Langgarkan sila untuknya! Tuan Fu yang haus darah dengan lembut membujuknya

526 - 530

Bab 526: Mengobati Luka

"Oke,"

Qiao An masuk sambil membawa peralatan medis kecil.

"Dokter sudah kembali. Nenek He memintaku mengganti balutanmu."

Kecuali mereka berdua, semuanya laki-laki di sini, jadi tidak dapat dihindari bahwa mereka akan bersikap kasar ketika melakukan sesuatu, dan akan buruk jika itu menyakiti He Yan.

Penglihatan Nenek He kurang bagus, jadi hanya dialah yang bisa mengubahnya.

He Yan langsung mengerti maksud neneknya, dan sudut mulutnya perlahan terangkat tak berdaya.

Wanita tua ini memang benar.

"Oke,"

senyuman tipis muncul di mata bunga persiknya yang sedikit terangkat.

"Itu menyusahkanmu."

"Itu tidak merepotkan,"

Qiao An meletakkan kotak obat di atas meja dan mengaturnya.

"Jika bukan karena aku, lukamu tidak akan bertambah parah."

Begitu kata-kata ini keluar, keduanya tidak bisa tidak memikirkan apa yang terjadi tadi malam, dan ekspresi mereka sedikit berhenti.

Suasana sekitar seketika menjadi menawan.

"Aku ingin mengganti pakaianmu,"

kata Qiao An, memecah keheningan di antara keduanya.

"Di sini, atau di sofa?"

Heyan melirik ke arah sofa dan berkata dengan hangat.

"Di sini saja."

Qiao An menghela napas lega.

Duduk lebih baik daripada berbaring, setidaknya tidak terlalu canggung.

Meski dia baru melihat pria yang tergeletak di hadapannya di pagi hari.

"Buka bajumu."

Meski dia bukan mahasiswa kedokteran, dia telah belajar banyak ilmu kedokteran dari berada di dekat Wan Wan.

Mengganti balutan tidaklah sulit baginya.

Tentu saja, inilah yang dipikirkan Qiao An tentang dirinya dan tidak pernah dipraktikkan.

Mata He Yan dipenuhi dengan senyuman tipis, dan suaranya lembut dan rendah.

"Oke."

Dia mengubah posisi duduknya dan duduk kembali.

Kursi eksekutif juga bergeser ke belakang pada jarak tertentu.

Jari-jarinya yang panjang dan berbeda diletakkan di kancing kemejanya, dan dia membuka kancing kemejanya dengan tenang dan kalem.

Satu.

Dua.

...

Segera, sosok pria yang kuat dan sempurna itu terungkap.

Meskipun He Yan terlihat seperti pemuda yang mulia dan romantis, sosoknya yang tersembunyi di balik pakaiannya sangatlah superior.

Bahu lebar, pinggang sempit, otot dada dan perut.

Dimanapun seharusnya, sudah jelas.

Qiao An menatap lukanya, tidak berani melihat sekeliling, tapi wajahnya jelas kemerahan.

"Mungkin sedikit sakit, mohon bersabar."

Mendengar ini, mata He Yan sedikit menjadi gelap.

Inilah yang dia katakan di telinganya tadi malam.