2#PERMOHONAN.

861 87 2
                                    

.

.

.

"Ayolah hyung, lo benaran ga mau membantu teman gue, gitu?" Ucap Jake kepada hyung nya, Heeseung.

Sudah hampir setengah jam dia mengucapkan hal yang sama kepada hyung nya itu namun hanya dianggap sebagai angin lalu saja.

Dengan kesal, Jake berdiri dari sofa yang diduduki nya, dia menghampiri meja kerja Heeseung dan dengan tiba-tiba menutup laptop nya.

Seketika Heeseung terdiam dan menghela nafasnya pelan, dia mencoba bersabar untuk tidak membentak adiknya ini.

"Apa? Gua bahkan gatau sahabat lo siapa, yang mana, temen lo banyak, Jake. Dan lo tau sendiri gua gapernah mau nolong perusahaan yang udah hampir bangkrut. Karena rata-rata endingnya cuma bawa kabur duit perusahaan appa doang." Jelas Heeseung dengan nada tegas nya serta tekanan di setiap kata-kata nya agar Jake dapat mengerti.

Jake menggerutu kesal dan akhirnya mencoba menjelaskan nya. "Sahabat ku Sunghoon yang sering main kerumah, hyung! Yang dari perusahaan Park yang lagi diambang kebangkrutan itu!!" Jelas Jake.

Tatapan kesal Heeseung seketika berubah menjadi sedikit lebih lembut namun tetap serius. "Dia anak dari CEO Park itu?"

"Hem." Jake menganggukkan kepalanya.

Heeseung membuka laci kantornya dan melihat kembali sebuah kertas yang berisi ajakan kerja sama bisnis dari perusahaan Park yang sempat ia tolak beberapa hari yang lalu.

"Gua sebenernya sama sekali ga niat buat nolong dia, Jake. Lo tau sendiri seberapa sombong tua bangka itu." Jelas Heeseung dengan pelan.

Jake sedikit menundukkan kepalanya. Memang benar, appa Sunghoon itu dikenal sebagai CEO sukses namun sombong pada masa kejayaannya. Maka kini banyak perusahaan yang tak peduli dengan kehancuran perusahaan, mereka hanya menyaksikan saja kehancuran nya sedikit demi sedikit.

Sebenarnya Jake juga ga peduli. Tapi dia gamungkin ngebiairn Sunghoon menderita gitu aja karena appa brengsek nya itu.

Sunghoon itu sahabat nya dari kecil dan memiliki tempat spesial di hatinya.

"Tapi hyung, gua beneran mohon sama lu. Gua kasian sama Sunghoon.." Lirih Jake pelan.

Heeseung memijat pangkal hidungnya karena merasa pusing dan lelah. "Gua bisa bantu, tapi kalo kakek itu mau ngelakuin syarat syarat yang bakal sulit untuk dia lakukan." Jelasnya.

"Serius pake syarat?"

Heeseung menatap Jake dengan datar. "Kalo gua ga kasih dia syarat dan anceman, dia bisa aja bawa duit gua dan kabur gitu aja. Lo gamau kan kejadian kayak dulu waktu kita masih kecil?"

Jake seketika teringat kembali. Dimana waktu itu Heeseung sudah mulai bersekolah di tingkat dasar sedangkan usia nya masih balita.

Kejadian dimana dahulu perusahaan keluarga Lee juga hampir hancur karena ulah CEO Park itu.

Bahkan memaksa appa mereka untuk menandatangani surat persetujuan pengalihan perusahaan keluarga Lee kepada nya. Untung saja waktu itu ayah mereka bisa melawan dan tetap mempertahankan perusahaan.

"Tapi.."

Heeseung menghela nafasnya pelan. "Baiklah, akan kucoba membantu nya. Tapi ingat, ini bukan karena aku kasihan pada dia, tapi karena sahabat mu itu." Jelas Heeseung.

Wajah murung Jake seketika berubah menjadi ceria. "Terimakasih Hyung."

Di malam hari yang melelahkan, Heeseung baru saja keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke rumah Lee itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di malam hari yang melelahkan, Heeseung baru saja keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke rumah Lee itu.

Lampu sudah dimatikan, hanya lampu di ruang tamu saja yang masih menyala.

Heeseung berjalan ke arah kamar nya untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Saat melewati kamar milik Jake, Heeseung dapat mendengar sebuah isakan seseorang di dalam sana, yang jelas isakan itu bukan berasal dari suara adiknya.

Heeseung mengintip di cela pintu yang sedikit terbuka dan melihat Sunghoon sedang menangis dipelukan Jake disana.

Wajahnya bersembunyi di dada Jake, dan tangan Jake dengan halus menepuk punggung nya, sedangkan tangan satu nya lagi mengelus surai pria manis itu.

"Hiks...Jake..gue takut, gua gamau pulang Jake.." Lirih Sunghoon pelan.

"Shh..dah Hoon, lo bisa nginep oke. Lo tidur di kasur gua aja. Gua bisa tidur di sofa" jelas Jake dengan lembut.

Heeseung menaikkan sebelah alisnya dengan bingung, kenapa Sunghoon ada disini dan mengapa dia menangis?

Ah, dan karena mendengar ucapan Jake itu. Heeseung segera berbalik dan melanjutkan langkah nya menuju kamar tidur nya.

Dia tak mau menjadi gosong di depan pintu kamar adiknya hanya karena terbakar oleh api cemburu.

.

.

.

BACA BIAR PAHAM!

JADI MUNGKIN ADA YANG BINGUNG KENAPA ADEKNYA HEE TIBA-TIBA GANTI JADI JAKE. JADI DISINI AKU BERUBAH PIKIRAN, DAN AKU TANYA DI SALURAN MAU TETEP SUNOO APA GANTI JADI JAKE.

DAN HASIL POLLING NYA PADA MILIH JAKE, JADI AKU GANTI YA🦋

See you di next chap🤩🧚‍♀️

CRAZY OBSESSION❕|| HEEHOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang