Eyooooo(~ ̄³ ̄)~
Akhirnya part 1-nya datang.Maaf, telat nge-publis ini, awalnya udah dibuat tapi di aplikasi lain, cuma masalahnya catatannya ilang gara-gara itu aplikasi eror, untung cuma part 1 doang yang ku taruh di di situ.
....
Di kasur single, gadis yang masih dengan piyamanya itu sudah tantrum di depan iPad-nya.
Senyum merekah di wajahnya, kakinya terus menendang udara, terkikik seperti orang gila di depan iPad-nya.
"Peter, Peter, ganteng banget, sih. Nyata yuk bisa yuk!" Yeen berguling-guling, melenguh panjang. Saat ini dia tengah membaca manhwa favoritnya baru-baru ini berjudul Killer Peter.
Peter adalah karakter utama dalam manhwa tersebut dan husbu baru Yeen. Gadis itu melempar iPad-nya ke samping. Bergumam cepat, menendang udara, berguling ke sana kemari, dan terkikik.
Yeen memang seperti itu jika sudah berhubungan dengan husbunya, tapi husbunya kali ini paling parah karena gadis itu sangat gila terhadapnya.
Setiap manhwa Killer Peter update, dia akan meng-cancel semua jadwalnya hanya untuk bertingkah gila seharian. Untung saja dia tinggal sendiri, jika bersama orangtuanya, mungkin saja Yeen akan dikirim ke RSJ.
Yeen menghela napas berat, "Coba aja kalau portal isekai tuh nyata, gue gas sih, biar bisa ketemu Peter," keluhnya.
Gadis itu kembali melenguh, tiba-tiba saja dia menghirup udara dengan rakus dan bersiap untuk berteriak.
"PETER! I LOVE-E APA TUH NJING! AAAAAAAA!!"
Tak selesai dia berteriak, dia melihat cahaya yang sangat terang datang dari luar jendela kamarnya.
Cahaya itu menyebar sangat cepat, Yeen menutup matanya yang silau.
....
Seorang wanita dengan paras dewasa dan sedikit keriput berbaring di kasur kingsize, pelipisnya penuh dengan keringat dingin.
Dia bergerak-gerak gelisah, keningnya mengkerut, kemudian matanya terbuka tiba-tiba, wanita itu terduduk.
"AAAAAAAANJING!" Merasa aneh, dia mengedarkan pandangannya setelah berteriak dengan histeris.
"Hah? Aku di mana? Eh? Bahasaku, kenapa jadi bahasa Korea?" Wanita itu menyentuh mulutnya, setelah ledakan cahaya tadi, tiba-tiba saja bahasanya berubah.
Benar, wanita itu adalah Yeen. Jiwanya masuk ke dalam tubuh wanita berumur 45 tahun, tapi dia belum menyadarinya.
Yeen beranjak dari tempat tidur itu, dia melihat sekitar kamar yang sepertinya kamar tidur. Kamar itu diwarnai dengan warna merah marun dan aksen coklat.
Di sebelah kanan terdapat lemari besar, di sebelah kiri jendela yang mengarah ke jalan. Di kiri dan kanan kasur ada nakas, Yeen membuka nakas tersebut, dia menemukan buku catatan bersama pulpen.
Buku catatan itu dia buka, dan menemukan bahwa buku itu kosong. Yeen mendekati lemari, membuka lemari itu dengan barbar.
Memisah-misahkan satu persatu pakaian di dalamnya, mungkin ada petunjuk. Di bawah lemari itu ada laci, isi laci tersebut tidak lain hanya celana dalam dan bra, juga kaos kaki, ada beberapa pakaian kecil yang Yeen lupa namanya.
Di kamar tidur, hanya ada dua pintu, satu ke luar dan satu yang tampaknya ke kamar mandi, Yeen mempertimbangkan membuka pintu yang mana, akhirnya dia memilih untuk membuka pintu kamar mandi.
Ketika memasuki kamar mandi, Yeen melihat wastafel, di kaca wastafel itu menempel secarik kertas seperti sticky note. Dia mendekati kaca tersebut, dan betapa terkejutnya Yeen, wajahnya berubah, bukan dengan pipi chubby dan hidung pesek melainkan wajah tirus yang dewasa, dan terdapat keriput di keningnya.
"Astaga, tua-nya. Ck, ck. Hm ... Sepertinya aku telah isekai." Yeen tampak tenang meski tau telah pindah alam. Dia mengambil kertas itu, ketika kertas dicabut, tiba-tiba saja menjadi panjang. Ternyata kertas itu telah dilipat sedemikian rupa agar terlihat pendek.
Tulisan di kertas berbahasa Indonesia, meski enek, Yeen tetap membaca tulisan itu dengan khidmat.
