*Aishiteru*Boruto berjalan santai keluar dari kediaman Uzumaki, entah kenapa ia jadi terus terusan membayangkan kejadian sarada dan kawaki yang ada di depan kamar nya tadi pagi.
'ada apa dengan ku sialan' batin boruto bertanya tanya.
"Boruto!!"teriak seseorang yang sangat tak asing di telinga boruto,bahkan boruto tak menoleh sedikitpun.
Hati yang membeku,entah apa yang membuat sulung Uzumaki itu menjadi pemuda dingin dengan segala ekspresi datarnya.
"Boruto!!,kau dengar tidak sih"ujar kesal sarada menarik lengan boruto agar berhenti,membuat boruto mau tak mau menghentikan langkahnya dengan menghela nafas kasar.
"Kenapa kau hanya diam saja saat aku panggil"tanya sarada dengan raut wajah kesal.
"Berisik.bisa kau diam."ujar boruto menepis tangan sarada.
"Kau mau kemana"
"Bukan urusanmu"
"Tentu saja urusanku,hokage memerintah ku untuk selalu mengawasi mu juga selalu menjaga mu"jawab sarada dengan nada yang bersungut sungut.
"Kenapa kau mematuhi hokage bodoh itu,dan juga aku bukan anak kecil yang harus di awasi oleh gadis cerewet seperti mu"tegas Boruto.
"Kenapa kau jadi menyebalkan sekali sih"ujar sarada dengan wajah kesal yang memerah.
"Dan satu lagi urus urusan mu saja dengan pacar mu itu"ujar boruto lalu melangkah pergi meninggalkan sarada yang masih mematung dengan wajah yang kebingungan.
'pacar siapa?'
'apa boruto mengira kawaki!!,astaga apa sih yang di pikirkan si baka itu'batin sarada bertanya tanya.
"Heyy boruto tunggu!!"teriak sarada kembali mengejar boruto.
"Berhenti mengikuti ku"ujar dingin boruto.
"Kenapa"tanya sarada dengan wajah polosnya.
"Aku tidak suka,dan satu lagi.mulai sekarang aku bukan lagi anggota tim 7 dan juga sahabat mu"ujar Boruto membuat sarada membulatkan matanya.
"Apa yang kau bicarakan bodoh!!,aku tau kau memang masih berduka atas meninggalnya bibi Hinata juga himawari! tapi,jangan memutuskan sesuatu dengan seenaknya!"marah sarada mencengkeram kerah baju boruto.
"Tau apa kau tentang ini hah!!"bentak Boruto membuat sarada tersentak kaget dengan mata yang berkaca kaca.
"Kalian terus saja mencoba untuk mengerti diriku tapi itu tidak mungkin kalian rasakan.ayah ku memang seorang hokage, seorang penyelamat desa yang sangat di banggakan oleh desa ini dan seseorang yang selalu memenuhi tanggung jawabnya pada setiap warga Konoha,tapi...apa tanggung jawabnya terhadap keluarga nya sendiri,dia pernah membuat Himawari menangis,membuat ibu harus selalu terjaga menanti nya setiap malam dan masih banyak lagi yang ia sia siakan,setelah mereka tiada apa yang hokage itu lakukan,ia bahkan tak mencari pelaku pembunuhan ibu dan juga himawari,ayah sialan itu bahkan sepertinya sudah rela..."
"Kehilangan semuanya..."gumam lirih boruto.
"Dan untuk yang terakhir kalinya aku bilang kepadamu, aku benci desa ini,aku benci semua tentang hokage,dan aku benci ayah sialan itu.dan aku sangat membencimu kau itu pengganggu."tekan boruto dengan emosi yang meluap.
Sarada tertegun dengan mata yang berkaca kaca,ia bahkan tak pernah mendapat bentakan dari papah dan juga mamahnya sampai sekarang tapi saat ini ia baru saja di bentak oleh orang yang entah sejak kapan mulai terikat dengan hatinya.rasanya sakit sekali.