Salah lagi?
"Ga usah nginep di Villa nenek ku!"
Ungkapan yang jelas membuat Saddam kelabakan itu cepat membuat dirinya menarik pergelangan tangan Ayla, agar gadis itu berhenti berjalan melewatinya. Sementara itu Isa mengajak Juna untuk meninggalkan mereka berdua di sini, Isa pikir keduanya perlu berbicara sejenak.
"Ga usah pegang pegang!" Tolak Ayla melepas cekalan tangan Saddam.
Saddam menahan dirinya agar tidak terlihat kesal. Saddam mengakui dirinya salah karena telah berbicara seperti itu tentang Ayla.
Saddam tersenyum tipis, lalu menyatukan kedua telapak tangannya. "Maaf, Ay. Saya bercanda aja tadi, ga ada maksud apa apa juga kok"
Ayla melipat kedua tangannya di depan dada. "Saya saya, kamu tuh udah kaya HRD yang mau rekrut karyawan baru tau ga!"
Saddam mendengar kalimat yang tadi sempat Ayla katakan di chat. Bibir tipisya melengkung sempurna, namun sekejap karena dirinya cepat tersadarkan.
"Ngapain kamu senyam senyum gitu? Kerasukan genderuwo?" Ayla memutar kedua bola matanya, lelaki sinting dasar.
"Oke, Ayla. Tolong ijinin aku buat bisa nginep di villa nenek kamu, cuma 2 hari 1 malam kok. Mentok paling 3 hari 2 malem" jelas Saddam.
Ayla menatap kursi besi panjang yang kini kosong tak diduduki oleh siapapun. Gadis itu memilih duduk di sana dan menatap Saddam yang menatapnya penuh harap.
"Semiskin apa sih kamu? Tau sih Bina Bangsa bukan sekolah elit, tapi aku ga nyangka ada murid ngemis ngemis tempat penginapan kaya kamu gini"
Saddam tersenyum lagi, namun kali ini tersenyum malas. "Ay, kamu bisa ga kalo ditanya tinggal jawab? Ga usah balik tanya"
Ayla bersandar, lalu tak langsung menjawab melainkan "Anter aku ke parkiran, nanti aku jawab"
Saddam dibuat menggeleng keheranan. Untuk apa? Dia mengantar nenek lampir ini untuk apa?? "Ngapain? Kan sama Isa tadi ke sininya?"
"Tinggal anter doang apa susahnya sih" ucap Ayla yang mau tak mau diiyakan oleh Saddam.
Saddam mencoba menyamakan langkahnya dengan Ayla. Kaki panjang milik Saddam dapat membawa Saddam sekali melangkah berjarak 1 meter, sementara Ayla? Gadis itu seperti sedang menjadi finalis putri indonesia. Lama sekali. Saddam sampai berkali-kali berhenti melangkah hanya untuk menunggu gadis itu.
"Yah hujan?"
Saddam menatap langit yang sudah berubah warna menjadi abu pekat. Tetesan air hujan yang sangat deras membuat dirinya dan Ayla berhenti melangkah untuk menghampiri Parkiran.
"Kita tunggu di dalem, di luar dingin" ajak Saddam.
"Di sini aja, paling hujannya sebentar" jawab Ayla membuat Saddam membuang nafas kesal.
"Ay, kamu pake rok pendek! Nanti masuk angin"
Ayla diam setelah mendengarnya, gadis itupun menurut untuk segera kembali setidaknya ke area yang tertutup oleh atap dan sedikit berjarak dengan parkiran. Agar ia dan Saddam bisa duduk santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Side (Jay x Ningning)
ספרות נוערShayla Tabitha atau kerap disapa Ayla adalah gadis remaja yang menjalani kehidupan sehari-harinya dengan tanpa rasa antusias. "Just follow the flow" itu katanya. Kata orang-orang Ayla itu perempuan menyebalkan, semaunya, bossy, baperan, dan modal ca...