Isinya sekedar memberitahu bahwa Yeen telah isekai ke dunia fiksi, dan mengatakan bahwa Yeen tidak bisa menyesal karena isekai tidak bisa di cancel. Kertas itu juga memberitahu Yeen media yang membuat dia isekai, yaitu ledakan cahaya yang ternyata gas meledak. Mantap. Tidak lupa, dibawahnya ditulis perhatian yang mengatakan Yeen harus melakukan beberapa hal agar bisa beradaptasi dengan dunia fiksi ini.
Alasan Yeen enek membacanya adalah karena bahasa kertas itu seperti bahasa buku pelajaran, bertele-tele, untung saja dia terbiasa sebab banyak membaca.
Coba saja kalau tidak, bukan hanya tidak membaca kertas tersebut, mungkin dari awal isekai dia akan menangis histeris karena mengira telah mati.
"Yahhhh, sedih sih, pasti keluargaku di sana juga sedih. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak menyangka malah isekai, semoga saja bertemu Peter, hehehehe ...." Wajah Yeen berganti dari murung ke terkikik bahagia hanya dengan memikirkan Peter. Bisa-bisanya-_-''.
'Halo.'
"Halo, eh, malah latah." Wanita itu langsung sadar bahwa hanya ada dia sendiri di kamar mandi, lalu siapa yang bersuara di kepalanya ini.
Dia menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kana secara cepat, matanya bergerak-gerak, Yeen mengusap-usap kedua pangkal lengannya, bulu kuduknya merinding memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada di kepalanya.
'Maaf karena telah mengejutkan anda, pertama-tama, perkenalkan saya adalah sesuatu yang akan membantu anda di dunia fiksi ini."
"Oh, kukira aku telah masuk ke dunia fiksi dengan genre horor. Kau siapa?" Wajah Yeen kembali normal setelah mendengar penjelasan 'sesuatu' tersebut.
'Seperti yang saya katakan tadi, saya adalah sesuatu yang akan membantu anda di dunia fiksi ini.'
"Tidak, maksudku, namamu siapa?" Yeen melihat ke atas seakan-akan sesuatu tersebut ada di atasnya, tapi memang benar, sesuatu itu ada di kepala Yeen.
'Saya tidak punya nama.'
"Baiklah, namamu sekarang adalah Coy! Coy! Ingat itu!" Yeen menunjuk udara seakan-akan menekankan bahwa Coy harus mengingat nama yang Yeen berikan kepadanya.
'Baik, terima kasih."
"Heh! Sama-sama~" balas Yeen.
"Nah ... Sekarang, bisa jelaskan kau itu apa padaku?" Wanita itu keluar dari kamar mandi, dia mendekati kasur dan duduk di atasnya.
'Sesuatu seperti saya sulit di jelaskan, yang pasti, tugas saya di sini membantu anda agar cepat beradaptasi dengan dunia ini. Seperti yang terdapat pada kertas, anda harus melakukan beberapa hal agar beradaptasi dan berasimilasi dengan dunia ini.'
"Eeee ... Sedikit familiar di otakku, kau sepertinya mirip dengan sistem," ucap Yeen, dia memicingkan matanya, mengelus dagu merenungkan makhluk seperti Coy ini.
'Saya tidak tahu sistem itu apa, saya tidak punya informasi seperti itu di otak saya. Namun, apabila hal tersebut lebih mendekati tentang saya, maka anda dapat menganggap saya sebagai hal itu. Dan, anda tidak perlu berbicara lewat mulut, saya ada di kepala anda, jadi saya mendengar suara batin anda.'
"Ooooo ... Oke, oke," ucap Yeen mengangguk.
'Trus, beberapa hal yang lo maksud itu apa aja? Eh? Suara gue? Bisa ke switch gitu, yaa! Wanjayyyy!'
'Pertama, anda akan membuat kartu identitas baru, ambil mantel berwarna hitam dalam lemari dahulu, karena di luar dingin, bulan ini adalah bulan Maret tahun 2009, tanggal 15.'
'Buset, jauh amat ntu tahun, dunia fiksi mana nih njir, misalnya mentok 2024 apa gak metong gue gara-gara dah reot?'
'Anyway, ini keknya semacam misi gitu, deh, misi tutorial. Yaudah deh, gue siap-siap doeloe.'
Yeen mengambil mantel, dia mencari-cari mantel hitam itu di dalam lemari agak lama, karena pakaian yang digantung sangat banyak, dia harus hati-hati memilihnya.
Setelah itu dia keluar, mengedarkan pandangannya di jalan, sepi, batinnya.
....
Udah, bersambung....

KAMU SEDANG MEMBACA
Peter x Female Reader
FanfictionCerita asli milik Kim Junghyun dan Lim Lina, yang saya tulis di Wattpad adalah fanfiction semata yang dijadikan sebagai hiburan. Dukung penulis asli dengan membaca di Webtoon. .... Yeen tuh pinter, dia cepat tanggap, dan orang yang punya rasa penasa...