01. Ayla dan kebiasaannya

83 12 0
                                    

Orang bilang, yang cantik itu memang suka banyak tingkah. Tapi kalo yang ga banyak tingkah itu cantiknya mutlak!








Sinar matahari cerah memasuki sela sela ventilasi udara di rumah yang cukup bisa dikatakan luas dan mewah. Dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring terdengar dikeheningan. Ke empat orang yang sedang makan dengan khidmat itu tak ada niatan untuk membuka pembicaraan, itu sudah menjadi adab makan yang selalu mereka terapkan. Makan tidak sambil berbicara.

Drrt! Drrt!

Getaran ponsel di atas meja dan terletak disebelah piring milik gadis yang mengenakan seragam sekolah SMA itu terdengar, membuat ketiga lainnya melirik ke arahnya. Gadis yang mengenakan name tag Shayla Tabitha itu hanya bisa membaca siapa nama dari si penelpon pagi ini. Lalu tak mengangkatnya, dan memilih membalikan ponselnya. Sesekali matanya melirik pada gadis SMP di hadapannya. Itu adik tirinya, sudah berdandan rapih mengenakan jepit rambut berwarna warni dan rambut yang ia biarkan terurai begitu saja.

"Ayla sudah selesai, pergi dulu ya!"

Ayla pamit tanpa salam atau menatap kedua orangtuanya, ia memilih mengambil tasnya lalu pergi begitu saja meninggalkan meja makan. Lalu orangtuanya bagaimana? Menjawab saja tidak. Kedua orangtua nya hanya mengangguk sambil terus menyantap sarapan paginya.

"Jangan ditiru, tidak sopan" bisik wanita berumur 40an itu kepada anak gadis satu-satunya.

Ayla yang sempat mendengar samar samar itu hanya memutar kedua bola matanya dengan malas. Sudah biasa. Sepasang kaki putih mulusnya memilih melangkah lebih cepat agar tak lama-lama di rumah ini.

"Pak, hari ini ga usah jemput saya ya nanti. Biar saya pake taxi online aja"

Supir pribadi menggelengkan kepala, tak setuju. "Engga Neng, saya sudah janji sama si bapak. Kemanapun neng Ayla pergi, saya yang harus anternya, begitupun kalo neng Ayla pulang, saya yang jemputnya."

Ayla menghembuskan nafasnya dengan pelan. "Lebay! Papa ga akan marahin bapak kok, lagian saya udah gede. Saya bisa pergi sendiri, ga perlu—"

"Ayla, papa tidak mau tau. Ketika pak Asen sudah di sekolah kamu nanti, itu tandanya kamu sudah harus pulang bareng Pak Asen"

Itu dia Papa kandungnya, pelaku yang baru saja memotong ucapan Ayla. "Pa, kenapa sih? Aku udah janji mau temenin Isa cariin kado buat cowoknya."

"Isa bisa cari temen yang lain, temen dia bukan kamu aja."

Ayla terdiam mendengar jawaban Bagas, papanya itu benar benar tidak pengertian sama sekali. "Aku udah janji pa!"

"Papa yang kasih tau Isa, biar dia pergi sama temen ceweknya yang lain. Kamu pulang ke rumah saja langsung."

Ayla lagi lagi membuang nafas kasar dan tak suka "Oke, Ayla pulang langsung nanti."

Bagas tersenyum mendengarnya.

"Tapi ke rumah mama"

Ucapan selanjutnya membuat senyum Bagas luntur seketika. Mendengar putri kesayangannya itu berucap begitu saja lalu masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawabannya.








☆☆☆






Rok berwarna abu-abu di atas lutut, baju seragam berwarna putih dan menggunakan vest berwarna pink. Rambut panjangnya yang halus dan dibuat sedikit keriting di ujung, tertiup angin pelan. Shayla Tabitha, banyak perempuan yang kagum dengan paras lucu nan cantiknya, tapi tak sedikit pula yang tak suka padanya. Pasalnya gadis ini benar benar tidak seperti perempuan pemeran utama di film atau series, yang memperlihatkan karakter cantik nan baik itu. Shayla tetaplah Shayla. Hidup manja, seenaknya, bergelimang harta, hari-harinya hanya dihabiskan dengan shopping, makan makanan yang sedang viral di sosmed atau bertengkar dengan orang orang yang terang-terangan tak menyukainya.

Two Side (Jay x Ningning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang