" lu tumben di cafe? Kagak ambil job gilamu? " tanya renjun menatap heran pada lino yang duduk manis di cafe sembari bermain dengan kucing.
" istirahat, kalo tiap hari gue urusan terus ama hantu, yang ada jiwa gue gak waras lagi... "
" emang dari dulu lo pernah waras? " julid renjun membuat lino mencebik, berpura-pura menangis. Membuat renjun menggeplaknya dengan nampan.
" jijik! Geli gue liat lo! "
" shh~ kalo bukan karena gue butuh, gue pecat lu! " dumel lino yang tidak dipedulikan oleh renjun.
Karena lelaki itu tau, sampai kapanpun lino tidak akan pernah jauh darinya.
" eh, gue penasaran... di cafe kita sebenarnya ada hantu gak sih? Lu gak pernah cerita apapun soalnya... " bisik renjun agar tidak terdengar siapapun.
" gak ada, gue kan udah ngelakuin pembersihan... " jawab lino membuat renjun mengangguk, memuji kerja lino.
" pak lino, pak renjun... maaf mengganggu... " ujar salah satu karyawan menghampiri lino dan renjun dengan takut-takut. Apalagi setelah melihat tatapan tajam lino.
" ada apa? " tanya renjun tegas.
" sa... saya boleh ijin pulang cepat gak pak hari ini, saya harus ke rumah sakit... adik saya kecelakaan... "
" kecelakaan ya... " gumam lino bangkit dari duduknya, menghampiri karyawannya yang berdiri menunduk, takut.
Tanpa aba-aba, lino menarik karyawan itu ke dalam pelukannya. Membuat renjun dan karyawan yang melihat terkejut bukan main. Bahkan beberapa pembeli mengabadikan moment romantis itu.
Begitupun yang dipeluk, nyawanya seolah lepas dari raganya saat itu juga.
" saya turut sedih mendengar kabar itu..." ujar lino lembut, mengelus punggung karyawan wanita itu beberapa saat lalu melepas pelukannya.
" hati-hati ya di jalan... beri saya kabar jika ingin ijin atau ada apapun itu, kamu karyawan saya.. saya harus tau kondisi keselamatan karyawan dimanapun... " ujar lino dengan senyum manis membuat wajah karyawan itu merah padam.
" ba...baik pak.. terima kasih, saya permisi... " pamit karyawan itu buru-buru pergi, ia tidak sanggup untuk berada di hadapan lino.
Perilaku lino padanya benar-benar menggoyahkan hatinya yang kesepian.
" apa maksud lo peluk-peluk karyawan bodoh! Itu termasuk pelecehan! Lu masih di cafe! Gak sabaran banget! Di luar kan bisa kalo lu mau pdkt! " omel renjun menjewer kuping lino hingga si empunya berteriak sakit.
Dengan gesit lino memelintir tangan renjun hingga terlepas, membuat renjun memekik dan terkejut setelahnya dengan aksi lino yang dengan tidak sopannya menarik dirinya ke dalam pelukannya.
" lu ngapain bangsat! Kita dilihatin orang! Cafe rame bego! Lepas!! " dumel renjun penuh penekanan di setiap kalimatnya.
Ia menatap para karyawan lain dengan tatapan mengancam membuat mereka semua pura-pura tidak melihat.
Padahal hati renjun sudah sangat gugup, takut gunjingan terhadap mereka berdua semakin menjadi.
" gue tadi meluk tuh karyawan untuk ngusir hantu.... dia ketempelan, ada yang ngirim santet padanya... dan itu juga yang bikin adeknya kecelakaan... kasihan njun jadi gue tadi kelahi bentar sama hantunya sekaligus nyari pelaku... "
" ternyata yang ngirim itu mantan kekasihnya... " ujar lino berbisik menjelaskan.
" terus alasan lo meluk gue apa bego! "
" gue kelahi sama tuh hantu sekaligus nyari lokasi njun, energi murni gue keserap banyak makanya gue meluk lo untuk isi energi... bentar lagi gue mau nemuin tuh pelaku... " ujar lino membuat renjun menghela napas lelah.
" kan lu bisa dekat gue aja gak harus meluk anak setan! Lu murid om jaebum tapi lo kok bloon sih! Dan satu lagi! Jangan ikut campur urusan orang! " omel renjun mendorong lino sekuat mungkin hingga pelukan keduanya terlepas. Menarik lino, membawanya ke ruang kerja khusus lino agar lebih leluasa untuk berbincang.
" dia karyawan gue njun, gue gak bisa lepas tangan gitu aja... kasihan... "
" enggak ya enggak! Pokoknya enggak! Enggak boleh! " omel renjun.
" nju... "
" enggak untuk hari ini! Besok! Lu sendiri yang bilang hari ini mau istirahat kan?! Pokoknya gue gak mau tau! Tetap stay di cafe, lo gak boleh kemana-mana! Besok baru lu boleh nolongin karyawan kita tadi... " ujar renjun tegas, menatap penuh bossy. Tidak ingin dibantah.
" njun... kalo gue biarin gitu aja, terus seandainya terjadi hal buruk gimana? Kayak gitu gangguannya kapan aja... gak tentu... " rengek lino.
" gue bakal minta tolong sama om jaebum! Gue gak mau tau! Lu harus istirahat hari ini dari dunia setan! Diam dulu lu bentar bisa kagak sih! Sana keluar! Main sama kucing! Perhatiin kinerja karyawan lu! "
" gue mau telepon om jaebum dulu! Lu jangan coba-coba kabur! Atau gue bakal ngilang yang jauh, ke tempat lu gak bisa nemuin gue! Gue tau ya lu gak mau nyusahin felix! " titah renjun mutlak membuat lino mau tidak mau menurut, melangkahkan kakinya dengan lesu ke luar.
Meong~
" cing, njun jahat... " rengek lino mengadu pada kucing cafenya. Duduk manyun sembari mengelus-elus si kucing.
Klinting~
Selamat datang~keluarga cemara memasuki cafe, pancaran bahagia bersinar cerah pada wajah keluarga tersebut. Keluarga dengan dua anak. satu anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Keluarga bahagia yang sempurna.
Tapi tidak di mata lino yang memandang keluarga tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan.
Lino membeku di tempat, keheningan melandanya hingga memekakkan telinga.Ia bahkan tanpa sadar mengepalkan tangan sekuat mungkin hingga kuku jarinya memutih. Tidak sedikitpun lino mengalihkan pandangan dari keluarga itu, tatapannya sangat fokus hingga sekitarnya menjadi buram.
" no, hei! Lino! " panggil renjun menutup mata lino yang melotot tanpa berkedip, ia takut sahabatnya itu kerasukan.
Sungguh renjun tidak ahli melakukan pengusiran setan.
Lino tersadar saat pandangannya menjadi gelap, lelaki pecinta kucing itu hanya menghela napas panjang tanpa ada niat menyingkirkan tangan renjun dari matanya.
Ia justru menahan tangan itu untuk tetap menutup matanya.
" lo kenapa? Gue panggilin malah bengong, ini kenapa lagi tangan gue ditahan begini... lepas! Pegel! " dumel renjun meski ia sebenarnya juga khawatir.
" bawa gue masuk ke ruangan njun... gue ngelihat pemandangan yang menyeramkan... gue gak sanggup... " ujar lino lemah, membuat renjun semakin khawatir dan buru-buru merangkul lino. Menuntunnya untuk menjauh dari sana.
" tenang aja ada gue... " bisik renjun yang dibalas anggukan oleh lino. Tanpa tau sosok menyeramkan apa yang di maksud oleh lino.
Pikiran dan perasaan lino berkecamuk dalam diamnya, semua hal bercampur aduk menjadi satu. Membuatnya hilang kendali atas ketenangan diri.
( sudah bertahun-tahun ayah pergi... kenapa harus muncul hari ini... ayah ya? Apa dia masih pantas ku panggil ayah? ) inner lino berkecamuk.
.
.
.
.
.S2 ini nyambung sama S1 jadi pliss yang belum baca S1, baca dulu! Nanti bingung...
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUS
Fanfictionsequel panti asuhan skz... Kisah 8 anak panti ketika mereka dewasa dan sudah memiliki jalan hidup masing-masing...