Bentuk baik hatinya takdir

11 5 9
                                    


"Selain do'a untuk bersama, aku juga menitipkan do'a semoga kamu selalu bahagia."

•••

Sudah seminggu berlalu, desas desus tentang Nararya dan Kanaka sudah menyebar di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu berlalu, desas desus tentang Nararya dan Kanaka sudah menyebar di sekolah.

Tentang Nararya yang tak lagi pernah muncul di sekitar gadis itu dan tentang kenyataan bahwa Kanaka mulai dekat dengan seseorang.

Berbagai rumor menyebar, mulai dari rumor Kanaka yang menjalin kasih demi memberi penolakan kasar pada Nararya. Hingga rumor Nararya yang menyerah dan membenci Kanaka.

Sayangnya, hanya Kanaka yang sesekali menampik mengenai berbagai rumor tersebut. Sedangkan Nararya hanya diam, seolah tak peduli atau mungkin membenarkan semua itu.

"Aarghh, kuping ku sudah lelah." Keluh Mawar untuk kesekian kalinya.

"Yakan penasaran, jadi Kanaka, gimana ?" Tanya Anuma begitu antusias.

Kanaka menghela nafas, heran sendiri dengan orang-orang yang selalu menanyai hal yang sama berulang kali.
"Pertama, kami tidak pacaran, jadi gak ada alasan saling benci. Kedua, aku emang diantar jemput oleh seseorang sih. Tapi bukan sejenis hubungan sepasang kekasih. Ketiga, aku gak tahu apapun tentang Nararya. Paham kan ?" Jelas Kanaka untuk kesekian kalinya hingga Mawar saja sudah begitu muak mendengar itu semua.

Anuma mengaguk mengerti, jujur saja rasa penasaran nya belum tuntas sama sekali. Memang paling benar mendengar langsung apa yang terjadi dari mulut Nararya.

Mawar mendelik, kesal sendiri melihat Anuma. "Lagian kenapa gak nanya ke teman sekelas mu itu aja ? Padahal kalian cuma kepo kenapa itu laki-laki gak lagi ganggu Kanaka, Iya kan ?!" Tuding Mawar yang membuat Anuma tertawa canggung.

"Bukan gak nanya Mar, tapi si Nararya kalau di tanyain malah cosplay jadi orang tuli. Aku kesal sendiri jadinya. " Jawab Anuma sambil mengingat kembali seberapa sering teman-teman sekelas bertanya berulang kali pada Nararya.

Kenapa dia menjauhi Kanaka ?

Tapi sayang sekali, Nararya hanya diam seolah tidak mendengar apapun.

"Kalau gitu anggap aja sekarang mereka lagi musuhan." Jawab Mawar begitu enteng tanpa rasa bersalah.

Mendengar itu, sontak Kanaka memelototi Mawar kesal. Terlebih saat gadis itu hanya mengangkat bahu tak acuh seraya berujar. "Apa ? Kenapa ? keberatan ?"

"Bukan kayak-"

"Bilang aja kamu udah mulai suka sama si manusia gila itu." Potong Mawar terlebih dahulu.

Rasanya Kanaka ingin berteriak, kenapa Mawar jadi menyebalkan sekali.

Anuma bertepuk tangan, mata coklat gadis itu bersinar seolah mengatakan 'ini gosip baru yang menjanjikan'.

NARARYA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang