DIVORCE

208 59 26
                                    

Sudah tahu bagaimana caranya menghargai karya ini? Jika kalian suka lalu membacanya, tinggalkan jejak di sini karena ada banyak hal yang saya relakan sehingga naskah ini dapat kalian baca dengan percuma.

Silent readers adalah sosok paling egois di dunia literasi. Karena mereka hanya mau menerima tanpa memberi. Ini bukan perihal keikhlasan, melainkan caramu menghargai karya orang lain.

Naskah ini bukan hanya sekadar suara berisik dari kepalaku, tapi juga ide yang kukembangkan dengan bersusah payah.

Rate mature dan beberapa harsh words. Jika bacaan seperti ini bukan selera bacaanmu, maka jangan mampir kemari. Bijaklah dalam memilih bacaan!

FOURTEEN
🔸🔸🔸
.
.
.
.
.

Jungkook berulang kali mencium bibir Ara. Meski hanya permukaan bibir yang menempel, hal itu ia lakukan berulang kali dengan perasaan bahagia yang terus meluap dalam dirinya.

"Kau kenapa?" kekeh Ara. Dia baru saja terlelap saat Jungkook masuk ke dalam kamar lalu mengganggunya.

"Menurutmu, kenapa?" Jungkook balik bertanya.

Ara tersenyum simpul. "Jatuh cinta?"

Jungkook membelai sisi wajah Ara sembari memandanginya. "Mari jatuh cinta setiap saat, Ara."

Ara mencebik. "Kau mengatakannya sesaat setelah bertemu mantan kekasihmu."

"Aku tidak tahu dia akan datang kemari," jawab Jungkook. Dia meraih ponselnya lalu memblokir nomor Sarah saat itu juga. "Aku pernah salah merespon suatu keadaan karena aku hanyalah manusia biasa. Tapi, aku berusaha untuk tidak keliru lagi dan mengambil keputusan yang benar dalam hidupku."

"Aku adalah keputusanmu yang benar?"

Jungkook tersenyum lalu mengangguk sambil menaruh ponsel ke atas meja. Sepasang manusia itu tengah berpelukan di atas ranjang hangat mereka.

"Tapi, aku datang menemuimu sebagai pasangan orang lain," ujar Ara.

"Aku juga," sahut Jungkook. "Mari lepaskan mereka dan hidup bahagia setelahnya."

Ara mengangguk perlahan. "Kupikir, pernikahan itu adalah fase hidup yang menakutkan."

"Itu benar bagi mereka yang tak siap menikah. Meski proses kita mungkin sedikit berbeda dengan orang lain, aku siap dari segi apapun menikahimu."

"Cih!" Ara mendecih khas logat Korea membuat Jungkook terkekeh.

"Kau belum mandi sepulang bekerja. Mandi sana!" ucap Ara.

"Kau juga. Ayo mandi bersama."

"Aku lelah. Badanku sakit semua."

"You have a husband. You forgot about it, huh?"

Tawa Ara semakin lepas di kala tubuhnya diangkat lalu dibawa ke kamar mandi. Pasangan itu terlihat bahagia sekali, persis seperti pasangan yang baru menikah dan saling mencintai sungguhan.

TWILIGHT RHYMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang