[[CHAPTER 4]] : Strange Feeling

1.2K 101 40
                                    

"Kau harus melakukannya. "

Mata biru yang berdenyar bagai kristal es menatap sosok di hadapannya dengan dingin. Memandang pria dalam balutan pakaian serba hitam yang menunjukkan ekspresi murah hati. Sosok itu duduk di seberangnya dengan sikap yang begitu tenang. Menumpu sebelah kaki pada kaki lainnya sembari menyesap teh beraroma manis yang merelaksasi pikiran. Teh yang masih mengepulkan asap halus merebak di wajahnya dan seolah membelai dengan lembut. Mengeluarkan gumaman kepuasan kecil setelah mencicipi rasa dari teh itu.

Kelereng biru yang menatap sosok itu bergerak perlahan menatap cangkir teh yang berada di hadapannya. Teh dengan aroma yang sama, namun mungkin memiliki efek berbeda selain merelaksasi pikiran. Mata itu tampak waspada dan tak menunjukkan sedikitpun kesan senang. Kemudian mata itu kembali dengan gerakan lambat ketika mendengar suara menggeratak kecil dari cangkir yang berbenturan dengan tatakan.

"Ini bukan pilihan, tapi kau tak memiliki pilihan, Christopher. "

Ketika sosok itu beralih fokus penuh padanya, Christopher merasa merinding. Tidak, ini bukanlah perasaan merinding karena takut atau merasa terintimidasi. Perasaan penuh ketidaknyamanan ini datang ketika sepasang iris hitam legam itu menatap lekat ke arahnya dengan tatapan yang terasa menjijikkan. Ketika mata yang melengkung lembut itu menelusuri wajah Christopher yang masih mempertahankan ekspresi dinginnya, kemudian turun ke arah bahu dan tubuhnya, Christopher merasa mual.

Karena Christopher tahu, dibalik tatapannya yang terlihat lembut di mata orang lain itu, tersembunyi kilatan nafsu memuakkan-- seolah pria itu ingin menjilati dan menelanjangi tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Namun Christopher masih tak berubah. Tak ada emosi yang tersirat di wajahnya yang selalu datar. Bahkan dengan bekas-bekas luka lebam yang masih tertoreh di wajah pucatnya yang indah, pria itu masih tak menunjukkan setitik emosi seperti manusia. Patung porcelain yang terlihat buruk karena lebam itu menyembunyikan keinginan untuk segera pergi dari tempat menyesakkan itu atau menghantam wajah dari pria kotor yang berada tepat dihadapannya-- yang hanya terpisah oleh sebuah meja kaca persegi berukuran sedang.

Christopher merasa sesak setiap kali berada dalam satu ruangan dengan Richard Tarten. Namun dengan sangat terpaksa, sore ini ia harus menemui pria ini di Mansion Faksi Eropa yang tak pernah ia masuki sejak berada di Sekolah Internasional UNHRDO ini.

Ia harus segera memberikan batasan padanya. Memberikan kejelasan tentang posisinya dan pria itu.

Juga menjelaskan alasannya berada di tempat ini dan menemui pria ini.

Namun apa yang diinginkannya berbanding terbalik dengan apa yang ia dapatkan.

Karena pria ini, Richard Tarten adalah seorang tirani yang tak memiliki keinginan untuk bernegosiasi secara adil dengan Christopher Tarten.

Karena Pria ini begitu senang memojokkan Christopher dan membuatnya selalu berada dalam kesulitan.

Seolah memahami bahwa patung porcelain di hadapannya memilih untuk tetap membisu, pria itu kembali melanjutkan,

"Kau jadi begitu diam, padahal sebelumnya kau terlihat bersemangat sekali mencariku dan menerobos ke dalam mansion Faksi Eropa. Yah, itu juga tak mengejutkan. Sikapmu masih sama sepeti sebelumnya. Sungguh, sebuah keberuntungan karena kau tak berubah...." Mata itu berkilat, ada kesan mengejek yang kental di dalamnya,

"Seolah memberiku kesempatan untuk menghancurkanmu lagi. "

Christopher merasakan lehernya meremang, namun ia masih tak mengatakan apapun. Richard masih melanjutkan,

"Kau tahu, Christopher, aku bahkan tak berpikir untuk menjalin kerja sama dengan pengecut sepertimu. Seorang pengecut yang kabur dariku setengah tahun lalu karena tak bisa menanggung konsekuensi dari kekalahannya. Tidak, kau bahkan tak layak untuk diajak bekerjasama. Apa kau pikir aku cukup idiot membiarkan orang dengan gangguan mental psikosis sepertimu bergabung denganku?"
((Ps : Psikosis = Suatu gangguan mental yang ditandai dengan diskoneksi dari kenyataan. Psikosis dapat terjadi sebagai akibat dari penyakit jiwa seperti skizofrenia. Dalam kasus lain, kondisi ini dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan, obat-obatan, atau penggunaan narkoba.))

Your's To Claim [[SEASON 2]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang