TERJEBAK

165 53 20
                                    

Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.

Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.

Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.

Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!

EIGHTEEN
🔸🔸🔸
.
.
.
.
.

"Aku mengerti," sahut Miley. Dia memandangi sebuah gedung kosong di depan mereka.

"Aku juga mengerti jika mereka sengaja membuat kita berlari kemari. Mereka seakan tengah menuntun kita masuk ke dalam gedung itu," tunjuk Miley menggunakan dagunya pada sebuah bangunan tua dan terbengkalai sekitar seratus meter jaraknya dari posisi mereka saat ini.

"Kita harus menunjukkan pada Sarah jika dia telah salah memilih lawan," timpal Jonah.

Ara menatap sekeliling. Tak ada tujuan lain yang lebih aman untuk menghindari tembakan selain gedung di hadapan mereka. Jika dia tak sedang mengandung, mungkin Ara tak akan masalah jika dirinya tertembak.

"Kita harus berpencar," ujar Ethan. "Mereka pasti mengincar Ara. Jadi, aku dan Ara berlari ke arah gedung itu, sementara kalian berdua pergi menemui Jungkook. Katakan padanya jika Ara sedang dalam bahaya."

Ara mengangguk. "Jika dia tak mengkhawatirkanku, setidaknya dia memikirkan bayinya."

Wanita hamil itu agaknya tengah cemburu karena telah mendengar dari sahabatnya bahwa foto Jungkook dan Sarah tengah tidur bersama telah tersebar di internet di saat dia tak ada di London.

Tanpa aba-aba, wanita itu berlari menuju gedung disusul oleh Ethan. Jonah mengangguk ketika berpandangan dengan Miley.

Miley menoleh ke belakang ketika mendengar suara teriakan Ara. Wanita itu tertembak pada tangan kanannya.

"Ada Ethan. Ayo cepat kita temui Jungkook!" ajak Jonah sambil menarik tangan Miley.

Keduanya berlari menuju rumah Jungkook. Miley melihat sekeliling. Mansion mewah yang menjadi saksi bisu perselingkuhan Jungkook dan Ara itu ternyata benar-benar megah.

Mereka menunggu selama lima belas menit baru gerbang rumah itu terbuka setelah Miley memencet bel. Keduanya harus berjalan cukup jauh dari gerbang menuju mansion.

"Aku baru kali ini datang ke rumah Pevensie," aku Miley.

"Apa ini bisa di sebut rumah?" celetuk Jonah. "Aku tak melihat perbedaannya dengan Istana Buckingham."

TWILIGHT RHYMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang