar... " ucap chenle memperingati.

" bawel amat lu! " gerutu renjun.

" hati-hati.... " ucap ningning menatap kepergian dua kenalannya.

" kabarin kalo ada apa-apa...  " ucap renjun pada keduanya, terutama lino yang sudah ia ketahui pasti alasan kepergiannya.

" ayo baobei, aku akan memberikan makanan terenak di cafe... " ujar renjun membawa ningning untuk duduk di tempat ternyaman.

.
.
.
.
.
.

" jisung!! Lu udah balik?!! " pekik shunxi terkejut melihat sosok jisung di hadapannya bersama beberapa orang di kantor polisinya.

" jisungg!!! " teriak karina berlari memeluk jisung hingga jisung oleng, beruntung si tupai dapat mempertahankan keseimbangannya sehingga mereka tidak perlu terjatuh.

" aku merindukanmu tupai... " ucap karina mencubit pipi gembil jisung.

" aku atau toko bunga ku? " tanya jisung membuat karina terkekeh.

" tentu saja yang kedua... " jawab karina membuat jisung geleng-geleng kepala.

" apa dia orang yang chenle ceritakan? Yang membuatmu pergi sendirian hingga ke china? " tanya mark mengambil alih in guk dari tangan anak buah chenle.

" ya begitulah.... " jawab jisung malas.

" jika bisa beri saja dia hukuman mati... " ujar felix kesal bukan main.

" kau tidak boleh berkata seperti itu pada ayahmu nak... " ujar in guk membuat felix hendak memukulnya kembali, namun di tahan oleh shunxi.

" dilarang kekerasan di sini felix, sekalipun dia seorang penjahat... " ucap shunxi mengingatkan.

" lu urus dah tuh! " ucap felix beranjak lebih dulu kembali ke dalam mobil untuk menunggu, ia tidak tahan berada di dekat in guk. Emosinya benar-benar meledak seperti gunung api yang meletus.

" polisi cantik, apa kamu pacar anak ku?  Sangat cocok... " ucap in guk menyeringai membuat jisung jengah.

" cukup omong kosongnya! Kakek ikutlah bersama mereka... anda, kembalilah ke mobil bersama felix.... " ujar jisung yang dibalas anggukan oleh anak buah chenle.

" lebih baik kamu tidak perlu ikut dengan mereka, istirahatlah dulu... kamu tampak lelah, aku akan membuatkanmu teh, tunggulah di ruangan shunxi... " ucap karina pada jisung yang hendak mengikuti sang kakek dan kedua temannya.

" terima kasih... "

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang