jujur

83 8 0
                                    

"hanska" panggil Fafian saat mereka akhirnya kembali masuk kedunia kerja, hari senin memang kurang indah bagi Fafian.

"hm?" balasan singkat Hanska berikan kepada lelaki yang sedang memakai apron coklat karena itu bagian dari seragam mereka. Fafian menghela nafas panjang, ia sedang mempersiapkan mental untuk mengatakan suatu hal.

"gue.. Jadian sama Harris...." Fafian mencoba tenang, karena jauh dalam lubuk hati nya ia memang menyimpan perasaan ke pemuda bermarga Wang itu. Hanska kaget, tapi ia lebih memilih untuk tenang dan menanyakan hal yang akan menjawab semua pertanyaan dibenak nya.

"kenapa?."

"gue.. Gue tau selama ini gue kasar sama Harris tapi dari waktu ke waktu dia... Gue gatau gimana jelasin nya.." nada bicara Fafian yang kian melemas membuat Hanska berjalan ke arah teman sebaya nya itu.

"fian.. Gue tau kalo soal begini susah dijelasin. Tapi gue cuma mau ngasih sedikit nasehat biar nanti saat hubungan kalian ada masalah gue gausah ikut campur.. Boleh?" tanya Hanska sembari memeluk Fafian, lix caffe buka jam 9 tapi mereka datang jam 7 pagi. Dirasa cukup Hanska mendudukkan Fafian yang tampak lesu dihadapan nya.

"papian.. Dengerin gue." ucap Hanska dengan memegang kedua pipi Fafian guna nya agar lawan bicara nya menatap matanya dan mendengar ucapan nya baik-baik

"gue harap hubungan kalian berjalan lancar sampai jenjang selanjutnya.. Gue harap kalian bisa ngertiin satu sama lain, gue harap masalah yang terjadi diantara kalian berdua kalian bisa selesaikan sendiri. Karena masalah dalam hubungan tidak mungkin bisa diselesaikan dengan tangan orang lain kan? Pasti akan terjadi sesuatu yang lebih buruk dari itu. Tolong jika kamu memang mencintainya relakan apapun keputusan nya." hanya itu kalimat yang Hanska ucapkan tapi itu membuat air mata Fafian pecah seketika. Hanska yang melihat itupun berdiri dan memeluk sahabat nya itu. Dia lega bisa mengucapkan apa yang bisa mengganjal dipikiran nya(berkat Dipta yang membiasakan Hanska agar tak memendam segala nya)

"makasih ka... Sebagai tanda terima kasih... Ntar minum yu?"

"GAS!!"

Hari dijalani oleh dua pemuda penjaga caffe itu dengan biasa, beban pikiran mereka sudah terhempas karena dukungan satu sama lain. Walaupun begitu, ada niat dibalik tindakan Fafian. Mungkin tampak biasa aja karena Hanska memang sudah membantu nya tapi. Ia ingin kali ini Hanska Jisaka dan Pradipta Rhino jujur tentang hubungan mereka berdua. Ingin rasanya Fafian tertawa terbahak-bahak saat ia berhasil mengajak Hanska untuk minum tanpa meninggal kan jejak kecurigaan.

Malam pun tiba, semua member "anak nyasar" ini pun berkumpul, yaa meski pun masih menggunakan seragam kerja masing-masing, kecuali Jevin dan Saka. Mereka terbiasa mengurus rumah dan ditambah Saka butuh beberapa persiapan untuk suatu hal. Saat ini mereka sedang berbagi tawa dan canda kesatu sana lain walaupun beberapa detik kemudian pada pihak atas teler.

"fian! Ini wiski apa apaan? Lo liat si Caesar jadi begini! Nanti yang ngurusin gue sendiriann...!" kesal Jevin yang melihat Caesar menggeliat dan mengelus-elus kepala nya diperut Jevin.

"nanti kalo keluar didalem jadi baby ngga?~" ucap Caesar yang masih berada diposisi yang sama

"huss! Aduh maaf ya fian.. Gue mau pulang dulu nanti gu-"

"jangan." tegas Fafian yang belum puas karena rencana nya belum terlaksanakan. Hanska memang awal nya semangat untuk minum minum tapi ia khawatir jika nanti pulang akan membahayakan.

Saka dan Jevin juga menolak, karena siapa yang akan mengantar pada teler ini semua?

"ck, pihak atas kok gampang teler. Apa-apaan!" kesal Saka yang melihat Dipta dan Chris sedang konser "Drive".

"hanska." panggil Fafian secara tiba-tiba. Hanska yang awal nya menikmati reflek menoleh kesumber suara dan bertanya.

"kenapa?"

"hubungan lo ama Dipta lancar kan?"

Hanska panik, Saka panik, Jevin shock.

"hh-hannie? SEJAK KAPAN KALIAN JADIAN???" teriak Saka histeris karena terlalu bahagia, ia langsung berdiri dan bertepuk tangan mendengar berita itu. Jevin yang tak mau kalah pun ikut dan mendorong Caesar jauh-jauh darinya.

"kongretulesyen kongretulesyen selamat jadian Hanska~~"

"PJ KITA MANA?~" lantunan lagu yang dibuat-buat oleh dua sahabat nya itupun membuat Hanska tersenyum dan bersyukur karena semua kejadian dipikiran nya hanyalah ilusi.

"kalian nerima kalo aku sama dipta.."

"iya dong!!" potong Jevin yang saat ini tidak bisa berhenti tersenyum sampai-sampai mata nya menjadi seperti garis.

"yaudah lah pulang aja... Liat aja tuh, yang tadi konser malah sekarang tepar." ucap Saka sembari menunjuk dua orang yang tergeletak dilantai.

"oh shwit, kalian mending pulang. Ini Harris muka nya udah kaya dukun." usir Fafian

"oh ngusir ni ceritanya? Padahal yang tadi nyuruh netep disini siapa." kesal Jevin yang langsung menggeret Caesar bersama nya.

"iya! Tujuan gue cuma biar si Hanska tenang krn cerita ke kalian semua"

Perdebatan bagai angka, tidak pernah berakhir. Diselesaikan oleh Hanska yang meninggalkan mereka sembari berkata "shht mending pulang." berhasil si. Tapi itu nasib mereka masing-masing saat sampai dirumah.

"eumm... Hm? Fafian?~"



"kak!! Bangunnn" teriak Hanska dengan menggoyang-goyangkan tubuh telanjang Dipta. Ya. t-e-l-a-n-j-a-n-g. Semalam Dipta terus merengek karena ke panasan padahal disetiap sudut ruangan Dipta pasti ada pendingin ruangan yang sangat dingin. Hanska tak masalah dengan itu, yang penting dia tidak diapa-apakan.

"heungh.. Ji?.. Peluk..." Dipta sudah sadar secara batin rohani dan jasmani, tapi ntah, ia hanya perlu pelukan.

"kenapa?? Kepala mu sakit?" ucap Hanska dengan mengelus-elus kepala Dipta, melihat itu Dipta lebih pilih mendusel di dada Hanska yang bisa dibilang.... Menonjol? Bagi seorang lelaki.

"um.. Ini bisa keluar susu ga yah?" ucap Dipta dengan tangan jahil nya yang mulai masuk kedalam kaus oblong milik Hanska dan meremas hal yang sedang dibicarakan. Jelas Hanska yang merasakan rangsangan secara tak langsung itu langsung memukul tangan Dipta.

"aw!"

"aku tau kamu udh sadar. Stop kaya gitu, geli.."

"agh...! Makan yu?" ujar Dipta yang mulai merebahkan dirinya disebelah Hanska

"makan apa?" tanya Hanska yang juga ikut menyaman nya posisi nya.

"lagipun, aku cuma bisa masak masakan simple... Orang banyak kurang nya gini kok bisa kamu suka?.." ujar Hanska dengan menatap langit-langit kamar Dipta

"SHHH, stop merasa ngga pantes. Semua orang pantes dimata orang yang tepat okey?? Kalo kamu gabisa masak, aku bisa ngajarin..." jelas Dipta yang langsung memutarkan badan nya untuk memeluk lelaki disamping nya.

"akh.. Kak... Sesak!" teriak Hanska yang berakhir suara tawa dari kedua pihak.
































siapa yang suka book yang dikit dikit adegan ++? Aku berusaha sestrategi buat book ini. BIAR MEMUASKAN😇😇


SEE YOU AT THE NEXT CHAPTER!!

Soulmates (minsung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang