01. Perkumpulan Tak Sadar Diri

38 3 3
                                    

Cuaca terik panas matahari. Selalu menyinari. Berteduh di bawah pohon singapur ini. Aku masih menunggu teman-teman kemari. Kesendirian selalu menemani, terduduk pada bangku sembari menunggu para manusia tak sadar diri.

"Eh tapi yaa bukan bangku pelajaran juga sih. Itu loh kursi tempat duduk yang panjang."

Padahal sudah jam pulang. Tapi, mereka semua belum ada yang datang. Aku sudah cukup bosan melihat satu per satu para murid meninggalkan tempat ini dengan kendaraannya. Ngomong-ngomong, tempat kami berkumpul ini sebenarnya tidak strategis.

Tempat nongkrong kami ada di pojok areal parkir bersebalahan dengan pintu gerbang tempat penitipan kendaraan. Area ini cukup luas. Kerap kali digunakan berolahraga lari saat sore hari.

Tempat termenung saat ini cukup memberikan kesan tersendiri. Jika aku tak pernah di sini, mungkin saja tak akan sempat bertemu dengan mahluk-mahluk tak sadar diri. Mungkin hanya akan benar-benar menjadi murid biasa dengan teman-teman kelas pada umumnya. Meskipun kenyataannya, diriku lah yang paling biasa di anggota grup ini.

Sambil mengisi kekosongan. Namaku, Rendi Arrifin Aksa. Biasa dipanggil Rendi atau Ren. Di antara mereka, aku lah yang paling biasa-biasa aja. Bahkan, tinggiku sangat normal untuk remaja pada umumnya. Sekarang masih kelas Sepuluh MIPA Tiga di SMA Negeri Persatuan Bangsa. Penampilanku cukup biasa-biasa aja.

Sampai sekarang belum ada satupun dari mereka yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai sekarang belum ada satupun dari mereka yang datang. Yaaa ... bisa kumaklumi hal itu. Mereka semua memang bukan orang penting. Tapi, orang-orang yang sudah menjadi image sekolah ini. Contohnya saja ....

"Lama nunggu Ren?!" Akhirnya ada satu yang datang.

"Ah enggak terlalu lama kok," balasku datar.

Namanya Mikael Febrian. Dia itu orangnya cukup tinggi, seingatku selisih lima senti.

"Bener nih gak lama? Sorry banget loh, tadi sampe tiga kelas yang nanya pelajaran, dah gitu yang nanya rata-rata cewek pula," potong Kael

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bener nih gak lama? Sorry banget loh, tadi sampe tiga kelas yang nanya pelajaran, dah gitu yang nanya rata-rata cewek pula," potong Kael.

"Ah ... gak kok ... aku juga tau kalau kau bakal terlambat ke sini."

Reputation Research GroupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang