Chapter - 1

12 4 0
                                    

Alina Salsabila Fitriani
(Gadis cantik nan polos, si penyuka buah cherry. Memiliki sifat ceria, baik hati dan tentu saja ramah. Gadis berkulit putih ini sangat lah iconic. Ia memiliki boba eyes yang indah disertai bibir pink alami nya yang berbentuk love dan pipi chubby nya yang menggemaskan. Memiliki tubuh pendek tapi tidak terlalu pendek dan tidak juga terlalu tinggi. You can call it ideal.)

)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

06.56


Celestial High School.

Saat ini sekolah belum terlalu ramai, biasanya mereka mulai berdatangan tepat pada pukul tujuh pas.

Alina berjalan menyusuri koridor kelasnya dengan senandungan kecil. Kedua matanya membaca tulisan X - ART'S yang terpajang di papan yang di tempelkan di pintu kelas.

Kedua kakinya melangkah masuk. Pandangannya tertuju pada lima orang siswi yang sibuk dengan ponselnya masing-masing. Ia tidak terlalu peduli, kakinya terus berjalan menuju kursinya yang berada di pojok dinding barisan kedua.

"Nekat juga ya lo, datang ke sekolah ini. Masih punya muka lo?"

Alina baru saja mau duduk, kini terhenti saat mendengar ucapan dari salah satu teman kelasnya. Sesaat ia menatap datar ke arah Naura, lalu kembali ia alihkan pandangannya dan segera duduk.

Semenjak kejadian tiga hari yang lalu, Alina merasa tidak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Hanya karna tuduhan dan fitnah yang menghampiri nya, ia harus mengalami yang namanya bully.

Kejadian tiga hari yang lalu, membuat ia bully abis-abisan oleh teman sekelasnya. Belum lagi Kakak-kakak kelas yang juga ikutan merudungi nya.

Merasa bosan, kedua tangannya mengambil novel dari dalam tas ransel. Ia membuka, dan mulai membacanya dengan fokus.

BRAK!!

Alina terkejut bukan main saat Naura memukul meja dengan keras. Entah sejak kapan Naura dan keempat temannya itu sekarang berada di sekitar mejanya.

"Hai cupu, sayang banget yah, cupu-cupu kayak gini tapi udah jadi pembunuh." Cibir Clarissa.

"Lo nggak takut di bully lagi sama kita-kita? Nyali lu gede juga." Sambung Leona.

"Tolong satu hari aja, kalian jangan ganggu aku dulu." Alina mulai bersuara. Ia menatap nanar pada lima orang di depannya secara bergantian.

ALVARO JUANDA FRANKLYNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang