Malam itu, langit bertabur bintang bak berlian yang tercurah di bumi. Udara dingin menusuk tulang, namun tak mampu meredam semangat yang membara di dada Rama. Suara mesin motor mereka, rombongan Graka, bergemuruh bagaikan auman singa lapar yang siap menerkam mangsanya. Jaket kulit hitam dengan lambang Graka yang terukir di punggung mereka, menjadi simbol kebanggaan dan ancaman bagi siapa pun yang berani menghalangi jalan mereka.
"GRAKA" teriak Rama, suaranya bergema di tengah deru mesin motor. Matanya menyala-nyala, penuh amarah dan dendam.
"Ya!" jawab para anggota Graka serempak, tangan mereka menggenggam erat gagang senjata yang tersembunyi di balik jaket.
"Hari ini, kita balas dendam atas Satria!" teriak Rama, suaranya penuh amarah. "Varlla udah kelewat batas! Mereka berani ngelakuin itu ke salah satu dari kita!"
"Mereka bakal bayar mahal!" sahut salah satu anggota Graka, raut wajahnya penuh amarah.
"Oke, langsung ke markas Varlla!" perintah Rama. Rombongan motor mereka melaju dengan kecepatan tinggi, meninggalkan jejak asap dan deru mesin yang menggelegar.
Di tengah perjalanan, Rama teringat kembali dengan satria, yang membuat amarahnya memuncak. Satria, temannya, dipukuli oleh anggota Varlla hingga terkapar tak berdaya. Luka-luka di tubuhnya begitu mengerikan, memaksa Satria untuk dirawat di rumah sakit.
"Satria, gue janji bakal balas dendam buat lo!" gumam Rama, rahangnya mengeras. "Varlla bakal merasakan sakit yang sama seperti yang lo rasain!"
Rombongan Graka akhirnya sampai di markas Varlla, sebuah bangunan tua dengan dinding retak dan cat mengelupas,
Suasana di sana mencekam. Para anggota Varlla terlihat sedang berkumpul, wajah mereka penuh keangkuhan dan kesombongan."Heh, Varlla!" teriak Rama, suaranya menggema di seluruh markas. "Keluar lo semua!"
Para anggota Varlla langsung berhamburan keluar, wajah mereka penuh keheranan dan amarah.
"Apa yang lo mau?" tanya Viktor, dengan nada menantang.
"Lo semua udah tau apa yang gue mau!" jawab Rama, matanya tajam menatap Viktor. "Lo udah berani ngelakuin itu ke Satria, sekarang lo semua bakal merasakan akibatnya!"
"Hahaha, lo kira lo bisa ngelawan kita?" Viktor tertawa mengejek. "Varlla sekarang jauh lebih kuat dari Rama!"
"Kita liat aja nanti!" balas Rama. "Graka, serang!"
Pertempuran pun pecah. Kedua kelompok saling serang dengan amarah yang meluap-luap. Pukulan, tendangan, dan senjata beradu dengan ganas. Suasana di markas Varlla menjadi mencekam, dipenuhi teriakan dan jeritan.
Rama, dengan penuh amarah, menerjang Viktor. Keduanya terlibat pertarungan sengit. Pukulan demi pukulan dilepaskan, namun keduanya sama-sama kuat.
"Gue bakal habisin lo!" teriak Rama, matanya menyala-nyala.
"Mimpi lo!" balas Viktor, sambil melayangkan pukulan yang mengenai pipi Rama.
Rama terhuyung mundur, namun dia segera bangkit kembali. Amarah yang membara di dadanya semakin menyala. Dia bertekad untuk mengalahkan Viktor dan membalas dendam atas Satria.
"Gue gak akan berhenti sebelum lo mati!" teriak Rama, sambil menerjang pemimpin Varlla kembali.
Pertempuran semakin sengit. Kedua kelompok saling berkejaran, saling serang dengan penuh amarah.
"Gue gak akan biarin lo kabur!" teriak Rama, mengejar Viktor yang berusaha melarikan diri kerena sudah tak kuat melawan Rama .
"Brengsek!" teriak pemimpin Varlla, sambil berlari secepat mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rama -Tetaplah Bersamaku Di Bumi -
Teen FictionRama Kusuma. Nama yang mungkin terdengar biasa, tapi di jalanan Tangerang, nama itu punya arti. Aku, pemimpin geng motor, yang hidup di dunia keras, dunia di mana kekerasan adalah bahasa sehari-hari. Tapi di balik semua itu, ada satu kisah yang meng...