Pagi ini, Seohyun terkikik geli dan dibuat heran memperhatikan keadaan dapur yang sudah ramai karena anak manisnya, Jake.
“Cepet banget bangunnya, Jake? Katanya kemaren mau bikin bekal bareng tante-mama. Udah selesai ya? Maaf ya tante-mama bangunnya telat.” tanya Seohyun sambil meminum air hangat yang sudah disiapkan Jake untuk dirinya.
“Tante-mama ini ngomongnya gitu banget ya. Tante-mama nggak pernah repotkan Jake, justru Jake yang sering susahkan tante-mama. Jake sayang tante-mama, jadi jangan ngomong kaya gitu lagi ya?” tutur Jake dengan tawa ringan, membalik telur yang sedang dia masak untuk menjadi salah satu isian roti yang akan dibawanya sebagai bekal, di atas meja sendiri sudah tersaji salad yang Jake siapkan untuk tante-mamanya.
“Iya sayangnya tante-mama. Besok habis pulang sekolah, Jake sibuk ga? Tante-mama mau ngajak jalan-jalan.” jawab Seohyun kemudian mendudukkan dirinya pada kursi meja makan untuk menonton Jake yang sedang asyik membuat sandwich.
“Jake sayang tante-mama Seohyun jugaa. Besok ya? Harusnya sih besok jadwal ekskul english club-”
Yang lebih muda berhenti taruh perhatian pada kegiatannya sejenak. Kini pikirannya sibuk mengingat agenda apa yang akan dilakukan klub bahasa Inggris sekolahnya besok hari.
“-tapi kayaknya Jake bisa kok bolos buat tante-mama. Nanti Jake bilang sama kak Somi aja kalau besok Jake ijin gak ikut ekskul dulu, toh jadwalnya cuma speaking and story telling.” ujarnya, lalu pusatkan perhatian lagi pada kegiatannya yang sempat terjeda.
Seohyun mengangguk-angguk kecil, “Kalau hari ini? Jake sibuk?”
“Hari ini ya tante-mama? Jake janjinya mau jenguk mama dulu.”
Setelah jawaban Jake, atmosfer di dapur langsung berubah hening. Seohyun tidak lagi bertanya dan Jake pun nampaknya peka akan hal itu, sehingga yang lebih muda mengalihkan topik pembicaraan.
“Nah! Sudah selesai, ini sandwich khusus buatan Jake untuk tante-mama. Hari ini tante-mama jangan minum kopi ya, Jake nanti kelabakan kalau asam lambung tante-mama kambuh.” balasnya seraya menyodorkan sepiring roti isi buatan dirinya yang baru saja selesai kepada Seohyun.
“Iya gemesnya tante-mama, kamu juga jangan telat lagi sarapannya. Nanti ambruk kaya yang dulu, jera kan?” ucap Seohyun.
“Engga dong tante-mama. Kalau nanti Jake sakit lagi, tante-mama boleh jewer telinga Jake.” ujar Jake sambil menutup wadah bekal yang akan dia berikan untuk Sunghoon.
Langkah kakinya ia bawa untuk mengambil sebuah paperbag yang ia pakai sebagai bungkus bekal tersebut, kemudian mendudukkan dirinya didekat Seohyun untuk segera sarapan setelah dia merasa semuanya sudah siap.
“Seriusan mau pakai tempat bekal itu buat mas pacarnya?” tanya Seohyun lagi, usai memperhatikan Jake yang sebelumnya memasukkan wadah bekal berwarna biru pastel dengan karakter kartun pinguin yang menggemaskan pada tutupnya itu kedalam sebuah paperbag berwarna senada.
“Betul, seratus buat tante-mama. Jake gak berani pinjem wadah punya tante-mama. Takut rusak nanti kalau Jake pinjem, hehe.” jelas Jake sambil menatap koleksi wadah bekal milik Seohyun yang merupakan merk ternama di kalangan ibu-ibu.
Seohyun tertawa menatap yang lebih muda dengan tatapan geli, “Tante-mama gak marah kok, itukan beberapa juga punya mamanya Jake. Tante-mama cuma nambahin sedikit aja.”
“Justru itu tante-mama, Jake juga gak sampai hati kalau mau pakai punya mama.” ujar Jake sambil menyunggingkan senyum tipis.
“Ya sudah, lain kali pakai punya tante-mama aja ya? Jake pulangnya nanti bareng Jay lagi?” tanya Seohyun kembali, begitu melihat Jake yang sudah beranjak meletakkan piringnya dalam mesin pencuci piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
15 steps to get sunghoon, sungjake.
FanficJake itu suka banget sama Sunghoon. Satu detik liat Sunghoon diperpustakaan, Jake langsung jatuh cinta. Tapi, Sunghoon itu dingin banget sama dia. Kira-kira kalau Jake luluhin hatinya pake lima belas langkah bisa ga ya? ──── ini bxb. homophobic jang...