02. Terpaksa satu bangku

62 11 0
                                    

Cantik doang, tapi otaknya kopong kaya tahu sumedang!



"Selamat Pagi semuanya!"

Jam dinding di kelas IPS 3 menunjukkan pukul 08.00, gadis bernama panjang Shayla Tabitha itu masih duduk sendiri tanpa seorangpun memberanikan diri untuk mencoba satu bangku dengannya.

"Pagiiiii" jawab seisi kelas.

"Saya yakin kalian semua tau siapa saya, tapi ijinkan saya untuk memperkenalkan diri sebagai wali kelas di sini. Perkenalkan saya Restu Wijaya, saya adalah wali kelas kalian semua. Yang akan membimbing kelas ini juga, selama satu tahun ke depan."

Clap! Clap! Clap!

Tepukan riang terdengar riuh. Seisi kelas menyambut Pak Restu dengan senang hati. Banyak berita beredar guru muda ini belum menikah, Pak Restu cukup banyak digandrungi sama banyak siswi sekolah ini. Termasuk Isa, sebelum berpacaran dengan Juna, semasa MPLS dulu Isa menyukai guru itu. Yaaa Ayla tidak kaget jika Pak Restu ini banyak digemari, menurut omongan orang-orang yang ia dengar, Pak Restu ini baru berumur 28 tahun. Mengajar di SMA ini pun baru 4 tahun, dan katanya Pak Restu ini baik hati sekali. Jarang memberikan tugas atau PR, ulangan harian dadakan, atau bahkan memberi hukuman. Yaa... Ayla hanya bisa bersyukur jika itu memang benar.

"Maaf pak saya telat"

Lelaki tinggi dengan jaket berwarna hijau army di tangannya terlihat menyalami Pak Restu ketika baru memasuki kelas.

"Baru hari kedua, kemana dulu kamu?"

"Ban motor saya bocor tadi, saya sudah whatsapp bapak. Tapi hp bapak tidak aktif, makanya saya baru dateng." Jelasnya pada pak Restu.

Pak Restu mengangguk mencoba mengerti dan mentoleransi. "Siapa nama kamu?"

"Saddam Mahadhi, Pak"

"Saya masih bisa toleransi untuk kejadian hari ini, tapi bapak harap kamu tidak mengulangi lagi kelalaian ini nanti. Mengerti Saddam?"

Lelaki bernama Saddam itu mengangguk cepat. Ia sangat berterimakasih karena kebaikan masih ada dipihaknya hari ini.

"Silahkan duduk" tutur Pak Restu.

Saddam melihat seisi kelas, matanya mencari kursi yang masih bisa ia duduki. Matanya memicing ketika melihat hanya satu kursi yang kosong, dan itu kursi di sebelah Ayla.

"Pak, masa saya duduk sama cewek?" Celetuk Saddam tak terima.

Pak Restu tersenyum tipis "Salah kamu sendiri, kenapa baru datang? Jadi ya kamu kebagian kursi sisa." Jelasnya.

Saddam menghembuskan nafas pasrah. Hatinya mendadak panas, otaknya mengajak Saddam untuk pulang saja daripada menduduki kursi di sebelah Ayla. Dengan nenek lampir itu? Yang benar saja. Dengan langkah malas, Saddam memilih untuk duduk di sebelah Ayla. Ingat, ini akan terjadi di hari ini saja. Akan Saddam pastikan, dirinya besok tak duduk di sebelah Ayla.

"Hari ini, kita masih belum memulai kegiatan belajar mengajar. Jadi bapak mau, hari ini kita pake buat perkenalan." Perintah Pak Restu.

"Dimulai dari sana"

Karena setiap kenaikan kelas, setiap angkatan akan selalu diacak jadi tak memiliki kelas tetap. Maka dari itu Pak Restu meminta semua untuk memperkenalkan diri. Karena mereka semua akan menjadi teman kelas selama satu tahun ke depan.

Two Side (Jay x Ningning)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang