-18. Jebakan

13 2 0
                                    

"Lo itu bisanya cuman nyusahin tau gak! kalo bukan karna Elvanzo gue gak bakal mau kerja di sini. "

"Orang jahat pergi kamu!! hiks hiks hiks"

"Gue itu cuman nyuruh lo buat makan doang! apa susahnya sih tinggal makan doang. " tekasnya seraya menarik kasar rambut Dera

"Luna apa-apaan sih lo! " tekas Arafella seraya mendorong kuat tubuh Luna yang sedang menjambak rambut kak Dera

"Lo gak usah ikut campur bisa!" ucapnya seraya mencengkram kuat lengan Arafella

"Lo gak pantes ada di sini Lun, gue bakal laporin lo ke Kak Elvanzo. " ancam Arafella berusaha mencari nomor whatsapp Elvanzo

"Lo pikir Elvanzo bakal percaya sama lo? "

"Kalian siapa? pergi kalian dari kamar saya! kalian mengganggu tidur anak saya. " Perintahnya sembari mengusap halus boneka baby berkuncir dua kesayangan nya.

"DAN LO! lo itu harusnya sadar, anak lo udah mati. "

"Dasar gak waras. " sambungnya lagi

"Luna! " pekik Arafella hingga refleks menampar Luna

"PERGI KALIAN AKU BILANG PERGI!"

"Kak Dera, kakak makan dulu yah aku suapin mau?"

Arafella berusaha membujuknya, namun wanita berumur 23 tahun itu hanya menatap tajam netra Arafella.

Sedangkan Luna? ia hanya tersenyum sinis memandangi Arafella yang tengah sibuk membujuk Kak Dera. sembari memikirkan rencana jahatnya.

"Sini bonekanya. " Luna merebut kasar boneka baby mungil dari pelukan kak Dera hingga membuatnya terlonjak kaget

"Anaku!! " Pekik Dera seraya menarik keras tangan Luna hingga membekas merah di lengan nya.

"Lepasin tangan gue bego!" tekasnya mendorong pundak Dera hingga terjatuh dan membentur meja

"Hikss hikss sakit" ringisnya seraya menatap nanar boneka baby yang sedang di injak Luna.

"Luna lo bener-bener keterlaluan. "

"Hentakan kaki? jangan-jangan itu Elvanzo. " Batin Luna seraya menatap tajam Arafella juga Dera

Dan benar saja, Elvanzo datang saat itu juga. begitu pulang dari desa pelacakanya ia langsung menemui Dera, bahkan laki-laki itu masih menggenakan jacket hitamnya yang berslogan VANZO THE R .

"FELLA! lo bener-bener keterlaluan! lo apain kak Dera!?" tekasnya seraya tersenyum sinis

"Hah!? " Arafella diam sejenak mencerna apa yang di maksud Luna, kenapa tiba-tiba ia menuduhnya

"Lo gak tau diri banget tau gak!? ucap Luna semakin membuat Elvanzo yang sedang berdiri di ambang pintu semakin ingin menghabisi Arafella.

"Kak Elvanzo?"

"Jadi gini selama gue gak ada? nyesel gue percaya sama lo"

"Maksudnya aku? kak Elvanzo nuduh aku? udah berapa banyak kak Elvanzo nuduh aku hm?"

"Azooo dia jahat! dia bilang anak kakak udah mati hiks hiks hiks" ucapnya seraya memeluk hangat tubuh adik laki-laki nya.

"Mampus. " Umpat Luna seraya tersenyum puas.

"Kak Dera tidur di kamar Azo dulu yah, nanti biar Luna yang nganterin kakak ke kamar Azo"

Tidak ada jawaban apapun dari kak Dera, hanya ada tatapan nanar dan air mata yang bisa mengartikan semuanya. rasanya ingin sekali ia menolak untuk di antar oleh Luna.

"Ayok kak" ajak Luna lembut seraya merangkul pundak kak Dera

"Dasar licik. " Batin Arafella menatap tajam Luna seraya mengepalkan kedua tanganya

"Lo!"

Elvanzo mencengkram keras pundak Arafella dan menahanya di dinding putih yang banyak di hiasi bingkai foto baby kecil syafira, tubuh kecil itu tak mampu melawan tubuh kekar Elvanzo

Berkali-kali Arafella memohon agar Elvanzo melepas cengkraman kuat di pundaknya, gadis itu hanya meringis kesakitan sembari meratapi nasib buruknya.

"Lepasin! "

"Maksud lo apa bilang anak kak Dera udah mati!" tekas Elvanzo semakin menguatkan cengkaramanya

Merasa muak dengan segala tuduhan Elvanzo kepada dirinya, Arafella mulai memberanikan dirinya

"Gue dan semua orang di rumah ini berusaha buat gak ingetin kak Dera ke masalalu itu, tapi lo _ "

*****

BRUM

BRUM

BRUM

" Tiga dua satu.. "

"Wuah omayguat Erlangga ganteng banget sumpah kalo lagi balapan motor gini" teriak heboh salah satu penonton wanita yang mendukung Erlangga

"Wah gak bisa gue biarin ini, masa cegil Erlangga lebih banyak di banding gue" ujar Arka dengan tengilnya, cowok satu ini benar-benar tak mau terkalahkan gantengnya oleh siapapun.

"Ia lah pasti, kak Erlangga itu jauh lebih menggoda di banding elo"

"Sembarangan aja lo kalo ngomong, gak tau aja nyokap gue dulu ngidamnya telur angsa emas makanya gue bisa gantengnya kek pangeran gini. " ucap Arka tak terima

"Aaaa tuh kan, kak Erlangga menang lagi " hebohnya lagi

"Gitu doang gue juga bisa. " ucap Arka semakin bad mood

Tak ingin berlama-lama berdiri di samping cegil Erlangga yang semakin membuatnya bad mood, Arka lebih memilih menghampiri abang sepupunya sekaligus saingan terberat kepopuleran nya.

"Menang dapet apaan lo? " tanya Arka dengan songongnya

"Dapet pahala karna udah bantu ngebebasin cewek dari tangan si breng***k "

"Aroma-aroma nambahin musuh bebuyutan ini mah"

"Besok kebenaran soal kerusuhan bazar bakal terungkap , semua orang harus tau kalau kita sendiri yang udah nanganin masalah ini bukan si Gheo"

"Emang lo ada bukti? " tanya Arka memastikan

"OF COURSE"

"Apaan? "

"Nanti gue jelasin di mansion, Elvanzo harus tau soal ini" jelas Erlangga sembari menyalakan motornya

"Btw si Pella-Pella itu masih ada di sana?" Erlangga menjawabnya dengan gumaman

"Mungkin besok tuh cewek bakal Elvanzo lepasin karna urusanya mencari bukti itu udah selesai" sambung Erlangga

"Selesai dari mananya kita gak nemuin apa-apa di sana. "

"Suruh anggota lain juga napah sih. " sambung Arka

"Lo lupa sama marahnya Elvanzo waktu itu karna ulah kecerobohan lo?"

"Anjir pake di ingetin lagi" ucap Arka memasang wajah melas

******
Hi gaes segini dulu yah partnya, semoga kalian suka yah😗

Btw jangan lupa bantu vote yah, makasih 😍😗











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELVANZO GEFAN [Impossible Love]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang