_______________________________________________
"Di dunia ini ada dua kata yaitu maaf dan terimakasih. Keduanya adalah kata yang sederhana namun sulit untuk diucapkan."
_______________________________________________06. ROTI BAKAR DAN SUSU COKLAT
Malam ini, Sadewa bersama dengan teman setianya sedang nongkrong di sebuah warung kopi. Mereka berdua tampak kompak menikmati secangkir kopi hitam sembari menghisap benda berbahaya, yang tidak lain adalah rokok. Hisapan itu menghasilkan asap yang mengudara dengan bebas.
"Wa, soal penambahan anggota Sangkara, gue masih belum nemu kandidat yang kuat. Gue udah cari disegala sudut kota Jakarta tapi gak menghasilkan apapun," ujar Mario.
Sadewa membuang napas dengan kasar. Lagi dan lagi rencananya belum berhasil saat ini. Rencana penambahan pasukan Sangkara untuk melawan Mastradior, kini harus tertunda.
"Kenapa masih gagal, Mar? Sesegera mungkin Sangkara harus banyak pasukannya supaya kita lebih cepat melawan geng busuk itu!"
"Ini semua gara-gara mereka lebih tertarik untuk bergabung ke Mastradior!" jawab Mario.
Benar kata Mario, Mastradior adalah geng yang sangat terkenal di Jakarta. Mastradior dikenal karen kekompakan dan kekuatannya, tidak ada yang menang jika melawan geng Mastradior. Tentu saja, ini akan meningkatkan citra Mastradior dan siapapun akan lebih berminat untuk bergabung di geng tersebut. Identitas Mastradior tidak diragukan lagi, siapapun pasti akan bangga jika menjadi bagian dari Mastradior.
Sadewa mengepalkan tangannya. "Fuck, Gabriel!" umpat Sadewa. Ia merasa kesal karena terus merasa kalah dari Gabriel.
"Kita harus cari rencana lain," lanjut Sadewa.
Mario mengangguk. "Benar, Wa! Tapi rencana apalagi yang harus kita lakukan? Selama ini rencana kita selalu gagal."
"Rencana kita selalu gagal itu karena kita belum tahu kelemahan El dan geng busuknya itu!" jawab Sadewa.
"Lalu apa yang harus kita lakukan supaya tahu kelemahan mereka?" tanya Mario.
"Satu-satunya cara untuk mengetahui kelemahan musuh adalah dengan masuk ke lingkungan yang paling dekat dengan dia."
Mario mengerutkan kening. "Maksud lo apa, Wa?" tanyanya.
"Kita harus memantau El lebih dekat. Setiap waktu itu berharga. Jadi, sebisa mungkin kita harus selalu memantau El, khususnya saat mereka di sekolah."
"Wait, Wa. Gue masih belum paham sama rencana itu. Selama ini akses kita terbatas, pasti akan sulit untuk memantau Gabriel dan geng nya dalam jarak dekat. Semua anggota Mastradior tersebar di setiap penjuru sekolah. Bukannya hal itu akan sulit bagi kita?"
Sadewa mengangguk paham. "Gak salah juga sama ucapan lo, Mar. Kita akan cari celah supaya bisa memantau El,"
"Caranya?" tanya Mario penasaran.
Senyum miring terukir di wajah Sadewa. "I have a good plan!"
Dalam benak Sadewa kini terbesit potongan rencana yang akan ia susun sebaik mungkin. Tentunya ini untuk menjalankan misinya dalam menghancurkan Gabriel dan Mastradior. Menjadi misi terbesar Sadewa untuk membalaskan dendam yang selama ini ia rasakan.
* * *
Pagi ini terlihat cerah. Matahari menyapa dunia dengan sinar lembutnya, membuat semangat Luna membara. Hari ini sangatlah berbeda, di mana Luna bangun lebih awal dari biasanya. Luna saat ini telah bersiap dengan seragam sekolah yang ditata rapi, serta rambutnya yang sengaja diurai dengan hiasan jepitan rambut berbentuk pita berwarna pink. Senyum tipis terukir di wajah Luna ketika ia sedang menatap pantulan wajahnya di cermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVELY GANGSTER
Fiksi RemajaGabriel Van de Alberic biasa dipanggil dengan nama Gabriel atau El. Seorang ketua geng motor terkenal di Jakarta. Paras tampan dan pesona kharismatik, membuat kaum hawa terpikat padanya. Kisah ini berawal dari Gabriel terjebak dalam keputusannya sen...