Jogja day-3: Aku bisa Yura!

34 11 6
                                    

Suasana di mobil senyap,tidak ada obrolan seperti perjalanan saat berangkat tadi.Namun untuk lagu yang menemani perjalanan pulang mereka masih dari playlist Jennie.

Johnny bergeming,tatapannya memang fokus pada jalanan Jogja yang tak se ramai Jakarta,namun pikirannya melanglang jauh kembali ke momen beberapa menit yang lalu.

Gegabah! Batin Johnny saat adegan di tempat makan tadi di mana ia berucap tanpa pikir.Sebenarnya sih ia sering berucap tanpa pikir,tapi masalahnya ucapannya tadi seakan mengajak Jennie pacaran tapi dengan cara main-main.

Hidupku tanpa cintamu
Bagai malam tanpa bintang
Cintaku tanpa sambutmu
Bagai panas tanpa hujan

Mata Jennie mengedip canggung sambil melihat jalanan Jogja dari kaca sampingnya.Kenapa ia jadi canggung seperti ini,padahal kan biasanya juga nanggepin flirting nya Johnny dengan flirting balik.Seharusnya juga tadi dia manfaatin ucapan Johnny dengan tantangan balik,biar mereka jadian hari ini aja terus selesai deh misi utama Jennie.

"Jen--"

"Jo-"

Keduanya saling melirik singkat lalu terdiam sambil mengalihkan tatapan pada jalanan depan lagi.

"Jen-"

"Jo"

Keduanya tertawa saat kembali saling tatap 

"Apa sih? Gajelas banget?!"

Jennie mengusap ujung matanya yang basah karena capek ketawa.

"Lo duluan aja,ladies first"

Jennie menghela nafasnya saat tawa nya sudah berhenti,lalu membenarkan posisi duduknya jadi lebih tegap.

"Gue tau selama ini kita emang suka flirty jokes, gue gak tau kalau lo sama cewek lain biasa jokesnya kaya gini atau gimana,tapi kayaknya kalau sampe kaya tadi gue agak kurang bisa nerima jokes lu deh"

"Sst,gue belum selesai",potong Jennie saat Johnny akan membalas ucapannya tadi

"Gue ini cewek single yang udah berdamai dengan relationship masa lalu gue,dan posisinya sekarang gue deket sama cowok ya cuma lo doang, maksudnya bisa aja dong gue baper sama lo?"

Hening melanda keduanya sampai lebih dari 5 detik,namun bagi Jennie waktu berjalan sangat lama.Jennie mulai merasa nyalinya menipis apalagi setelah  melihat wajah datar Johnny yang masih sibuk menatap jalanan didepan dan terlihat tidak ada niatan untuk membalas pengakuannya barusan.

Johnny terdiam dengan seribu bising dalam kepalanya sampai ia menemukan sisi jalanan yang sepi.Akhirnya Johnny tepikan mobilnya di depan bangunan toko yang tutup dengan penerangan remang-remang ini.

Jennie menatap sekeliling dengan bingung,kenapa Johnny meminggirkan mobilnya disini? Apalagi laki-laki itu melepas sabuk pengamannya,lalu memposisikan duduknya untuk menghadap Jennie,dan menyalakan lampu kabin.

Johnny bisa melihat wajah Jennie yang terlihat kebingungan menatapnya,namun gadis itu juga terlihat sangat cantik di bawah lampu kabin yang cahaya menguning ini.

"Udah selesai ngomongnya? Sekarang gantian gue yang mau ngomong"

Jennie mengedip canggung,lalu mengangguk pelan

Johnny menghela nafasnya seolah mengumpulkan nyalinya untuk mengungkapkan apa yang berisik dikepalanya ini.

"Betul,biasanya kita emang suka flirty jokes,tapi salah besar kalau lo mikir gue biasa flirty jokes sama cewek lain,big no!"

"Gue berani kaya gitu ya karena gue tertarik sama lo,gue masih bingung apa ini perasaannya suka,nyaman,sayang,cinta--Whatever! Intinya disini kita saling paham kan kalau interaksi kita selama ini gak akan berakhir jadi teman,karena gue gak mau itu."

Bola mata Jennie bergetar,mendengar ucapan Johnny dan tatapan laki-laki itu yang terlihat serius membuatnya seperti ingin bertekuk lutut.Johnny berhasil membuat Jennie terdiam tak berkutik dengan kata-katanya itu.

Bukannya menimpali ucapan Johnny,Jennie malah tenggelam dalam tatapan laki-laki itu.Tatapan Johnny itu tajam,terliahat serius namun ada setitik ke frustrasian yang entah tentang apa,entah apa yang membuat laki-laki itu frustrasi.

Sialnya,itu membuat Johnny terlihat semakin sexy.

"Gue sebenarnya masih ragu buat ngungkapin hal kayak gini,karena takutnya ini love bombing atau apalah yang lo pernah sebut pas nasehatin Jeno di studio itu.Tapi gue juga gak tenang kalau gak ngungkapin sekarang."

Johnny mengambil kedua telapak tangan Jennie dengan lembut,tatapan laki-laki itu menunduk menatap kedua tangan Jennie dan lehernya terlihat menelan ludah dengan berat.

"Gue suka sama lo,Jen.Menurut lo kalau gue nembak lo sekarang itu kecepetan g-"

"Gak", dengan cepat Jennie memotong ucapan Johnny.

Johnny mendongak menatap wajah Jennie dengan terkejut.

"Gue juga suka sama lo,Jo"

Sekarang Johnny yang terdiam karena Jennie terlihat seperti belum menyelesaikan ucapannya

"Love bombing,or whatever standar tiktok itu gue gak peduli Jo,gue suka sama lo."

Tatapan keduanya semakin dalam,Johnny menelan ludahnya kasar saat melihat mata Jennie yang bergulir menatap kedua matanya lalu beralih sedetik pada bibirnya.

Haruskah ia mengikuti pikirannya atau hatinya? 

Namun,masalahnya keduanya itu sekarang satu suara,satu pendapat.

Tangan kanan Johnny menangkup tengkuk Jennie dengan lembut,lalu saat merasa respon tubuh Jennie yang tak menolak ia mendekat pada wajah cantik itu.Tepat saat bibirnya bertemu dengan bibir mungil Jennie,lampu kabin mobil mati--dimatikan dengan tangan kirinya yang menganggur.

Awalnya hanya berupa kecupan manis,namun saat tatapan keduanya terlihat sayu dan mengerti arti dari tatapannya itu,keduanya mulai saling memanggut bibir didepan mereka tanpa memperdulikan Safety Belt Indicator yang berkedip-kedip memperingatkan untuk memakai sabuk pengaman.

Jennie melengguh kesakitan saat pinggangnya merasa sakit akibat posisinya yang tertahan sabuk pengaman,hal itu membuat Johnny menghentikan ciumannya dan menatap wajah Jennie yang sangat cantik,tatapan gadis itu sayu,bibirnya jadi pucat dan pinggir-pinggir bibirnya terlihat bekas lipstik yang acak-acak--tentu saja itu karya nya.

"Cantik" ,ungkap Johnny sambil mengelus rambut Jennie lalu merapikan tampilan gadis itu.

Jennie terkekeh,pipinya bersemu namun tatapannya tak ragu untuk menatap Johnny yang menatapnya dengan lembut,seperti penuh cinta.Jennie sangat menyukai tatapan Johnny yang seperti ini,sungguh.

"Be mine,Jennie Janetta"

Jennie tersenyum lebar dan itu membuat Johnny ikut tersenyum.

"Hm?", Johnny menuntut jawaban Jennie yang masih sibuk menatapnya dengan senyuman lebarnya.

Jennie mengangkat salah satu tangannya lalu mengelus rambut tebal Johnny,mengelusnya dengan lembut sampai membuat sang empu menutup matanya.

"I'm trully yours,Jo"

Entah karena playlistnya error atau karena tidak sengaja terpencet pause,saat Jennie kembali menaikkan volumenya,lagu Risalah Cinta kembali terputar.

Saat mobil Johnny kembali melaju dijalanan kota Jogja,Jennie membuka jendela mobilnya lalu menikmati wajahnya tersapu angin kencang dari luar.Senyumannya merekah,lalu tertawa geli saat teringat dengan salah satu trend tiktok sekarang yang menyangkut dengan lagu ini.

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku

"Aku berhasil Yura! Aku bisa !"

Johnny melirik gadis yang resmi jadi pacarnya itu,lalu terkekeh geli.Mengusap kepala gadis itu dengan lembut dan ikut bernyanyi bersama.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

project loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang