After Tragedy - 03

168 24 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 7 pagi, tetapi seorang pemilik kamar dengan cat berwarna putih-abu ini sudah siap dengan pakaian formalnya. Benar, hari ini sang pemilik kamar akan pergi untuk melakukan survey yang dibicarakannya kepada keenam temannya semalam.

Tok...tok...tok...

Pintu terketuk sebanyak tiga kali membuat sang pemilik kamar—Calvin—yang semulanya berada di depan cermin, beranjak menuju pintu dan membukanya.

"Maaf mengganggu Tuan Muda, untuk sarapan kali ini apakah Tuan Muda memiliki pesan khusus atau Tuan Muda memiliki rencana untuk sarapan di luar?"

"Siapkan saja seperti biasa."

"Baik Tuan Muda, saya permisi."

Calvin menutup pintu kamarnya kembali setelah salah satu pelayan rumahnya beranjak pergi dari depan kamar. Calvin kembali mematut dirinya di depan cermin untuk menelisik penampilannya apakah sudah rapi atau belum.

Tring...tring...

Calvin mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan menyalakannya. Dari notifikasi yang berada di lockscreen, terlihat nama Javi sebagai pengirim pesan.

Javi
Online

| Calvin
| Apa lo jadi survey hari ini?

Jadi |

| Jam?



Calvin menatap jam yang ada di dinding kamarnya. Sekarang masih pukul 7 lewat sedikit, ia akan sarapan sekitar 15 menit dan kalau setelahnya ia pergi maka hal itu terlalu pagi. Mungkin ia akan mampir sebentar ke rumah Renan.

Setelah mendapat perkiraan waktu yang pas, Calvin membalas pesan Javi dan memberitahunya bahwa ia akan berangkat pukul 10.

Calvin menaruh kembali ponsel miliknya di atas kasur dan dirinya memilih untuk menuju balkon menatap halaman belakang yang langsung terlihat dari kamarnya.

"Bagaimana rupa mama dan papa?" Tanyanya sembari menatap langit cerah

Selama ini Calvin bertanya-tanya bagaimana wajah dan suara kedua orang tuanya. Walaupun umurnya hampir menginjak kepala tiga dalam waktu beberapa tahun lagi, dirinya juga masih seorang anak yang membutuhkan orang tua.

Setiap kali dirinya menginginkan kehadiran orang tuanya, perasaannya menjadi campur aduk seperti saat ini.

"Ada rasa sedih dan marah yang menjadi satu. Tapi kenapa dengan perasaan marah?"

Calvin kembali masuk dan mengunci pintu balkon. Dirinya memasang sepatu pantofel miliknya dan menyambar ponsel serta dompet yang menjadi kewajiban bawaan setiap ia pergi.

Setelah berkutat dengan sarapannya, Calvin bergegas menuju garasi. Salah satu orang yang ia tugaskan untuk memanasi mesin mobilnya memberikan kunci mobil dan diterima baik olehnya. Calvin langsung memasuki kemudi mobil dan melajukan mobilnya.

Calvin mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang guna menikmati suasana pagi itu. Hari libur memang hari yang pas untuk menghirup udara segar karena belum ada polusi yang berlomba-lomba memengaruhi lapisan atmosfer bumi.

Satu fakta untuk hari ini adalah amnesia Calvin bukanlah permanen, hanya saja kecil kemungkinan untuk Calvin bisa mengingat masa lalunya. Oleh karena itu Renan berkata jika Calvin amnesia permanen agar Calvin tidak dipaksa untuk mengingat masa lalunya.

Calvin terus berkendara hingga melihat salah satu penjual es krim keliling yang entah kenapa malah menarik minatnya.

"Pak, satu di cone ya," ucapnya pada penjual

After Tragedy || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang