●
EMPAT
●(Cerita ini hanya fiksi yang sengaja dibuat untuk hiburan semata. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian; merupakan ketidaksengajaan. Bijaklah dalam meninggalkan jejak.)
.
.
(Maaf untuk semua typo yang bertebaran)
.
.☆BRAND NEW DAY☆
"Penurunan yang terjadi di Breda bukan karena kualitas produk yang berkurang. Produk kita sama, sebab menggunakan material yang sama juga. Bahkan desainnya pun juga sama dan masih tetap bersaing dengan merek perhiasan besar lainnya. Hanya saja, sistem pemasaran di sini sedikit berantakan," jelas Bom yang duduk pada sofa cokelat tua di depan Jichan, "Jadwal operasional toko, tata letak produk dan juga cara pramuniaga menjelaskan mengenai produk perhiasan kita yang kurang lugas. Sehingga pelanggan yang kritis dan haus detail merasa tidak puas dengan pelayanan toko kita."
Eun Jichan mengangguk-angguk paham sambil membalik laporan yang adiknya serahkan.
"Aku sudah melakukan riset kecil pada para pelanggan lama dan baru. Hasilnya sama seperti yang aku jelaskan barusan."
Jichan mengangguk lagi, "Aku juga sudah menduga hal ini," ia menutup laporannya dan menatap adiknya serius, "Tidak mungkin jika penurunan di sini adalah karena produknya. Saat masuk, aku juga merasakan hal yang sama. Pramuniaga yang berjaga juga tidak begitu ramah untuk menyambut pelanggan. Tapi, ini aneh..."
Bom tidak menyahut. Ia tahu masih ada kalimat yang ingin Jichan katakan.
"Bagaimana kondisi bisa berubah? Karena aku tidak melihat ada yang salah dengan manajemennya. Bukankah semua masih berlaku sama seperti dulu? Dan tidak ada perubahan pekerja juga."
Bom menarik napas pelan. Ia bangkit dari duduknya untuk berjalan ke arah meja. Menarik laci di bagian kanan dan mengambil sebuah berkas.
"Awalnya aku juga merasa tidak ada yang salah," katanya, "Sampai aku menemukan ini."
Bom memberikan berkas itu pada kakaknya. Membiarkan pria itu membacanya dengan teliti saat ia beralih pada meja kayu sederhana di sudut ruangan untuk menuangkan secangkir air.
"Beberapa waktu lalu, sebelum aku kembali dari Korea, aku tidak sengaja mendengar desas desus para karyawan tentang pengurangan gaji. Namun semenjak aku datang dan mengurus toko, semua laporan pengeluaran menerapkan nominal yang sesuai; tidak ada pengurangan gaji," jelas Bom lalu duduk kembali dan menyerahkan gelas minum pada Jichan, "Lalu aku meminta seseorang untuk memeriksanya. Dan hasilnya ada di tanganmu."
"Penggelapan dana oleh Kim Jerry."
Bom mengangguk, "Sebenarnya para karyawan sangat lihai dalam memahami kriteria produk dan juga sangat fasih dalam menjabarkannya pada pelanggan. Kupikir mereka sedang melakukan pemberontakan halus. Mereka tidak bisa resign begitu saja karena terikat kontrak yang apabila mereka mengajukan pengunduran diri maka mereka akan dikenakan royalti 20% dari gaji dan akan kehilangan bonus tahunan."
"Emm, kau benar juga."
"Apa yang akan kau lakukan?"
Jichan menatap adiknya, "Ini adalah wilayahmu. Sebelum bertanya keputusanku, bukankah seharusnya kau menemukan jalan keluar lebih dulu?"
"I did," kata Bom, "Titik permasalahan sudah jelas, bukti juga sudah ada. Menurutku, memecat Kim Jerry adalah langkah awal untuk mengatasi masalah ini. Kemudian membangun kepercayaan para karyawan seperti semula. Melakukan renovasi kecil pada bagian interior dan meluncurkan ide pemasaran yang lebih stragis."
Jichan tersenyum puas, "Mwoya..." ia menutup laporan dan menumpuknya di atas meja, "Baru 5 bulan kau bekerja sebagai Direktur di sini dan kemampuanmu sudah meningkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen One
Romance"Fiksi Korea original dari penulis. Tidak menyangkut-pautkan nama artis dan nama tempat sesungguhnya."