~RM~ 7. 『baik-baik saja?』

19 2 0
                                    

"Emang sih, kalau suka sama seseorang
Yang suka sama orang lain itu
Sakit."

Fauzan Alfiqran.

Bel istirahat sudah berbunyi, semua siswa
maupun siswi bergegas keluar kelas untuk mengisi perut mereka yang terasa lapar. Namun ber-beda dengan Aila, gadis itu justru memilih untuk tidur di dalam kelas, dan mem-biyarkan perut-nya kelaparan.

Suasana kelas begitu sepi dan sunyi, hanya ada keheningan yang menyelimuti seisi kelas, "kenapa ngga kelaur?" Suara yang sangat asing bagi Aila.

Gadis itu mendongak menatap ke arah depan-nya, ternyata anak baru. Hari ini memang kelas Aila kedatangan anak baru lelaki pindahan dari bogor, namanya Fauzan Alfiqran.

"Bukan urusan lo." Ketus Aila kembali melanjutkan tidur-nya, lelaki itu terkekeh mendengar nada bicara Aila, bahkan ia memilih untuk duduk di hadapan Aila.

Aila sama sekali tak menghiraukan Fauzan yang ada di hadapan-nya, "WOY!! NGAPAIN LO DI SITU!!" Suara teriakan itu berasal dari Rama, lelaki itu masuk ke dalam kelas Aila bersama kedua sahabat-nya.

Aila hanya bisa memutar bola mata malas dan menghembuskan nafas kasar, lelah sekali rasa-nya jika melihat wajah Rama.

Lelaki itu mendekat ke arah Aila, sementara Aila segera bangkit dari duduk-nya, "lu mau kemana Ai?" Tanya Rama saat melihat Aila hendak pergi dari kelas.

"Keluar."

Fauzan hanya terdiam dan memilih untuk menysusul Aila yang lebih dulu melangkah ke luar kelas, namun Rama justru merasa kesal dengan ada-nya Fauzan, karena bisa Rama lihat kalau lelaki itu juga pasti menyukai Aila.

Brak!!

Suara gebrakan meja yang di hasilkan oleh Rama, membuat kedua sahabat-nya terkejut. Sementara Fauzan tetap mengikuti kemana langkah Aila, bahkan banyak sepasang mata yang menatap ke arah-nya.

Fauzan Alfiqran, lelaki yang memiliki tatapan teduh dengan sedikit tajam, hidung yang mancung, bibir tipis, alis tebal, dan bulu mata sedikit lentik. Membuat ia sudah memiliki pengemar di hari pertama ia sekolah.

Bahkan teman perempuan sekelas-nya saja sudah mulai mengerubungi ia saat baru masuk, tak hanya itu saja, sudah banyak yang meminta nomor ponsel-nya.

Langkah Aila mengarah pada taman sekolah yang sepi, taman yang selalu Aila datangi setiap ia merasa tidak betah di kelas karena ada penganggu. Namun langkah-nya terhenti saat melihat dua manusia sedang bercanda gurau.

Siapa lagi kalau bukan Reza dan Naira, saat ini kedua pasang kekasih itu tengah tertawa dengan lelucon mereka, bahkan Aila harus menyaksikan saat Reza membersihkan sudut bibir Naira yang terdapat remah-remah biskuit.

Fauzan mengikuti arah pandang Aila, ia menatap ke-dua manusia itu dengan binggung, "Kamu suka sama cowo itu?" Tanya Fauzan tepat di samping kanan Aila.

Tak menjawab, gadis itu hanya terdiam dengan objek di depan-nya, "emang sih, kalau suka sama seseorang yang suka sama orang lain itu sakit." Mendengar kata itu membuat Aila menatap ke arah kanan-nya, "itu Reza kan?" Tanya Fauzan, bahkan manik mata mereka saling bertemu.

"Tau dari mana?"

"Taulah, itu nama cewe-nya Naira kan? Kakak tiri kamu." Aila seketika mendongak menatap wajah Fauzan yang terlihat santai, namun berbeda dengan wajah diri-nya, "kamu ngga apa-apa? Cowo yang kamu suka jadi pacar kakak tiri kamu?" Pertanyaan yang susah untuk di jawab.

Orang mana yang rela kalau orang yang dia sukai malah jadi milik orang lain? Walaupun itu kakak sendiri, mau kandung ataupun tiri juga tidak akan rela bukan? Pikir Aila mengingat kembali semua-nya.

"Kamu ngga apa-apa?" Tanya Fauzan tak mendapatkan respon, "sakit ya? Sabar ya Ila, siapa tau Reza yang jadi takdir kamu. Owh iya, Reza itu orang-nya baik banget. Tapi kamu jangan ambil dia dari kakak tiri kamu, kalau kamu mau ngerasain bahagia saat kamu berhasil dapetin Reza," setelah mengatakan hal itu, Fauzan memilih pergi.

Kini pandangan Aila berganti pada Fauzan yang mulai mengecil karena jarak, "Ila?" Gumam-nya merasa tak asing dengan panggilan itu.

✧༺Reza Mahesa༻✧

"Fauza!!" Fauzan yang mendengar nama-nya di panggil seketika berbalik badan untuk mengetahui siapa yang memanggil-nya, "ya? Ada apa Clar?" Tanya Fauzan kepada Clara.

Clara Titasya, teman masa kecil Fauzan. Ia memiliki wajah yang cantik dengan mata indah-nya, hidung yang sedikit mancung, bibir sedikit tebal, alis tipis dan bulu mata sedikit lentik.

Clara sedikit berlari untuk menemui Fauzan yang tengah memarkirkan motor, saat ini lelaki itu sudah kembali dari sekolah, bahkan ia sudah memarkirkan motor di depan halaman rumah-nya.

"Lo udah ketemu sama Aila?" Tanya Clara di balas anggukan, "dia orang-nya gimana?" Tanya Clara mulai penasaran.

"Cantik." Satu kata yang berhasil membuat kedua mata Clara membulat sempurna, karena baru kali ini ia mendengar sahabat-nya memuji wanita dengan kata 'cantik' karena dia saja yang sudah bermain bersama Fauzan dari dulu belum pernah mendapatkan pujian seperti itu.

"Cieeeee, bestot gue mulai suka nih ama cewe, uhuyyyy," ledek Clara dengan wajah centil-nya, sementara sang empu hanya menampilkan wajah datar saja.

"Ngga jelas." Dingin Fauzan memilih untuk masuk ke dalam rumah-nya, "eitssss, tunggu dulu!!" Cegah Clara, lelaki itu hanya pasrah dan tetap menatap ke arah Clara yang sedang heboh dengan tas-nya.

Gadis itu mengambil sebuah lembar kertas dari tas-nya, ia juga membaca-nya sedikit. Setelah selesai membaca-nya, ia menyodorkan kertas tersebut kepada Fauzan, dengan binggung lelaki itu menerima-nya.

"Ini apa?" Tanya Fauzan tak faham.

"Ya elah! Nanti aja di baca ya, oky gue mau pulang! Byeeee!" Clara memilih pergi dari rumah Fauzan, sementara sang empu menatap binggung kepada kertas putih yang menampilkan tulisan.

Merasa penasaran, Fauzan memilih untuk membuka kertas tersebut yang terlipat menjadi dua. Ternyata berisikan biodata seseorang, tak hanya itu saja, ternyata ada foto seseorang dengan ukuran 2×3.

"Dor!" Kejut seorang lelaki dari arah belakang, "ya elah bang!!" Kesal Fauzan saat mendapatkan kejutan, bahkan foto yang ia pegang sampai terjatuh.

"Wih! Ada foto cewe tuh," kekeh Faldan saat melihat foto seorang gadis yang tak sengaja terjatuh dari tangan Fauzan, dengan cepat lelaki itu kembali mengambil foto tersebut dan ia masukan ke dalam kertas yang tadi ia dapatkan dari Clara.

Faldan Alfiq, dia adalah abang kandung dari Fauzan Alfiqran. Wajah-nya sebelas dua belas dengan Fauzan, yang membedakan mereka ber-dua hanya kaca mata, karena Faldan mengunakan kaca mata.

"Siapa tuch?" Dan satu lagi yang membedakan mereka, sifat Faldan dan juga Fauzan sangat berbeda. Faldan memiliki sifat yang periang, berbeda dengan adek-nya yang memiliki sifat cuek dan jarang sekali untuk berbicara.

"Bukan urusan abang!!" Ketus Fauzan segera masuk ke dalam rumah, sementara Faldan hanya terkekeh melihat kedua telinga Fauzan yang sudah memerah akibat malu.

✧༺Reza Mahesa༻✧

...

Reza MahesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang