GARVIN 2 (3)

219 23 7
                                    

Kak ai up nihh‼️



Sorry for typo and happy reading😉


Chapter ini lumayan panjang jadi hafe fun!!😆


____________________


Sinar matahari senja nampak cantik diluar sana, jalanan di luar nampak basah sehabis diguyur hujan lebat, udara pun mulai terasa dingin membuat orang-orang beraktifitas menggunakan pakaian hangat. Karena cuaca di daerah perkotaan Jakarta mulai memasuki musim penghujan, tak banyak dari mereka yang menyukai musim ini karena terkadang membuat mereka kesal saat hujan turun disaat beberapa orang ingin melakukan aktifitas diluar ruangan.

Tapi, ada juga beberapa orang yang menyukai musim ini karena membuat udara sejuk serta sinar matahari yang terlalu membakar kulit. Berbeda dengan biasanya, untuk hari ini Ricky berterimakasih pada hujan, sejak tadi Arvin selalu merengek ingin pergi ke tempat yang di janjikan sang ayah sedangkan kondisi Arvin yang terkena demam membuat seluruh anggota keluarga menentang keras keinginannya. Berakhir Arvin menangis selama hampir 2 jam dan membuat suhu tubuhnya naik lagi, seluruh anggota keluarganya khawatir karena hari ini bungsu mereka sering menangis. Pertama, saat tadi diberikan beberapa suntikan vitamin karena dari hasil pemeriksaan beberapa cairan ditubuhnya menurun dan diharuskannya mendapatkan suntikan vitamin khusus, Arvin mendapat total 3 suntikan dan 1 botol infus yang membuat punggung tangan kirinya bengkak.

Dari penjelasan dokter, Arvin hanya demam biasa karena tubuhnya merespon cairan yang baru masuk kedalam tubuhnya untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya.

Kini Arvin berada di gendongan David dengan wajah merah juga jejak air mata yang mengering di pipinya. Mata sayunya tertutup karena kepalanya yang terasa pusing, dirinya lelah menangis belum lagi tubuhnya yang terasa tak nyaman diberbagai tempat membuatnya susah tidur dengan nyenyak di saat matanya terasa berat. David berjalan pelan mengelilingi ruang rawat Arvin untuk membuat Arvin tertidur telapak tangan besarnya juga sesekali mengusap pelan punggung Arvin.

"Papi" Panggilnya dengan suara purau.

"Kenapa dek?" Tanya David sembari menghentikan langkahnya di ikuti Melvin di belakangnnya yang memegangi tiang infus Arvin.

"Badan adek sakit" Adunya, matanya berkaca-kaca siap menumpahkan lelehan air mata.

"Mananya dek yang sakit?" Tanya David lagi.

Wajahnya terlihat panik luar biasa, tak hanya David semua orang yang berada di ruangan Arvin ikut mendekat mengelilingi Arvin karena merasa khawatir.

"Semuanya, huwaaa!"

Lagi, tangisan Arvin kembali mengudara hanya saja tak sekencang tadi mungkin karena tubuhnya yang lelah tapi tak bisa beristirahat dengan tenang karena rasa sakit di seluruh tubuhnya. Lelehan air yang keluar dari mata bulat kesukaan banyak orang terlihat membasahi kemeja David di bagian dada karena Arvin yang menyembunyikan wajahnya di dada sang Papi.

"Lihat sini dulu adek, kakak mau lihat wajah adek" Ujar Rayyan khawatir.

"Uungg, pusing kakak" Adunya.

Kini kepalanya ia sandarkan pada dada bidang David dengan wajah menghadap ke kiri yang membuatnya dapat melihat dengan jelas wajah khawatir Rayyan serta Erlan yang berada disisi kiri David.

"Mommy mana? Mau sama Mommy" Ucapnya.

"Mommy di dapur dek, bikin bubur buat adek" Balas Melvin.

Kepalanya mengintip di antara bahu Rayyan serta Erlan tapi tak lama kepalanya terhuyung kebelakang karena toyoran dari Rayyan.

"Ndak mau mam, adek mau Mommy" Ucap Arvin dengan tangisan yang semakin keras memenuhui ruangan besar kamar rawat Arvin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARVIN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang