#02

31 7 0
                                    

hari demi hari berlalu tahunpun turut berganti, ita dan ara tumbuh besar bersama banyak hal yg mereka lewati bersama, tentu banyak kenangan indah yg dibuat oleh mereka berdua, hingga ita sudah memasuki bangku sma begitupun dengan ara tetapi mereka berdua beda sekolah ara mondok sedangkan ita bersekolah tidak jauh dari rumahnya

saat ita sudah memasuki bangku sma org tua ita tiba tiba pindah rumah karena konflik dengan tetangga sebelah rumah mereka permasalahan air bersih

org tuanya sudah pindah rumah sedangkan ita yg sudah terlanjur mendaftar sekolah di dekat rumah lamanya harus bolak balik dan terkadang dia bermalam di rumah lamanya yg sudah berpindah kepemilikan kepada om ita, ya rumah ita telah di beli oleh saudara ayahnya

ara belum tau kalau keluarga ita sudah pindah rumah karena ara masih di pondok, ita berencana memberi tau ara saat ara pulang nanti, kehidupan sehari hari ita jadi monoton tanpa ara

tibalah saat hari libur ara pulang dari pondok, ita yg tau ara sudah pulang sangat senang sekaligus sedih karna dia akan memberi tau ara tentang orang tuanya yg sudah pindah ita merasa ini adalah perpisahan bagi mereka berdua

satu hari setelah ara pulang ita dan ara kembali bertemu di bawah pohon tempat mereka bermain waktu kecil dulu

"ara apa kabar?, oh iya bagimana sekolah ara, apakah ara mendapatkan banyak teman disana?" .suara ita memecah keheningan

"alhamdulillah ara baik, ara suka sekolah disana, ara punya banyak teman disana dan teman teman ara juga pada baik sama ara, ita sendiri apa kabar? dan gimana sekolah ita, apa ita juga memiliki banyak teman disana? ". ara menjawab dengan sangat antusias

ita tertegun sejenak saat mendengar ara mendapatkan banyak teman yg baik, ita jadi membandingkan dirinya sendiri dengan ara, wajar ara punya banyak teman, ara baik, cantik, asik, dan anak orang kaya, siapa coba yg ga mau berteman dengan ara, berbeda dengan dirinya, wajahnya yg sangat pas pasan tidak secantik ara, sulit bersosialisasi dengan org baru dan berasal dari keluarga yg sangat sederhana

"ita baik, mmm aku belum mempunyai teman, mungkin karena pada saat di kelas aku terlalu pendiam dan sibuk dengan buku, tapi suatu saat pasti ita juga punya teman di sekolah".

ya. ita berharab suatu saat dia juga bisa mempunyai banyak teman seperti ara, walaupun ita juga ragu dengan harapannya sendiri apakah ita bisa memiliki banyak teman juga?, apakah ada yg ingin berteman dengannya selain ara?

"sykurlah kalau semuanya baik baik aja". jawab ara dengan senyum yg membuatnya kelihatan makin cantik

"sebenarnya ita mau ngasih tau ara satu hal, emmm ara keluarga ita sudah pindah rumah, ita ga tinggal di sini lagi, rumah lama ita juga sudah di jual ke om ita, jadi sekarang ita hanya numpang di rumah itu sampai ita lulus mungkin, atau ita bakalan pindah jika sudah naik kelas dua sma. "

"hah? ita serius? kok ara ga tau keluarga kalian pindah?, jadi nanti kita bakalan sulit ya buat ketemu dan main bareng lagi?"

kesedihan nampak di wajah cantik ara, dia kaget mendapat kabar sahabat kecilnya telah pindah rumah

"wajar kalau ara gatau kan ara lagi mondok, dan soal main bareng lagi kita masih bisa kok kan beda kota doang "

saat mengucapkan ini ita sendiri tidak yakin apakah mereka bisa bermain bersama seperti dulu lagi?,apakah nanti semuanya masih sama seperti dulu?

"mmm yaudah, kamu tunggu bentar ya disini, ara mau ngambil sesuatu dirumah". kata ara sambil berlari meneju rumahnya

"iya ara". jawab ita sambil memandang sendu punggung ara yg mulai menjauh.

beberapa menit kemudian ara sudah kembali lagi dengan sebuah kalung yg di genggamnya.

"ita ini ambillah, itu oleh oleh dari mamaku pas kemekkah, sebenarnya aku udah mau ngasih dulu tapi pas liburan akhir tahun aku kerumah nenek aku jadi aku nga sempat ngasih".

" terimakasih ara, ohh iya aku juga membuat gantungan kunci (sambil merogoh saku baju untuk mengambil gantungan kunci yg sudah disiapkan) , hadiahku ga sebagus hadiah kamu , semoga kamu suka. "

"wahh kamu buat sendiri?, aku suka ini sangat cantik, terimakasih ita, jgn lupain ara ya"

"sama-sama ara, ita ga akan lupain ara"

ara langsung memeluk ita, akan kah ini menjadi pelukan perpisahan untuk mereka atau masih ada pertemuan lain kali antara mereka?

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
thankyou yg udah menyempatkan waktunya buat baca ceritaku
love u all

jgn lupa tinggalin jejak mwhehe

sérénitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang