●
LIMA
●(Cerita ini hanya fiksi yang sengaja dibuat untuk hiburan semata. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan kejadian; merupakan ketidaksengajaan. Bijaklah dalam meninggalkan jejak.)
.
.
(Maaf untuk semua typo yang bertebaran)
.
.☆NECKLACE☆
Eun Bom mengaplikasi liptint pada bibir bawahnya, kemudian ia saling menggesekkan kedua bibirnya dan tersenyum tipis. Kepalanya menunduk kecil dan menoleh ke kanan-kiri kecil untuk melihat kerapian rambut hitamnya. Lalu ia sekali lagi memastikan tidak ada hal yang menempel di wajahnya dan tersenyum tipis.
"Oh my God!" sentaknya kecil begitu ia mengalihkan pandangannya dari cermin di sudut meja kerjanya.
Jihoon tertawa renyah melihat reaksi Bom yang kaget melihat keberadaannya.
"Sejak kapan kau berdiri di situ?" tanya Bom setelah mengusap dadanya.
"Sejak kau memoles ulang bedakmu?" jawab Jihoon dengan nada sedikit bertanya, "Kau ingin pergi?"
Bom berdehem, "Em. Makan siang dengan Shin. Ada beberapa hal yang harus kami bicarakan."
"Emmm..." Jihoon mengangguk dengan senyum kecil.
Pria itu melipat tangannya di dada lalu setengah duduk di meja kerja Bom. Saat ini masih jam istirahat makan siang dan ruangan masih kosong, hingga Jihoon berani bertindak layaknya sahabat bukan seorang asisten ketua tim desain.
"Sepertinya sejak pulang dari Belanda, kalian semakin dekat. Apa terjadi sesuatu saat aku cuti?"
Bom melirik Jihoon, tidak menjawab.
"Kau juga lebih banyak menghabiskan waktu dengannya dari pada berkencan dengan komputermu sekarang. Ssshhh... mwoya igeo... aku merasa ada sesuatu..."
"Diamlah..."
Jihoon terkekeh, "Aaa... benar rupanya..."
Eun Bom tetap diam. Ia merapikan barang-barang kecil di mejanya, lalu memasukkan perintilan touch-up ke dalam pouch dan menyimpannya di dalam tas jinjing. Baru ia berdiri menghampiri gantungan kayu di sudut bilik kerjanya.
"Ada apa mencariku?" tanya Bom sambil memakai mantel salemnya.
"Sebenarnya ada yang membuatku penasaran, tapi itu tidak begitu penting. Kita bicarakan dalam perjalanan pulang saja nanti," jawab Jihoon yang ikut berdiri lagi.
"Oo itu, apa aku bisa bawa mobilnya?"
"Kau?" alis Jihoon naik satu.
Bom melipat bibirnya sejenak, "Shin yang akan menyetir. Aku mungkin akan langsung pulang ke apartemen. Tidak apa-apa 'kan?"
Tawa renyah Jihoon mengudara, "Kenapa malah minta izin padaku? Itu mobilmu, Bom-a. Kau berhak membawanya kapan pun kau mau."
Wanita itu tersenyum lebar, "Tapi kau harus naik bus."
"Apa naik bus adalah hal yang baru?" kata Jihoon, ia merogoh saku jas bagian dalam untuk mengambil kunci mobil tapi ia tidak menemukannya di mana pun, meski seluruh saku sudah ia periksa, "Aaa... sepertinya aku meninggalkannya di meja kerjaku. Aku akan mengambilnya; aa! Akan aku bawa mobilnya ke lobi."
Bom mengangguk, "Em, mian..."
Jihoon mendengus, "Kalau begitu, aku pergi duluan."
Eun Bom menggerakkan kepalanya untuk mengangguk. Ia mengikuti langkah Jihoon setelah memastikan mejanya rapi sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chosen One
Romance"Fiksi Korea original dari penulis. Tidak menyangkut-pautkan nama artis dan nama tempat sesungguhnya."