KESEPAKATAN

267 54 54
                                    

4
🌹🔞🌹
.
.
.
.
.

"Apa kau yakin putri kita akan baik-baik saja, Joon? Aku memiliki firasat buruk. Aku tidak tahu apa itu, tapi perasaanku sangat tidak enak," ujar Eunji sembari menautkan jemarinya dan suaminya.

"Ara tak akan mau hidup di bawah tekanan. Dia pasti akan melawan," sahut Seojoon.

"Tapi selama ini dia tak pernah mengatakan jika dia tengah menghadapi kesulitan. Walaupun dia jatuh bangun saat merintis Paradise, dia tak meminta bantuanmu, kan?"

Seojoon tersenyum lembut. "Itu karena dia merasa mampu menghadapinya sendiri. Dia adalah anak tunggal, seorang perempuan dan akan mewarisi seluruh harta yang kita miliki. Setidaknya jika kita sudah tak ada, kita bisa pergi dengan tenang karena Ara bisa berdiri kokoh di atas kakinya sendiri. Aku mendidiknya hidup mandiri sejak kecil supaya dia bisa menghadapi kerasnya dunia kelak."

Eunji menghela napas panjang. "Naluriku sebagai ibu tak akan pernah sanggup membayangkan dia menghadapi segala sesuatu seorang diri dan tak mau menceritakannya pada kita. Aku tak mau putriku menderita, tersakiti atau hidup dalam kesulitan."

"Kita bukannya membiarkan dia menghadapinya seorang diri, Eunji. Walau dia kita lepaskan, tapi kita tetap berdiri di belakangnya. Beri dia kesempatan untuk menentukan pilihannya. Tak apa jika dia salah memilih. Kesalahannya akan memberitahunya apa yang seharusnya dia pilih," jawab Seojoon. Dia mengelus pucuk kepala istrinya dan sesekali mengecup kening wanita itu.

"Aku jadi ingat saat kau mengajarinya berjalan. Kau membiarkannya jatuh dan berdiri sendiri. Ingin rasanya kupukul kepalamu saat itu."

Seojoon terkekeh. "Dengan begitu dia tahu bagaimana caranya berdiri dan untuk melatih kekuatan lutut dan kakinya juga. Tapi aku terus berada di depannya, kan? Aku membiarkannya belajar, tapi aku terus mengawasinya."

"Kau mendidik Ara seperti mendidik anak laki-laki."

"Kau tahu sendiri aku bukan seorang penganut patriarki, Sayang." Seojoon meraih tangan Eunji lalu menciumnya.

Keduanya saling melempar senyuman pada satu sama lain. Sementara orang yang mereka bicarakan itu tengah berada di rumah bordil dan sedang bergulat panas dengan seorang pria yang tak lain adalah mertuanya sendiri.

Pergulatan itu begitu panas karena Ara terus menolak sekuat tenaga sementara Jungkook terus memaksa. Lebih tepatnya, Ara tengah diperkosa.

Jungkook seperti tak terima jika kenyataannya Ara persis seperti wanita yang dia mau, yang dia pikir tak mungkin ada seorang wanita secantik dewi, bisa melakukan banyak hal seorang diri, punya prinsip dan penuh ambisi serta masih menjaga keutuhannya.

Jungkook pikir tak ada lagi wanita sesempurna itu.

Pria itu memejamkan mata ketika bahunya kembali digigit oleh Ara. Kedua insan manusia itu sama-sama merasakan sakit. Ketika Ara merasa pedih pada kakinya yang telah dicambuk dan pada seluruh tubuhnya yang sudah begitu remuk, Jungkook juga merasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya karena di pukul, digigit, ditendang dan disikut oleh wanita mungil itu.

Meski tubuhnya terbilang kecil dibandingkan Jungkook, ternyata Ara memiliki tenaga yang tak bisa disepelekan. Wanita itu berteriak tertahan ketika dirinya dihentak semakin keras.

TWILIGHT RHYMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang