Oke. Ini author bikin flashback nya aja ya ini ada beberapa yang author ambil dari kisah author yang pernah author alamin waktu kecil. Disini Sanemi umurnya 11 terus (name) 7 tahun ya
.
.
.
.
.
.
.
Sanemi merasa khawatir saat dia masih sekolah dia terus menerus berpikir tentang (name) takut ada apa apa yang terjadi padanyaSaat pulang sekolah dia bergegas pulang kerumah dengan cepat
Saat sampai rumah. Dia panik karena mendengar suara Isak tangis dari (name) dia dengan cepat melempar tasnya kesembarangan arah dan menyari sumber suara Isak tangis itu
Betapa terkejutnya dia melihat (name) habis habisan disiksa oleh ibu. Bahkan sampai setrika panas pun dilempar ke tubuhnya.
Sanemi segera menghampiri dan memeluknya erat erat menghapuskan air matanya
"Ibu apa yang kau lakukan?! Name masih kecil untuk menghadapi ini!" Bentak Sanemi kepada ibunya
"Dia berbuat kesalahan. Dia membuatku kesal." Bentak ibunya kembali
Sanemi terdiam sejenak dan melihat tubuh (name) dipenuhi memar atau apala itu ungu ungu disemua badannya karena terkena panasnya setrika yang ibu lempar kepadanya
"Tapi dia masih kecil untuk itu! Dia masih berumur 7 tahun! Masih dalam perkembangan."
Sanemi menuntun (name) agar bisa berdiri.
"Ayo kita kerumah nenek saja."ajak Sanemi (name) hanya menganggukan kepalanya mengikuti perintah Sanemi
Saat diperjalanan//
"Sudah jangan menangis. Ada kakak disini.." ucap Sanemi mencoba menenangkan (name)
"Aku tau itu pasti menyakitkan bagimu. Saat dirumah nenek aku akan mengobatimu"
..... *Maaf author nangis bjir. Keinget author diginiin sama emak author*
*Nah ini yang dibawahnya bukan cerita asli author. Yang atas aja cerita asli auth*
Saat sampai dirumah nenek//Nenek betapa terkejutnya melihat sekujur tubuh (name) yang terluka
"Ada apa?..kenapa (name) terluka?"
Tanyanya dengan khawatir"Ibu memukulnya dengan setrika yang panas." Jawab Sanemi mereka berdua sama sama khawatir.
"Mari kita masuk."
Mereka berdua memasuki rumah dan meniduri (name) dikasur
"Ibu kalian memang selalu kasar. Dia jika marah tidak mengerti perasaan."
Ucap sang nenek kepada merekaMereka hanya terdiam sejenak lalu Sanemi angkat bicara
"Nenek keluar saja. Aku akan mengobati (name) disini."
Nenek menganggukan kepalanya lalu keluar dari kamar.
Sanemi membawa sebaskom air hangat juga handuk kecil.
Lalu membuka baju (name) dengan perlahan lalu menggosokkan handuk yang telah dicelupkan ke air hangat ke tubuh (name) yang terluka
"S-sakit..." (Name) Memeluk Sanemi dengan erat karena rasa perih ditubuhnya.
"Tahan..jika lama lama sudah tidak akan sakit lagi."
Sanemi membuka seluruh baju (name) Dan menggosokkan handuk itu dari bahu ke paha.
Beberapa menit setelah itu.
Sanemi selesai mengobati (name) lalu memakaikannya lagi bajunya lalu menidurinya dikasur
Sanemi ikut menaiki kasur dan berbaring disampingnya memeluknya erat erat
"Kakak..tubuhku masih terasa sakit.."
"Nanti juga tidak akan sakit lagi ."
'ibu sama sekali tidak kesini untuk menjenguk kita.' batin Sanemi kesal juga kecewa.
Sanemi melihat (name) yang memeluknya erat erat dengan nafasnya yang panas.
Sanemi tersenyum lalu mencium pipinya
"Tubuhmu panas..apakah kau baik baik saja?" Tanyanya
"Aku baik baik saja.. hanya saja aku sedikit lelah"
Sanemi mengambil tasnya dan mengeluarkan beberapa makanan. Ya itu adalah ohagi sisa dari bekal makan sekolah Sanemi dia memberikannya kepada (name).
"Makan ini..perlahan saja jangan terburu buru"
Sanemi menyuapi ohagi itu sambil tetap berbaring kepada (name)
"Setelah ini kamu minum obat ya? Aku mungkin membawa P3k jadi aku membawa obat. Aku juga ada sisa minum sisa tadi saat aku sekolah"
"Baiklah.."
Setelah makan Sanemi mengambil obat cair dan mengambil sendok dari dapur menumpahkannya ke sendok lalu menyuruh (name) membuka mulutnya
(Name) Segera meminumnya walaupun sebenarnya obat itu tidak enak, dia benci obat.
"Ini minum." (Name) Langsung meminum minuman air putih hangat itu. Terasa perutnya hangat karena hangatnya air itu.
"Sekarang istirahat ya?"
Sanemi memeluk (name) dengan erat menciumi dahi juga pipinya
Setelah itu dia menepuk punggungnya, dia tau bahwa (name) akan tertidur jika punggung atau p*ntatnya ditepuk lembut karena itu terbiasa dilakukan oleh ibu
Beberapa menit setelah itu (name) mulai tertidur sambil memegang jari kelingking Sanemi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Nungguin apa?🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
my brother a siscon
Teen FictionJadi disini Sanemi itu bisa dibilang sayang atau cinta banget sama si (name). Sampe dia rela buat apa aja biar sama si (name) terus. Tapi disini mereka berdua aja yang adik kakak. Jadi ga ada genya atau apala