siapin tisu,
Selamat membaca.Sekitar 6 July 2025, sebelum Renjun meninggalkan Jeno untuk selamanya...
Renjun sampai dibandara bersama kedua orang tuanya. Dia mengambil kopernya, mengeratkan tangannya karena dia tidak rela akan meninggalkan Jeno selama itu.
Renjun menahan nangis. Kedua orang tuanya hanya mengantarkan dirinya sampai disini saja dan kalau ada waktu mereka bakal ke Guangzhou untuk menemui anak kesayangannya.
Renjun menahan diri untuk tidak marah dengan kedua orang tuanya dan dia hanya bisa tersenyum pahit menatap orang tuanya.
Renjun masuk ke lobi antriannya.
Renjun terkejut bertemu Mark dan Haechan di lobi antrian. Mark terkejut karena Renjun berada disini.
"Ehm.. Ren, Jeno titip salam buat kamu", Mark mengasih surat yang Jeno tulis untuk Renjun.
"Dia sampai begadang buat 1 surat itu" Ucap Mark
Sebenarnya Mark kasihan dengan keadaan Jeno yang tidak stabil saat dia kembali di rumah katanya Jeno sempat pingsan. Mark ingin mengantar Jeno ke rumah sakit tetapi Jeno menolaknya.
Haechan mengelus tangan Renjun dan memahami perasaan seperti ini..
"Masih ada kesempatan di lain waktu" Ucapnya
Renjun mengiyakan yang di ucap sama pasangan Mark. Mark hanya bisa bilang ke Renjun bahwa dia harus menjaga dirinya.
Renjun berterimakasih dengan Mark dan dia mengambil sesuatu dari kantong jaketnya. Renjun mengasihnya ke Mark untuk diberikan kepada Jeno.
"Bilang padanya, aku sudah bersalah membuat hatinya suram tanpa warna. Aku berharap Jeno-ku bisa tersenyum ceria kembali seperti yang pernah ku lihat"
Mark serta Haechan meneteskan air mata karena tersentuh dengan kata-katanya, seromantis dan sedalam ini..
Renjun setelah ke lobi persiapan menuju ke pesawat.
Haechan melambai-lambai, dia tersenyum ceria.
Renjun berjalan dengan sempoyongan. Renjun masuk ke dalam pesawat dan duduk secara tenang. Renjun menutupi wajahnya dengan jaket, dia menangis.
"Maaf.."
Renjun menghapus tangisannya dan memeluk erat surat dari Jeno. Renjun membuka surat darinya dan membacanya secara pelan.
"Renjunaa, makasih sudah menjadi pacarku terakhir ini.. Makasih sudah membuatku tersenyum padahal aku orang yang gak gampang banyak senyum. Makasih sudah memberikan kata-kata manis kepadaku, Makasih.. Sudah setia denganku dan terakhir makasih sudah mewarnai separuh hidupku yang suram ini..."
"Dari Nono teruntuk Renren"
Renjun menggenggamnya dengan erat dan menutup wajahnya dengan tangan.
"Aku juga berterimakasih denganmu" Ucap Renjun
Renjun melipat surat tersebut dan menyimpannya di dalam tasnya. Renjun melihat wallpapernya belum diganti sama sekali.
"Biarin seperti ini.." Ucapnya
Renjun mengelus bonekanya, sebuah hadiah dari Jeno saat pertama kali mereka pacaran. Renjun memeluknya erat kemudian..
"Semoga kita bisa bertemu lagi yaa"
Sekitar 1 jam-an lebih, dia sampai di Guangzhou. Renjun menatap langit dan memotretnya untuk membuat kenangan barunya.
Renjun tidak sengaja ditabrak seseorang dari belakang.
"Excuse me.. This your bags.."
Renjun menoleh kearahnya, orang tersebut melihat tas kecil Renjun ketinggalan di pesawat. Renjun berterimakasih ke orang itu dan bilang kalau tas ini berisi hal yang berharga.
Ada foto dan kenangan dirinya bersama Jeno.
"Ehm.. Kamu orang korea ya?", Renjun melihat ciri khasnya sih..
Orang tersebut terkejut dengannya diajak ngobrol pakai bahasa Korea. Darimana Renjun belajar bahasa Korea dan Renjun bilang dari seorang teman.
"Wah gitu.. Perkenalkan namaku Na Jaemin, aku ceo dari perusahaan NaR"
Renjun menjabat tangannya dan dia mengenalkan dirinya.
Jaemin tersenyum menatapnya, baru pertama kali dia melihat manusia seindah ini. Renjun membawa tas tersebut tetapi tidak kuat karena dia membawa banyak barang.
Jaemin membantu bawakan barang separuhnya. Renjun berterimakasih lagi kepadanya dan Jaemin bilang tidak usah sungkan lagian cuman kebetulan saja pertemuan ini.
Jaemin juga mengantarkan Renjun sampai keluar gerbang bandara dan dia juga memesankan taxi untuknya.
"Makasih.. maaf aku ngerepotin jadinya" Kata Renjun
Jaemin tidak masalah asalkan dia cuman membantu orang dia sudah merasa senang.
Taxi-pun datang dan Renjun pamit duluan. Jaemin melambaikan tangannya, dia melihat sopirnya sudah datang dan masuk ke dalam mobil.
"Bapak kelihatan bahagia saat ini. Apa ada sesuatu yang terjadi??"
"Tidak ada, ayo jalan.."
"Siap pak"
'Dia ini lucu dan manis selain indah. Kapan kita bisa bertemu lagi yaa??' batinnya
Sopir hanya bisa terheran dengan ceo Na ini. Senyum-senyum sendiri kayak orang aneh.
Na Jaemin (25 tahun)
Seperti takdir menemukan diriku kepadanya..
Kira-kira di chapter berikutnya bakal seperti apa yaa🤭 nantikan okay??
KAMU SEDANG MEMBACA
The Distance Between Us || NOREN
Fanfiction[on going] kisah ini jarak diantara mereka berdua yang menjalankan kehidupan masing-masing setelah saling putus tetapi masih ragu dengan perasaan sendiri karena masih ada rasa. "Maaf.. aku minta maaf sekali lagi.." Dia melepas bunga dan berkata kep...