After Tragedy - 04

231 33 7
                                    

Pukul 5 sore, Calvin dan Nevan baru selesai survey sekaligus membahas beberapa hal dengan kepala kontraktor yang mengurus pembangunan.

"Wahh gilak gue nggak nyangka kalau akan jadi segede itu," kagumnya

"Hmm tapi itu baru jadi 70%."

"Serius cuma lo jadiin cabang?"

"Iya."

"Kenapa nggak lo pindah ke sini? Apa nggak akan merepotkan lo kalau lo ingin mengurus butik itu?"

"Gue nggak mau merubah apa yang udah di bangun almarhumah mama," tersenyum tipis

Nevan ikut tersenyum dan merangkul Calvin.

"Semua keputusan ada di lo, kita cuma bisa dukung lo dari sini."

"Thanks."

"Makan yuk? Laper nih."

"Boleh."

"Seafood?"

"Kuy?"

"Hahaha," tawa keduanya

Keduanya menghabiskan waktu bersama dari mulai tak sengaja bertemu di penjual es krim hingga makan seafood bersama. Sebenarnya apa yang di bilang Marva pada hari itu adalah 100% benar. Nevan juga ingin dekat dengan Calvin tapi baik dirinya mau Calvin sama-sama canggung.


.


.


.


.


"Thanks buat hari ini, bro," highfive

"Thanks too you, bro."

Setelah mengantarkan Nevan, Calvin memutuskan untuk pergi ke rumah Renan sekalian menginap di sana. Besok ia akan berangkat ke kantor dari rumah Renan karena ia sedang bosan sendirian di rumah 2 lantainya.

Sesampainya di sana, Calvin langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Abis dari mana?" Pertanyaan itu di lontarkan oleh Rai yang melihat Calvin baru memasuki rumahnya

"Habis survey sama Nevan," sahutnya seraya menghampiri Rai

"Nevan?" Mengangkat sebelah alisnya

"Heem."

"Rai, mau peluk boleh?"

Tanpa menjawab, Rai langsung merentangkan tangannya guna memberikan akses Calvin untuk memeluknya. Calvin menghambur ke pelukan Rai seraya menjatuhkan kepalanya di bahu kanan Rai.

"Udah makan?"

"Udah tadi sekalian sama Nevan."

"Lo minta peluk gini emang nggak malu kalau ketahuan? Udah masuk usia nikah juga masa masih minta peluk," ejek

"Hmm..."

Rai terkekeh ringan setelah mendapat tanggapan dari Calvin. Memang sifat yang satu ini tidak pernah berubah dari sebelum amnesia hingga setelah amnesia. Calvin akan selalu meminta pelukan dari Rai saat hanya berdua saja seperti saat ini.

"Lo mau nikah, Rai?"

"Sama lo aja bisa ga?"

"Gue normal ya!" Melepaskan pelukannya dan menatap datar Rai

"Masa sih?"

"Ngomong gih sama tembok," pergi menuju kamar Rai

Setelah kepergian Calvin, Rai memutuskan untuk ke dapur karena tujuan awalnya keluar kamar adalah ingin membuat teh.

After Tragedy || NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang